ABSEN DENGAN TANGGAL DIMANA KALIAN BACA CHAPTER INI!
VOTE KOMENNYA RAMEIN GUYSS, LUMAYAN BIKIN GEMES CHAPTER INI.
gak dibaca ulang, jadi kalau ada typos tandain aja, ya, thank uu!
Bel pulang sekolah berdering sangat nyaring. Membuat beberapa siswa langsung memilih untuk keluar kelas. Yeah, seperti biasa, Mira memilih untuk duduk dulu sembari menunggu keadaan kembali kondusif.
Rima masih saja sibuk dengan riasan make-up di kedua tangannya. Bahkan, sejak pembelajaran seni lukis tadi, bocah ini masih sibuk mematut diri di depan kaca bedaknya.
"Mir, balik sekarang, yuk!"
Sasi mendekati dirinya dari arah belakang, lantas menyangga tubuhnya dengan satu tangan di meja Mira. Cewek lugu nan polos, si tokoh utama, rupanya sedari tadi masih bimbang dengan pilihannya.
"Kenapa, sih, Mir?" tanya Sasi yang kali ini paham. Mira mengembuskan napasnya berat.
"Masalah Kak Aksen yang belum kelar-kelar juga," sahut Mira dengan embusan napas pelan, bahkan terdengar seorang yang putus asa.
Rima yang mendengar langsung menutup bedaknya. "Sekarang, keputusan ada di tangan lo. Mau buat almarhum Om Herman kecewa di atas sana, atau tahan banting dan tetap lanjut buat lelehin hati Es punya Kak Aksen?"
Deg!
Pertanyaan Rima sungguh menohok hati kecilnya. Bagaimana tidak? Pilihan yang diberikan oleh Rima, seolah-olah menamparnya secara tidak langsung untuk segera memberi jawaban. Mira menolehkan kepalanya, menatap Rima yang sedang melipat tangan di depan dada.
"Ayo, apa keputusan lo?"
Sasi yang melihat langsung mengelus pundak Mira. "Kalau misi keenam lo tadi gak mempan, gak pa-pa. Setidaknya, lo udah berjuang. Meski harus tahan banting, tapi hal itu yang harusnya buat kita tertantang. Jangan sampai, lo lepasin Kak Aksen gitu aja. Buat dia ungkapin perasaannya ke lo."
"Coba ingat lagi, bentuk perhatian apa yang Kak Aksen udah kasih ke lo selama ini?"
Pikiran Mira seolah-olah dibuat melayang terbang kembali ke masa lampau.
"Lo mau tau bekal lo ada di mana setelah ini?"
"Bakal ada bareng sama tumpukan sampah di sana!"
"Masih coba cari perhatian gue? Mending perhatiin diri lo sendiri!"
"Kalau sama gue, jangan cari masalah!"
"Lo pikir, gue suka sama lo?! Jangan harap, tikus kecil!"
"Dan ingat, jangan ikut campur masalah gue dan Wira. Paham?!"
dan masih banyak lainnya yang lebih pedas...
Mira menghela napas berat. Semua sama saja. Tidak ada yang manis sama sekali dari omongan Aksen. Semua hinaan, cemoohan, dari Aksen, bernada sama di telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSEN
Novela Juvenil[HARAP FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA KARENA ADA PART YANG DIPRIVAT] ****** Mira kerap kali dijadikan objek balas dendam oleh seorang Aksen Millian Grady, karena paket hitam yang selalu meneror dirinya di malam Jum'at membuat Aksen merasa terguncang se...