AKSEN 02 | LOKER 37

4.2K 411 251
                                    

Halo! Absen dulu, yuk, emoji apa yang menggambarkan keadaan kalian sekarang?

Bantu aku buat  klik bintang di bagian bawah, komen di setiap in-linenya, juga share sebanyak-banyaknya ke temen temen kalian, yuk? Udah? <3

Sebelum lanjut, semangatin aku dulu buat lanjut next chap! xx

Now playlist —Lantas, Juicy Lucy

Aksen mengusap peluh keringat selepas menghindari kejaran Wira

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aksen mengusap peluh keringat selepas menghindari kejaran Wira. Rivalnya yang satu itu memang selalu mengusik juga memaksanya untuk kembali gabung ke klub pidato apalagi mengikuti lomba pidato dalam bulan ini. 

Tentu, tanpa pikir panjang, Aksen langsung menolak tawaran Wira.

"Lo lari-larian ngehindar dari Wira, tapi kenapa ajak kita-kita?"

Pertanyaan dari pria di belakang tubuh Aksen, membuat pria itu juga sepertinya sangat ngos-ngosan dengan napas yang tak beraturan.

"Iya, nih. Mana si Wira juga ajak temennya juga buat kejar Aksen. Padahal, jelas-jelas kalau kalau lo gak mau. Iya, gak, Sen?" tambah pria satunya lagi kini duduk di samping loker mereka.

Aksen meneguk air mineral dari dalam lokernya, lantas melempar pandangan ke ketiga sahabatnya. 

"Udahlah. Itung-itung lo juga pada olahraga, kan. Sampai kapanpun, gue gak bakal mau terima penawaran dia!"

Alfa, yang sedari tadi ngos-ngosan kini mengambil duduk di sebelah Deon yang juga sama lelahnya. 

"Lagian, anak orang udah bilang gak mau tetap aja maksa," timpal Gavin yang baru selesai buang air kecil, saking lelahnya berlari.

Aksen tak menjawab. Pria itu menyandarkan tubuhn di pintu loker nomor 37 miliknya dengan tangan yang masuk ke dalam ruangan kecil loker itu.

Bruk!!

Tiba-tiba sebuah buku dengan sampul transparan, jatuh hingga terinjak oleh Aksen. Pria itu langsung mengerutkan keningnya baru sadar ada sebuah album foto di loker.

Tangan pria itu terulur untuk mengambil sebuah album foto yang tergeletak di atas lantai dan terinjak oleh kakinya saat ia baru sadar beberapa detik setelah album foto itu jatuh. 

Gavin dan Alfa yang duduk langsung saling melempar pandang kebingungan.

Deon juga sama, menggaruk tengkuknya bingung. Setahu mereka, Aksen tidak pernah menyimpan barang seperti itu di loker miliknya sendiri.

"Punya siapa, Sen?" tanya Alfa terlebih dahulu, namun tidak ada jawaban dari Aksen yang membuka perlahan album foto itu. 

Pria itu membuka perlahan lembar demi lembar album foto yang tertempel beberapa foto mendiang Papanya. 

Bahunya bergetar hebat. Rahangnya mengeras, semakin tak kuasa menahan amarah yang memuncak ini.

Deon yang merasa aneh, langsung melempar pandang ke arah Gavin dan Alfa. 

AKSENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang