AKSEN 14 | KOALA KUMAL

1.3K 139 479
                                    

Astagfirullah sori banget baru update 😭😭🔫🔫🔫

Baru dapet hilal mau update hari ini, sori kalo telat kebangetan yaa, ada yg nungguin gak? 😥

Sebelum baca, spam 🔥 disini 👉

Absen dengan makanan fav kamuu👉

Sudah melewatkan beberapa menit bagi Mira berlama-lama di sebuah toko boneka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah melewatkan beberapa menit bagi Mira berlama-lama di sebuah toko boneka. Padahal, Mira sudah menolak Wira untuk langsung pulang saja dan tidak usah ke Mall untuk membeli sesuatu.

Namun, kata Wira, sekalian membeli perlengkapan kebutuhan Ibunya di rumah nanti. Mira tidak bisa menolak jika sudah seperti ini. Dan di sinilah mereka sekarang.

"Mir, lo mau yang mana? Pilih aja sesuka lo. Gue udah selesai beli kebutuhan Ibu."

Wira menatap Mira lekat, dengan tangan kanan yang membawa sebuah boneka gajah lucu nan menggemaskan.

Mira mengalihkan pandangannya ke sekitar. Hanya ada beberapa rak bertingkat yang isinya serba boneka. Mulai dari ukuran besar hingga kecil.

Mira menggeleng, "Kayaknya gak perlu, deh, Kak. Aku gak terlalu suka sama beginian. Buang-buang uang, nantinya. Mending buat kebutuhan lain aja, deh, Kak."

Bukannya menanggapi, Wira mengulas senyum tak berselang lama tawanya pecah begitu saja. Pria itu mendekati Mira dan masih setia menatapnya.

"Lo tenang aja. Gue yang bayar nanti. Anggap aja ini sebagai maaf gue, kan? Ayo pilih."

Mira menghela napas. Tak enak hati ia lama-lama. Wira sudah mengajaknya ke sini, dan dia menolak begitu saja. Tentu sangat tidak nyaman bagi Wira.

Mira akhirnya melangkahkan kaki mendekati rak boneka yang ukurannya tidak terlalu jumbo. Karena menurutnya, boneka terlalu besar hanya membuat ia kewalahan.

Tangannya terulur memegang sebuah boneka beruang cokelat.

"Ini aja, deh, Kak. Daripada Kakak kecewa sama aku karena aku gak pilih boneka sama sekali. Gimana, lucu?"

Mira meremas-remas pipi boneka beruang cokelat yang ukurannya standard itu. Senyuman Wira setipis kertas masih menghias wajahnya.

Pria itu menggeleng. "Kayaknya jangan, deh."

"Kenapa?" Mira mencebikkan bibirnya.

"Bonekanya terlalu manis. Nanti kalau lo kalah sama pesona bonekanya, gimana?"

Blush!!

Pipi Mira sekarang benar-benar merah merona seperti tomat masak.

HUEEE!!! BAGAIMANA INI?

Mira tersenyum malu bahkan ia juga tersipu malu.

Perempuan itu menatap Wira lagi. "Ah, gombal banget, sih, Kak! Bisa aja, deh!"

AKSENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang