AKSEN 20 | CEMBURU

1.7K 127 15
                                    

happy reading bwestiehhh 

mending spam komen next dulu sebelum kita lanjut...

terimakasih buat yang udah baca cerita sederhana 'aksen', baik dari jalur Tiktok, Instagram, maupun jalur pribadi dan mandiri. Satu dukungan berarti banget <3

 Sial! Kenapa dia bener-bener beda dari biasanya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sial! Kenapa dia bener-bener beda dari biasanya?

Mira menahan napas mati-matian sekarang. Jaraknya masih belum berubah dengan Aksen. Bahkan, hidung Aksen dengan hidungnya, hampir saja menempel jika Aksen tidak langsung mendorong tubuh Mira hingga membuat perempuan polos itu terjungkal ke belakang dan terjatuh dengan posisi pantat yang sangat sakit membentur lantai keramik.

"KAK AKSEN, KENAPA DORONG AKU, SIH?!" kesalnya sambil mencebikkan bibir merahnya natural tanpa lipstik sama sekali.

Ya, Mira sama sekali tidak menggunakan alat kosmetik semacam itu. Mungkin hanya sekali kemarin karena paksaan dari Rima dan Sasi. Ia sungguh kapok tak mau mengulangi.

Mira bangkit berdiri dengan menepuk-nepuk pantatnya yang kotor. Ia menggerutu kecil.

"Ngeselin, sih, ganteng tapi gak punya hati. Untung gue sabar, nih, kalau gak...."

"Gue denger," kata Aksen seketika membuat Mira mengatupkan mulutnya rapat-rapat. Cewek itu menarik napas pelan, tidak boleh marah-marah di situasi kali ini. Ia harus bisa memanfaatkan kondisi sekarang untuk menarik perhatian Aksen. Ya, meski ia tahu pasti cowok hati batu itu akan mengusirnya.

"Kak Aksen belum selesai itu kasih obatnya. Di bibir Kakak juga ada darah kering, tuh, sini aku bersihkan," ungkap Mira dengan cepat mendekati ranjang Aksen lagi, namun pria itu menyilangkan kedua tangannya, menandakan tak mau diberi pengobatan lagi.

"Gue gak mau. Biarin gini aja. Gue juga nyaman kalau bibir gue gini," tukas Aksen membuat Mira memutar bola mata jengah. Tanpa aba-aba, Mira langsung menangkup rahang kokoh Aksen dengan tangan kanannya hingga membuat pandangan mereka bertemu lagi dalam sekali tatapan.

Aksen membulatkan matanya tak percaya saat Mira berani menolehkan kepalanya seperti tadi.

"Diem dulu, jangan banyak omong. Ini nanti lumayan sakit, tahan, ya, Kak."

Mira mulai mengoleskan kassa yang sudah ia celupi cairan NaCl agar sudut bibir Aksen tidak ada lagi bercak darah. Aksen meringis pelan, namun kali ini tidak menarik atau mendorong Mira. Ia tak mau membuat cewek freak ini nantinya ke-ge-er-an. Meski menahan sakit, Aksen masih sempat menatap Mira yang sepertinya serius menghilangkan bekas ini.

"Kenapa, sih, harus pakai acara berantem? Kenapa gak diselesaikan dengan acara kekeluargaan aja? Kan bisa gitu, duduk dulu, terus omongin ada masalah apa. Jangan langsung main tonjok-tonjokan kayak tadi. Bisa, gak? Harus banget, pakai acara itu? Mending acara arisan aja, lebih kekeluargaan kalau mau bahas sesuatu."

AKSENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang