Semakin dekat

339 63 64
                                    

Aruna berlarian bersama dengan Mile dan Nala. Ketiganya yang hari ini sedang berlatih taekwondo langsung bergegas pergi ke rumah sakit sesaat setelah Aletta menelpon Ile.

Aruna terus saja menyeka air mata yang terjatuh tanpa henti. Sungguh, dia tidak pernah menyangka bahwa Arjuna tidak berada di rumah dan berakhir dengan tragis di rumah sakit.

Untung saja kedua orang tuanya sedang pergi mengunjungi kakek dan neneknya. Jika Ara ada di sini, Runa tentu tidak akan bisa menghadapi Umi cantiknya. Runa telah gagal menjaga Juna hari ini.

"Itu Mommy." Nala menunjuk ke arah Aletta. Aletta tidak sendiri. Dia bersama dengan seorang lelaki berkaos hitam akan tetapi lelaki itu tidak terlihat seperti Alex.

"Mommy sama siapa? Kayaknya itu bukan daddy deh?" Nala berucap lagi. Lipatan didahinya terlihat jelas.

Tanpa memedulikan ucapan Nala. Aruna segera berlari lebih cepat menuju Aletta. Nala dan Ile juga ikut berlari. Keduanya sama sama mencemaskan Juna sepertihalnya Runa.

"Mommy," panggil Runa pelan. Aletta segera merengkuh Runa ke dalam pelukannya. Ibu dari Ile ini mencoba membuat Runa merasa tenang.

"Tenang sayang. Semuanya akan baik-baik aja. Juna anak yang kuat. Karena adik kembarnya juga kuat."

Bumi terdiam. Dia yang sedari tadi sibuk menunduk refleks mengangkat kepalanya. Tadi itu gue gak salah denger? Juna punya adik kembar? Jangan-jangan, Aruna lagi kembarannya.

"Mommy bener. Arjuna itu bukan cowok lemah. Dia juga punya kembaran cantik yang kuat banget kayak lo, Run. Juna nggak akan kalah. Dia pasti bertahan buat kita." Nala menepuk pundak Aruna. Seolah mengerti, Aruna langsung membuat jarak. Dia membiarkan Nala ikut memeluk Aletta seperti dirinya.

Mile tersenyum tipis. Walau merasa iri karena Mommy cantiknya sibuk memeluk kedua sahabat baiknya, Ile tetap berusaha tegar. Dia memalingkan wajah. Namun, detik itu juga mulutnya berteriak histeris.

"ELO! NGAPAIN LO DISINI?!"

Pekikan keras yang Ile lontarkan berhasil mengusik Aruna, Aletta dan Nala. Ketiganya serempak menoleh pada Bumi yang berdiri di dekat pintu dengan eskpresi sangat terkejut. Bagaimana tidak, hari ini Bumi mengetahui fakta mengejutkan tentang Aruna dan Arjuna. Lalu Ile dengan tiba-tiba berteriak hingga atensi semua orang jatuh pada dirinya.

"Gu-gue," Bumi mencoba menjawab.

Aruna menyeka airmatanya. Tatapan Runa terus saja tertuju pada Bumi. Sambil berjalan ke arah Bumi Runa pun bertanya,"Elo! Pasti elo yang bikin Juna masuk rumah sakit, 'kan?!"

"Lo apain Juna?!"

"Lo ngajak dia berantem?! Kalo lo emang punya nyali, harusnya gue yang lo tantang. Bukan Juna!" teriak Aruna, gadis cantik itu terlihat begitu emosional.

"Sayang, tenang dulu. Anak ini yang bawa Juna ke sini. Dia nggak mungkin dong nyakitin Juna. Keliatannya dia anak baik-baik." Aletta mencoba menenangkan Aruna.

"Mom, Mommy nggak kenal dia. Bumi itu anak bandel di sekolah. Runa yakin, Juna kayak gini gara-gara dia."

"Sayang, inget, kita nggak boleh suudzon dulu. Biar semuanya clear, gimana kalau Bumi coba jelasin semuanya. Bumi bisa kan jelasin semuanya ke kita?" Aletta menatap Bumi. Meminta jawaban. Dengan cepat Bumi pun mengangguk tanpa ragu.

"Intinya tadi saya lagi ada urusan sama anak SMA Kharisma. Tapi, nggak tau kenapa di tengah-tengah saya lagi berantem, Juna tiba-tiba dateng. Dia bantuin saya. Terus tiba-tiba dia kayak susah nafas dan akhirnya saya panggilan ambulans dan bawa dia ke sini." Bumi menjelaskan dengan sangat singkat. Dia hanya menjelaskan sebagian kejadian yang terjadi. Tapi intinya penjelasannya bukanlah sebuah kebohongan belaka.

Bad Boy and Silent Princess [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang