KOK UDAH RAME BANGET YANG BACA AKSEN?
MAKASIH BANYAK BUAT YANG UDAH MAMPIR DAN SUKA SAMA CERITA AKUU <3
Hanya cerita alakadarnya yang aku tulis berdasarkan halu yang meluap-luap.
JANGAN LUPA KLIK BINTANGNYA DULU, PLEASE, IMBANGIN VOTENYA
JANGAN LUPA SPAM DULU BUAT NEXTT! 100 k0men aku next!
HARAP FOLLOW DULU WATTPAD AKU KARENA ADA PART YANG KE DEPANNYA AKAN DI PRIVAT DAN HANYA YANG MEMFOLLOW YANG BISA BACA
follow me:
instagram @zakisepttiktok @wpblue
spotify @zakiseptMisi kedua: lo harus kasih kotak makan ini. Jangan lupa senyum, jangan lupa kasih ucapan selamat pagi dulu.
Mira mengedarkan pandangannya ke segala arah. Perempuan itu tengah mencari seseorang di kantin pagi ini. Rima dan Sasi mengatakan, bahwa Aksen sering ke kantin di pagi hari sebelum bel sekolah berbunyi.
Namun, nyatanya Mira sudah beberapa kali mencoba mencari Aksen di kantin seperti apa kata sahabatnya, tetap saja tidak menjumpai ada tanda-tanda Aksen di sini.
Di tangan kanannya, sudah ada sebuah kotak makan biru yang disiapkan oleh Sasi karena ini semua merupakan strategi milik Sasi. Sekali lagi Mira mencoba untuk tetap bersabar, dan mencari Aksen di antara beberapa murid yang berlalu lalang.
"Dia biasanya ada di meja pojok kantin, Mir."
"Meja pojok kantin."
Mira langsung melangkahkan kakinya, mencoba menghampiri lokasi yang dimaksud Sasi. Dapat! Mira bisa menyebutkan bahwa pria yang sedang mengobrol itu adalah Aksen.
Mira dengan segera mendekat, namun, semakin mendekat, bukan suara obrolan yang ia dengar melainkan sebuah perdebatan.
"Sen gue mohon lo terima tawaran ini. Pak Tri sendiri yang minta gue buat ajak lo ikut lomba ini. Nama lo juga udah ada di daftar. Kalau lo gak mau, sekolah kita gak ada perwakilan. Lombanya masih tiga bulan lagi."
Mira semakin bisa mendengar jelas bahwa ternyata mereka sedang berdebat di pagi-pagi buta seperti ini. Mira juga ternyata baru sadar bahwa Wira ada di sana sedang berdebat dengan Aksen yang tadi membelakangi pandangannya.
Rupa-rupanya, Wira terus mencoba untuk membujuk Aksen agar masuk ke klub Pidato.
"Lo daftarin gue tiba-tiba tanpa persetujuan dari gue sama sekali. Gue udah bilang berkali-kali kalau gue gak mau ikut lomba beginian!"
Nada suara Aksen lumayan meninggi. Apalagi jarak Mira dengan mereka berdua yang semakin dekat, membuatnya gemetar.
"Bukan gue yang daftar, Sen. Tapi Pak Tri yang putusin ini semua. Gue cuma jalanin amanah dari beliau. Karena Pak Tri yakin kalau lo bisa jadi juara di lomba pidato tahun ini!"
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSEN
Teen Fiction[HARAP FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA KARENA ADA PART YANG DIPRIVAT] ****** Mira kerap kali dijadikan objek balas dendam oleh seorang Aksen Millian Grady, karena paket hitam yang selalu meneror dirinya di malam Jum'at membuat Aksen merasa terguncang se...