Saran gue yang abis klik chapter ini jangan kebanyakan senyum yahh, udah mulai masuk fase ending bentar lagi!!
little bit sad, but, sebuat cerita pasti harus ada ending bukann?
isi kolom komen, ramein guys, vote jgn lupa! happy reading! <3
Kali ini Aksen memberanikan diri untuk mendekati Mira dan meminta maaf padanya sekarang juga. Karena apa? Karena ia tak mau pikirannya terus terbebani masalah kemarin yang selalu menghantui dirinya.
Aksen masih melangkah lantai lorong kelas XI yang tentunya membuat beberapa pasang mata, bahkan banyak sorakan.
Ya, tentu ini bukan hal biasa, saat Aksen Millian Grady menginjak lantai lorong kelas XI yang notabenenya dia adalah anak kelas XII.
"Mira kelas XI IPS 2 ada?" Suara berat Aksen menyapa gendang telinga anak cewek yang sedang duduk santai di depan kelas yang Aksen yakini, bahwa ini adalah kelas Mira.
Aksen memasukkan kedua tangannya di saku celana dengan santai sambil menunggu kedua siswi ini tak gugup menjawab pertanyannya. "Ka-kakak ngomong sama a-aku?"
"Hm," sahut Aksen hanya dengan suara beratnya.
"Se-sebentar, ya, Kak." Siswi itu saling dorong mendorong hingga akhirnya mereka berdua masuk ke dalam kelas dan meninggalkan Aksen sendiri. Ia lebih memilih untuk menyandarkan punggungnya di dinding kelas bercat putih.
Cowok itu mendongakkan kepalanya menatap langit-langit plafon hingga membuat jakunnya naik turun. Ia menghela napas sejenak, memejamkan matanya, mencoba menghilangkan bayang-bayang Mira yang terus ada di benaknya.
***
bab 38
membencimu
**
"Oke, pokoknya lo gak boleh pakai acara nangis-nangis lagi pagi ini! Lo harus bisa tunjukin ke Kak Aksen kalau sejatinya lo udah lupain dia. Oke?!"
Mira mengangguk perlahan, diikuti oleh gerakan ia mendaratkan pantatnya di atas kursi kekuasaan Mira sendiri. Sasi dan Rima ikut duduk di sebelah Mira dengan semangat.
"Iya, lo jangan nangis lagi. Harus bisa bangkit. Kita gak bakal paksa lo buat lakuin misi-misi lagi, kok. Semua misi itu kayaknya cuma sia-sia aja. Kak Aksen juga tetap cuek sama lo," tambah Sasi yang dijawab anggukan kepala saja oleh Mira. Karena memang faktanya ini.
"Demi menghilangkan rasa gelisah sahabat gue, dengan ini gue traktir di kantin!!"
"YEY!! AKHIRNYA LO TRAKTIR GUE SETELAH SEKIAN ABAD GAK MAU," teriak Rima sambil berdiri dan menatap penuh binar ke arah Sasi yang memberengutkan bibirnya masam.
"Eh, enak aja! Gue mau traktir Mira doang!" Sasi menggeleng kuat-kuat. "Gak ada acara traktir yang namanya RIMA LEILANI!" tukasnya kejam membuat Rima memasang ekspresi baby face di hadapan Sasi penuh harap.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSEN
Teen Fiction[HARAP FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA KARENA ADA PART YANG DIPRIVAT] ****** Mira kerap kali dijadikan objek balas dendam oleh seorang Aksen Millian Grady, karena paket hitam yang selalu meneror dirinya di malam Jum'at membuat Aksen merasa terguncang se...