AKSEN 36 | MASIH SIAL

612 64 47
                                    

Here we go!! who's excited?! LAMA BANGET UDAH GAK UPDATE 

jangan lupa follow instagram @zakisept dan @wpzakisept buat spoiler lainnya. 

yang baca chapter ini jangan emosi yahh, gue yakin kalian gak kuat hati sih >>>>>

 Mencoba memberanikan diri, Asmirandah menapakkan kakinya di kantin sekolah yang kali ini tidak terlalu ramai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mencoba memberanikan diri, Asmirandah menapakkan kakinya di kantin sekolah yang kali ini tidak terlalu ramai. Entahlah, setelah Rima mengucapkan kalimatnya tadi, Mira menjadi tertantang untuk membuktikan, bahwa ia bisa meluluhkan hati Es Aksen sehingga misinya tentang memberi tahu semua amanah Om Herman bisa segera terlaksana.

"Nyesel gue kasih tahu lo mimpi semalem," sewot Mira menoleh ke kanan, mendapati Rima meringis tanpa dosa. Sasi menepuk bahu Mira dengan dukungan positif.

"Nih, susu botolnya udah gue beli, tadi. Sekarang, jangan lupa, lo harus rayu sebaik dan semanjur mungkin biar Kak Aksen tertarik terus ambil susu botolnya."

Dahi Mira mengerut saat Sasi menyodorkan susu botol ini. "Tunggu, deh. Kenapa gak susu botol yang ukuran sedang seperti biasa?"

Sasi mengedikkan bahunya acuh tak acuh. "Ya, gak pa-pa, sih. Cuma mau cari sensasi baru aja. Mungkin, Kak Aksen bosan susu kotak terus, jadi, gue ganti ini," jelasnya panjang lebar. 

"Nih, buruan ambil!" Mira mengulurkan tangannya, menerima susu pemberian Sasi.

"Udah, kelamaan, banyak intro! Kayak mau ujian aja, lo! Buruan!"

Tanpa aba-aba, Rima langsung mendorong punggung Mira hingga posisi cewek itu sekarang berada di kantin bagian dalam. Ia mengerucutkan bibirnya kesal karena dengan begonya, Sasi juga Rima mendorong tubuhnya begitu saja. Kan, kaget.

"Udah, sana!" usir Sasi dan Rima dengan memberi aba-aba semangat tangan di atas dengan mengepal, sedangkan Sasi mengusirnya seperti mengusir ayam saja.

Mira menghembuskan napas. Oke, jangan gugup. Mengingat sifat Aksen semalam dan tadi pagi, sepertinya cukup membuat ia yakin bahwa emosi cowok itu pasti sedang baik-baik saja siang hari ini. Mira menarik napas, menghembuskannya, lantas melangkah perlahan menuju bangku posisi Aksen dan ketiga kawannya.

Menyelusup di antara beberapa kursi dan bangku kantin di bagian tengah demi menuju sudut kantin saja, Mira rela lakukan demi misinya dan amanah Om Herman.

Langkah kakinya berhenti tepat di antara keempat pria yang sedang berbicara sangat serius. Mira bisa menangkapnya dari ekspresi wajah Kak Aksen dan ketiga kawannya yang berbeda-beda. Namun, satu yang Mira sadari sekarang, sorot mata tajam Aksen muncul.

"Si-siang, Kak Aksen."

Suara cempreng Mira dengan bibir bawahnya yang sedari tadi ia gigit, membuat perhatian Aksen teralih sempurna dari menghadap meja, sekarang menatap Mira dengan penuh sorot kedinginan bahkan menyeramkan dari tadi pagi. Kenapa dia? Mira salah apa?

AKSENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang