AKSEN 11 | JUS STRAWBERRY

1.3K 143 503
                                    

Aksen update lagi, nih, yakali gak diramein?

Absen dulu, yuk, kalian baca ini karena faktor apa? Sebutin satu aja

jangan lupa share dan vote cerita aku <3 love all, send hug buat yg udah gak sider

karena kemarin banyak yang demo chapternya dikit, nih aku kasih rada panjang, awas kalo gak vote dan ramein tiap kolom komennya 😠😤

karena kemarin banyak yang demo chapternya dikit, nih aku kasih rada panjang, awas kalo gak vote dan ramein tiap kolom komennya 😠😤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ada apa, Kak? Kok tahu kalo aku ada di sini?"

Yang ditanya hanya senyum-senyum sendiri dengan muka yang tentu sangat membuat orang salah fokus karena senyuman pria itu.

"Nanti, pulang sekolah bisa pulang bareng? Kebetulan gue gak ada rapat Osis," ucap Wira membuat Mira berteriak dalam hati. Sungguh, hal seperti ini sangatlah langka. Mira membulatkan matanya lantas mengangguk.

"Mau, Kak. Beneran bisa?"

Selepas Mira tak ada di samping Aksen karena sudah melesat mendekati Wira, Aksen tersenyum kecil. Setidaknya, ia berhasil mengulur waktu untuk rencana ini berhasil.

"Gimana, Sen?" tanya Alfa memastikan sambil menaikkan satu kakinya di atas paha.

Sudut bibir Aksen terangkat ke atas, "Jalankan sekarang!"

Aksen yang mendengar pembicaraan mereka berdua mendengkus kesal. Meski posisi mereka terpaut lumayan jauh, namun Aksen merasa tak suka jika Mira dekat dengan Wira, rivalnya sendiri.

"Buruan, Yon!" tegas Aksen lantas dijawab anggukan oleh Deon.

Pria itu meraih kantong plastik, dan menggelindingkan beberapa kelereng yang sangat licin di bawah meja.

Tentu, kelereng itu akan menggelinding menuju posisi Wira dan Mira. Sedikit saja perempuan itu mundur, akan dipastikan Mira tersungkur jatuh karena menginjak kelereng.

Menghitung mundur kesialan Mira, Aksen mengalihkan tatapannya agar tidak terus mengamati kelereng itu.

Bisa-bisa ia nanti disangka pembuat masalah ini lagi.

Tentu, Aksen tak mau itu terjadi.

"Mir, itu di rambut lo kayak ada sesuatu, bentar, deh."

Mira mengubah ekspresinya. Perempuan itu meraba rambutnya, namun tak berhasil menemukan sesuatu yang mengganjal.

"Ada apa, sih, Kak?"

Mira terus meraba, namun tangan Wira lebih cepat menemukannya.

"Lo jauh banget, deketan dikit, dong!"

Wira spontan menarik pinggang Mira, hingga membuat perempuan itu terdorong maju dan sangat dekat dengan tubuh Wira.

Kelereng itu berhenti menggelinding. Aksen menoleh sebentar.

AKSENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang