JANGAN LUPA VOTE KOMENNYA PRENN
.
Baca chapter ini sambil mikir, ya, ges, ya. Kira-kira kenapa dan siapa pelakunya?
.
Komen disini kalian masih mau baca Aksen karena apa?
.
happy reading <3
"Sas, udah. Mending bantu gue buat ke UKS atau ke tepi lapangan aja."
Sasi yang masih emosi, langsung berbalik badan dan mengangkat tubuh Mira. Rima memegang tangan kanan, Sasi membantu Mira berdiri dengan memegang tangan kiri. Namun tetap sama saja hasilnya.
Mereka berdua tidak kuat mengangkat Mira sendirian. Membuat Mira langsung tersungkur lagi.
Sedangkan Aksen masih bergelut dengan pikirannya. Tidak ada yang berani bersuara saat ini. Ujung mata Aksen, mengekor ke arah sepatu putih Mira yang mulai mengeluarkan bercak darah merah.
Aksen terkejut saat itu juga. Kali ini ia benar-benar ikut panik saat tahu, sepatu putih Mira yang berbahan tipis itu menampilkan bercak darah.
Belum sempat Wira maju menuju Mira untuk menolong, Aksen sudah terlebih dahulu melangkahkan kakinya dengan gesit menuju lokasi Mira.
Banyak pasang mata yang menonton juga terkejut dan melongo melihat bukan Wira yang mendekat, malah Aksen yang sudah ada di samping tubuh Mira, berniat menggendong tubuh cewek itu.
"Eh, Kak Aksen mau apa?" tanyanya polos membuat Aksen berdecak kecil.
"Jangan bawel. Sini gue bantu!" tegasnya dengan nada dingin, lantas menyelipkan sebelah tangan kanan di bawah leher Mira, dan satunya lagi di antara tungkai kaki Mira.
Sungguh so-sweet bukan? Sasi dan Rima melongo begitu saja tatkala menangkap pemandangan yang sungguh langka.
Wira menghentikan langkahnya, tatapannya masih mengunci dua insan dengan nanar. Bagaimanapun juga, jujur, ia sungguh cemburu. Namun, ia kalah cepat, Mira sudah dibopong oleh Aksen meninggalkan area lapangan. Melewati beberapa siswa dengan berbagai bisikan dan tatapan iri karena mereka belum seberuntung Mira.
Kenapa dia baik? Kenapa Kak Aksen mau bantu aku? Batin Mira penuh tanya. Tatapan matanya yang hanya nampak bagian jakun dan dagu Aksen seketika membuat Mira terlena.
Jika dilihat dari bawah dagu seperti ini saja sungguh menawan, bagaimana jika ia melihat wajah tampan Aksen secara lebih dekat lagi?
"Gue tahu gue ganteng. Gak usah terpesona gitu juga," sindir Aksen seketika membuat Mira buru-buru mengalihkan pandangannya ke segala arah. Demi apapun, ia malu. Malu sudah tertangkap basah mengangumi sosok Aksen akan ketampanannya.
Tapi, perlu kalian catat, Mira mendekati Aksen bukan karena dia tampan, tapi memang amanah dari Om Herman yang harus membuatnya dekat dan meluluhkan hati es ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSEN
Teen Fiction[HARAP FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA KARENA ADA PART YANG DIPRIVAT] ****** Mira kerap kali dijadikan objek balas dendam oleh seorang Aksen Millian Grady, karena paket hitam yang selalu meneror dirinya di malam Jum'at membuat Aksen merasa terguncang se...