AKSEN 28 | CUEK

930 88 4
                                    

Kalau udah baca chapter 27 sih, harusnya kalian paham, dan bisa nebak, Aksen beneran ngerasa kehilangan atau cuma pura-pura?

Misteri belum terungkap yaa... masih ada di phase berikutnya. stay tune <3

follow akun wattpad aku dulu yang ini zakisept biar kalian tahu update-an selanjutnya. Tag juga ke akun instagram aku @zakisept dan @wpzakisept tentang adegan fav kalian, sering spoiler disana.

 Tag juga ke akun instagram aku @zakisept dan @wpzakisept  tentang adegan fav kalian, sering spoiler disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah beberapa hari ini, Mira benar-benar menjauhi Aksen. Cowok itu juga merasakan perubahan sikap Mira padanya. Mulai dari tidak lagi menganggunya, tidak lagi mengusiknya, bahkan, cewek itu juga tidak lagi menyodorkannya sekotak susu cokelat.

Sungguh, Aksen sepertinya merindukan sikap Mira yang dulu. Bahkan semenjak dirinya berpura-pura marah waktu lampau di perpustakaan, Mira tetap tidak menghampirinya.

Pertanda apa ini? Apa cewek itu sudah benar-benar menepati janjinya untuk menjauhi dirinya dan tak lagi menggangunya?

Aksen meneguk sebotol air mineral selepas berolahraga. Hari ini memang sangat panas dan terik matahari sungguh menusuk kulit siapapun yang berani berlindung dibawahnya. Seperti saat ini, Aksen baru saja beristirahat setelah penat bermain sepak bola.

"Cuaca hari ini bener-bener panas. Lebih panas dari omongan tetangga gue," cibir Gavin sambil mengibas-ibaskan tangannya bahkan sempat mengibaskan baju futsalnya.

Memang, ini bukan jam olahraga. Tapi sudah menjadi hobi mereka berempat untuk bermain futsal di sela jam istirahat.

Alfa menimpuk kepala Gavin dengan botol plastik di tangannya. "Ya elah, lebih panas lihat cewek yang dulu suka ganggu dia tapi sekarang dekat sama musuh sendiri. Kan, panas banget, ya, gak, Yon?"

Deon menurunkan botol isotoniknya. Memang paling beda si Deon ini.

"Terserah lo, Al," putus Deon tak mau meladeni Alfa. Karena sekarang ia tahu, bahwa sahabatnya itu tengah menyindir seseorang yang terdiam sedari tadi.

"Hareudang...hareudang...hareudang. Panas, panas, panas!! Selalu...selalu...selalu. Panas, panas, panas!!" sahut Gavin sembari menggoyangkan pinggulnya bergoyang dan berjoget

 Alfa melempari cowok itu dengan botol plastik hingga mengenai dahinya yang selebar lapangan baseball. Canda!

"Sialan lo pentol korek!"

Gavin berdecak kesal lantas kembali duduk di atas kursi panjang memang disediakan di pinggir lapangan bola dan basket. Aksen mendengus kesal, cowok itu sudah tidak tahan diejek seperti ini. Aksen membalikkan badannya, dan menatap tajam ke arah Alfa dan Gavin.

"Lo pada nyindir gue?" semprot Aksen langsung tepat sasaran.

Gavin mengangkat tangannya tinggi-tinggi, seolah-olah pasrah bahwa bukan dia pelakunya.

AKSENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang