udah chapter 40 aja, deh.... artinya udah semakin mendekati endinggg!!!!
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN UNTUK DUKUNGAN LEBIH BAIK BUAT AKUU!
MARI BERSPEKULASI LEBIH JAUH SIAPA PELAKUNYA??
FOLLOW AKU DULU BESTIEEE YAKALI KALIAN BACA TANPA TAU SIAPA PENULISNYA, HAH? AGAK TERIAK NIH GUE BESTIEHH
Mira tercenung dalam diam. Masih pagi, namun pikirannya langsung dihadapkan pada kenyataan di mana perkatan Aksen tadi menusuk pikirannya. Ini hari Senin. Padahal, dua hari kemarin ia nyaman saja saat memblokir kontak Aksen dan cowok itu tidak mendekatinya. Ia juga bisa istikamah untuk melupakan Aksen.
Tapi, Mira jadi kepikiran, tahu, atas omongan Aksen tadi. Itu beneran atau hanya jebakan dari Aksen untuk membuatnya lebih baik terluka?
"Eh, ayam, ayam lompat!" titah Mira tiba-tiba membuat Rima yang bersiap untuk mengejutkan Mira dari belakang dengan Sasi, langsung mengerutkan kening heran.
"Anjrit, gue belum ngagetin lo, Mir. Masa udah kaget duluan, sih. Mana jadi gue yang kaget pula sekarang." Rima mengambil duduk di sebelah Mira lantas mengelus dahi.
"Pftt!!" Mira menahan tawa, namun gagal. Membuat Rima mengerutkan kening.
"Gue emang sengaja kagetin lo duluan. Karena gue udah tahu kalau lo di belakang gue," jelas Mira membuat Rima memelototkan mata kaget. "Hah?! Kok bisa?!"
Mira tersenyum tipis, lantas menggoyang-goyangkan sebuah buku di tangannya. "Nih, sampul plastik bening dari buku gue."
"Pfttt!! HAHAHA ANJIR! Lo kalah pinter sama Mira," ejek Sasi tak kuasa menahan tawanya. Sekarang tawa itu pecah. Rima memberengut kesal.
"Sialan. Besok gue harus lebih was-pa-da," ejanya dengan bibir yang dimaju-majukan membuat Mira menyingkir karena bau napas Rima beraroma jengkol.
Cewek itu menghentikan tawanya, seketika ia melihat bayangan dirinya dari pantulan sampul plastik bening. Sasi yang melihat, langsung penasaran. "Kenapa, Mir?"
"Masalah Kak Aksen," jawabnya santai nan pelan. Ia tak mau semua orang tahu.
Sasi mendekatkan tubuhnya ke arah Mira, begitu juga dengan Rima. "Kenapa dia?!"
Mira memainkan tutup bolpoin, bingung harus bercerita atau tidak. "Dia minta maaf sama lo?" tanya Sasi menaikkan alisnya makin kepp ceritanya.
Yang ditanya hanya mengangguk lemas dan menghela napas. Tapi arah pandangnya tetap pada tutup bolpoin dan meja. "Terus, lo maafin dia?" timpal Rima kali ini.
"Belum," respons Mira singkat.
"Jangan gampang maafin orang, Mir. Lihat lagi seberapa buruk tingkah laku dia terhadap lo. Gue gak mau sahabat gue kenapa-napa untuk kedua kalinya."
Ucapan Sasi ada benarnya juga. Ia juga tak mau jatuh di lubang yang sama untuk kedua kalinya. "Tapi gue heran, kenapa tiba-tiba?" timpal Rima membuat Sasi memicingkan mata penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSEN
Fiksi Remaja[HARAP FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA KARENA ADA PART YANG DIPRIVAT] ****** Mira kerap kali dijadikan objek balas dendam oleh seorang Aksen Millian Grady, karena paket hitam yang selalu meneror dirinya di malam Jum'at membuat Aksen merasa terguncang se...