AKSEN 26 | MENYERAH?

1K 105 11
                                    

Makin kesini kayaknya makin sepi aja, work aksen, ehehe... :(

At least, i've tried for wrote this story, thank you for all readers who send feedback love as much as you can. You're special for me <3

Aku update lagi kalau vote di chapter ini lebih dari vote di chapter sbelumnya, yaa.

Happy reading...

 Mira menolehkan kepalanya ke arah pintu ruangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 Mira menolehkan kepalanya ke arah pintu ruangan. Seketika, pandangannya menangkap sosok pria bertubuh jangkung yang berdiri di sana. Mira menelan salivanya, kaget kenapa Aksen bisa tahu bahwa dirinya ada di sini. Seketika, Mira berusaha untuk mengulas senyum, meski terlihat awkard. Momen paling memalukan.

"Eh, ada Kak Aksen. Sejak kapan di situ, Kak?" tanya Mira sok polos. Oke, ini demi menjaga rasa malunya yang berlebihan. Padahal, Aksen sendiri hanya tak sengaja lewat lorong bagian ini ketika membuang sampah. Tak menyangka, bahwa sosok perempuan di dalam ruang musik adalah Asmirandah.

Aksen melangkah maju, mendekati Mira yang beranjak berdiri tak lagi menghadap piano besar. "Lo suka piano?" Suara beratnya menyapa telinga Mira, membuat perempuan itu terkesiap dengan pertanyaan Aksen yang menurutnya terkesan tidak ada emosi. Mira mengangguk, masih memamerkan senyumannya.

"Kenapa gak gabung Klub Musik?" Pertanyaan Aksen, membuat Mira menghela napas pelan. Sejak dulu, ia ingin bisa memainkan piano. Tapi, menurutnya itu hal mustahil. Bertahun-tahun Mira latihan otodidak, tanpa pembimbing, membuat Mira tetap tidak bisa memainkan tuts-tuts piano ini.

Mira menggeleng lemah, mencoba tetap tersenyum. "Enggak, Kak. Ngerasa berat aja kalau gak ada yang ajarin," ungkap Mira kecewa. Seketika, arah pandang Aksen menyoroti tingkah Mira. Sepertinya, masih ada banyak hal tentang Mira, yang belum ia tahu. Mungkin, Aksen tidak akan menggalinya saat ini.

"Kalau gitu, lo kenapa gak—"

Mira menarik tangan Aksen seolah-olah memberi kode untuk bersembunyi saat mendengar suara dari arah luar ruangan. Membuat Aksen yang sedang mengucapkan sepatah kalimat, langsung terhenti dan mengurungkan niatnya. Hingga tanpa sadar, tangannya menarik Aksen untuk bersembunyi di balik lemari besar Ruang Musik.

"Lo mau ngapain?" geram Aksen karena harus ikut bersembunyi di balik lemari bersama dengan Mira. Cewek itu menempelkan jari telunjuknya ke bibir, memandakan bahwa lebih baik diam dulu.

"Diem dulu, Kak. Ada orang di luar."

"Ah, Si Kevin enak banget langsung suruh-suruh aja."

"Iya, coba dia sendiri kenapa, sih?"

Suara itu semakin dekat, membuat Mira berkeringat dingin di balik persembunyiannya. Mira bisa memprediksi, bahwa mereka berdua adalah salah satu murid yang mengikuti Klub Musik. Dan mungkin, ada barang yang tertinggal di sini.

"Eh, kenapa pintunya kebuka? Lo tadi gak kunci ruangannya?"

Siswi yang satunya mengedikkan bahunya. Mira bisa pastikan, bahwa dia adalah teman cewek yang satunya lagi. "Mungkin si Kepin yang lupa kunci. Ketua Klub pikun emang. Udah buruan lo ambil yang dia suruh tadi. Kertas yang isinya not-not balok piano."

AKSENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang