Sudah siap mengarungi kisah Mira-Wira-Aksen lagi?🥵💘
Siapa yang udah gak sabar? Kurang 1 chapter lagi kalian bisa tahu ending AKSEN! 😁😁
KLIK BINTANG DI POJOK BAWAH DAN RAMAIKAN KOLOM KOMEN DENGAN SUPPORT KALIAN ❤️🔥❤️🔥
Sambil baca, please banget play lagu di atas biar ada feelnya waktu baca, happy reading <3
"Promise me you'll survive. That you won't give up, no matter what happens. No matter how hopeless." - Jack
****
Masa-masa latihan bersama Wira demi mendapatkan maaf dari Mira, benar-benar dinikmati oleh Aksen pada setiap prosesnya. Meski pada awalnya, laki-laki itu sering sekali beradu pendapat dengan muka garangnya.
"Gimana kalo gue main lagu lain? Arghh, nih lagu masalahnya--"
"Lo mau dapet maaf dari Mira, gak?"
Pertanyaan skeptis itu benar-benar membungkam Aksen sepersekian detik. Ruang Musik yang sore itu memancarkan cahaya matahari, mendesak masuk lewat sela-sela jendela yang sedikit terbuka itu, benar-benar kedap suara.
Aksen mendongakkan kepala, menatap tajam Wira dengan manik mata cokelatnya.
"Referensi lagu lain? Lagu ini terlalu menye-menye buat gue."
Wira mendesah berat. Baru kali ini ia bertemu dengan seorang yang benci akan lagu spesial pada zamannya itu. Lagu teromantis untuk dimainkan dengan piano.
Bermain dengan hati.
Ditariknya kursi lalu mendekat ke arah Aksen hingga menimbulkan bunyi berderak. "Masalahnya, cuma dengan lagu ini yang Mira suka kalau lo pake hati waktu main pianonya."
Aksen berdecak kesal. Baru hari kedua untuk bermain piano, namun ia masih begini-begini saja. Hanya bisa bagian awal dari lagunya, tanpa bisa beranjak lebih bahkan menuju bridge lagunya saja ia masih kewalahan.
Piano memang bukan keahliannya.
"Main piano dengan hati memang bukan sesimpel kelihatannya, Sen," ucap Wira memecah kesunyian di antara mereka tatkala Aksen mengacak rambutnya frustrasi.
"Sejak Mira tahu kalau gue suka piano," jeda sebentar. Laki-laki itu seperti kembali mengingat momen bagaimana Mira memergokinya tengah memainkan piano di Ruang Musik sendirian. "Cewek itu bener-bener semangat buat tahu lebih lanjut cara main piano."
Aksen masih mendengarkan. Wira menghela napas sejenak. "Dari tatapan matanya udah jelas, Sen. She fall first with piano. Gue bisa nilai itu. Ada ketertarikan tersendiri bagi Mira waktu gue main piano."
Cowok berkepala batu dan berhati es itu, tiba-tiba memicingkan matanya. "Lo yakin, dia cuma tertarik ke piano? Bukan tertarik sama lo?"
Terlihat dengan cepat relief lekukan di dahi Wira. "Sialan lo. Gini-gini gue mau bantu lo buat dapat maaf dari Mira."
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSEN
Teen Fiction[HARAP FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA KARENA ADA PART YANG DIPRIVAT] ****** Mira kerap kali dijadikan objek balas dendam oleh seorang Aksen Millian Grady, karena paket hitam yang selalu meneror dirinya di malam Jum'at membuat Aksen merasa terguncang se...