AKSEN 46 | CONFESS

332 27 3
                                    

Hai, teruntuk kalian yang sudah mau kembali membaca AKSEN! happy reading!

Enjoy your day dan jangan lupa vote komen guyss! Ini gratis dan dukungan kalian juga simple banget buat penulis pemula kayak aku! 

FOLLOW UNTUK INFO LEBIH LANJUT DI :

instagram @zakisept dan @wpzakisept
twitter @zakisept
tiktok @wpblue

Terdiam beberapa detik, membutuhkan pasokan oksigen lebih banyak dari biasanya, membuat Mira memikirkan kemungkinan terbesar apa yang akan terjadi setelahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terdiam beberapa detik, membutuhkan pasokan oksigen lebih banyak dari biasanya, membuat Mira memikirkan kemungkinan terbesar apa yang akan terjadi setelahnya.Tatapan mata Mira seketika menjadi kosong dan menerawang jauh.

Gawat, bibirnya bergetar hebat. Padahal hanya sederet kalimat sederhana dari Aksen, tapi mampu memorakporandakan perasaan hatinya saat ini. Aksen sibuk tersenyum yang sialnya terlihat manis di manik mata Mira.

Masih terdiam, Aksen perlahan menyandarkan kepalanya ke pundak kanan Mira.

Gadis itu terkejut, sadar dari lamunannya. "Ka-kamu ngapain, Ka-Kak? Berat, tahu!"

Demi apapun, Mira sangat-sangat ingin hilang saja sekarang. Huee! Meong, tolong!

"Sebentar," kata Aksen seolah-olah nyaman di bahu Mira.

"Mau tidur?" tanya Mira dengan polosnya melirik Aksen yang nampak sempurna di setiap lekukan wajahnya. Hidung runcing, alis tebal, kulit putih bersih, manik mata cokelat terang, dan rahang kokoh yang menggoda, membuat siapapun akan betah berlama-lama menatapnya.

Hanya saja, sikapnya yang terkadang pedas, kejam, terkadang halus membuat banyak cewek juga berpikir dua kali untuk mendekati Aksen.

"Hm," gumamnya membuat tubuh Mira menegang. Hm, doang, tapi kok...

"Memang semalem ke mana? Kok gak tidur?"

Kenapa gue jadi perhatian gini, sih, sial! HUEEE!! HELP!

"Begadang," sahut Aksen sembari terus nyaman di bahu Mira.

"Ngapain? Kok malah begadang?" sewot Mira makin tak santai.

"Pikirin lo," jawab Aksen dengan nada santai dengan mata yang tadi terpejam.

Mira meremas rok sekolahnya. Ah, kenapa ia jadi banyak ge-er seperti ini? Tidak! Ia tidak boleh hanyut dalam permainan Aksen. Bisa saja, kan, cowok itu berpura-pura menjadi kalem seperti ini karena ada rencana busuk yang lain? Ya, bisa aja, sih.

Aksen mengangkat kepalanya dari bahu Mira, membuat cewek itu menatapnya cengo.

"Lo gak mau gue pikirin?" tanya Aksen seperti anak kecil yang merajuk.

"Buat apa Kakak pikirin aku?"

Aksen tersenyum menggeleng polos. "Gak tahu. Suka aja. Gue lakuin hal yang bikin gue suka. Gak salah, kan?"

AKSENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang