Bumi Datang

2.3K 141 286
                                    

"Runa, hari ini katanya pak Bambang gak masuk, ya?" Nala bertanya. Gadis dengan bando berwarna pink itu menatap Runa yang terlihat fokus membaca buku. Runa tidak terusik sedikit pun, padahal Nala semakin terlihat antusias.

Runa berkedip sekali.

"Yes, untung aja dia gak masuk. Jadi, tugasnya gak jadi dikumpul, 'kan?"

Runa beralih menatap Nala. Raut kekecewaan langsung terpancar dengan jelas di wajah gadis cantik dengan rambut panjang yang dibuat sedikit curly diujungnya. "Gila! Kenapa lo gak bilang, sih!" pekik Nala kaget, dengan cepat dia mengambil buku lalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh pak Bambang.

Runa sendiri tersenyum tipis. Gadis berhijab itu sepertinya sengaja membuat Nala menyelesaikan tugasnya.

Runa beralih menatap pintu. Melihat dua orang siswa masuk secara bersamaan, membuat dirinya langsung pindah ke tempat duduk barisan terdepan. Dua siswa itu berhenti tepat di meja Runa. "Lo ngerjain Nala lagi, 'kan?" tanya siswa dengan name tag Mileano Geraldino Hutama lirih.

Runa berkedip sekali.

"Parah lo Run, tapi gak papa, sih. Seru juga liat tu anak rajin nyatet." Ile terkikik geli. "Gue duluan. Tadi, Juna udah minum obatnya kok," ujarnya lagi sebelum pergi menuju kursi miliknya yang terletak disamping Nala.

Siswa bernama Juna duduk di sebelah Runa. Dia diam saja, matanya memandang lurus ke arah papan tulis. Runa menyentuh tangan Juna pelan, membuat Juna menoleh. Kenapa?

Lo beneran udah minum obat, 'kan?

Iya, gak perlu tanya mulu. Gue gak akan bandel lagi.

Awas aja ya kalo lo bohong. Gue pastiin-

Udah. Gak usah ngeliatin gue terus. Lama-lama, orang jadi mikir lo suka beneran sama cowok cupu.

Biarin aja. Toh, cowok cupu ini aslinya, ganteng.

Juna dengan cepat kembali menatap lurus kedepan. Dia terlalu malas untuk kembali menanggapi pembicaraan Runa yang tak pernah ada ujungnya.

Runa sendiri tersenyum geli, dia begitu suka menjahili Juna.

***

Nala menepuk pundak Runa pelan, Runa menoleh, dia mengeryit.

"Tugas gue udah kelar. Jadi, gibah dikit gak papa ya, 'kan?" Nala nyengir. Runa hanya bisa menghela napas, dia selalu tidak pernah mengerti dengan jalan pikiran Nala.

"Omong-omong, hari ini kita kedatengan brandal baru 'kan? Cowok yang katanya ganteng, terus pindahan dari Jerman dua minggu yang lalu. Dia udah bikin pak Jono masuk rumah sakit, karena baru dua minggu masuk, tu brandal udah bikin kasus lebih dari 20 kali." Runa tersenyum tipis, Nala itu memang unik. Dia bisa secerdik detektif karena bisa mengumpulkan informasi sedetail itu dalam waktu singkat. Tidak aneh kalau gadis cantik ini bercita-cita menjadi seorang pengacara terkenal.

"Gue rasa, dia sekarang lagi diseret sama bu Herma ke kelas ini. Liat aja, dalam hitungan ketiga dia pasti masuk. Satu. Dua. Tiiga. " Nala memberi instruksi dia tersenyum miring. Runa, Ile dan Juna langsung melihat kearah pintu, karena, apa yang menjadi prediksi Nala sering kali benar.

Tepat dihitungan ke tiga. Bu Herma masuk seraya menjewer kuping seorang remaja lelaki, dengan baju yang tak layak disebut sebagai siswa. Remaja itu meringis, "Aduh bu, sakit! Ini udah sampe 'kan. Lepasin bisa kali."

Bu herma mengembuskan napas kasar sambil melepas tangannya dari kuping remaja lelaki yang bernama Bumi. Dengan tatapan kesal, dia menyuruh Bumi untuk memperkenalkan diri. "Coba perkenalkan diri kamu. Dengan benar! Tanpa basi-basi! Tanpa sok ganteng, dan tanpa cengengesan kayak gitu!"

Bumi langsung memasang wajah datar. Matanya mengawasi seisi kelas yang terlihat begitu tidak asik.

Pantesan, kaga ada cewek yang histeris liat gue, spesies ceweknya aja cuma dua.

"Nama gue Bumi," ucapnya singkat padat dan ngajak berantem. Karena, Bumi berkenalan dengan memasang tampang belagu.

Bu Herma yang sudah malas mengurusi makhluk seperti Bumi. Menyuruh Bumi untuk duduk dibarisan ke tiga dengan Gavin sebagai teman satu mejanya.

"Runa, ibu titip kelas ya. Pak Bambang hari ini gak masuk, jadi, kamu yang menjelaskan materi fisika hari ini, ya."

"Baik bu."

Setelah Runa menjawab perintah bu Herma. Guru bahasa Indonesia itu dengan cepat pergi meninggalkan kelas XI Ipa 1.

Runa maju ke depan kelas. Gadis dengan hijab berwarna putih itu menatap seisi kelas yang didominasi oleh kaum adam. "Buka buku halaman 21. Kita belajar tentang Gelombang bunyi hari ini. Gak ada pengulangan! Ngobrol sedikit kalian keluar kelas!"

Gavin menyodorkan kertas, membuat pergerakan Bumi untuk membantah terhenti.

Bumi mengeryit, dia menatap Gavin. Gavin sendiri segera melirik kertas yang dia sodorkan. Mengerti maksud Gavin, Bumi perlahan membuka kertas dari Gavin.

Gue Gavin. Orang yang ngajak lo taruhan, kemarin. Sekarang, mending lo turutin apa kata cewe itu. Karena hari ini keberuntungan ada dipihak lo. Lo bisa denger suara silent princess yang jarang terekspos.

Silent Princess? Jadi tu cewek yang bakalan jadi bahan taruhan gua sama Gavin. Bumi terus saja menatap Runa. Dia juga melirik teman sekelasnya. Semua benar-benar patuh melihat juga mendengarkan penjelasan dari Runa.

Bumi sedikit tertarik. Dia menuruti perintah Gavin. Bumi ikut memperhatikan Runa, setiap kata yang keluar dari mulut Runa terasa seperti sihir. Bumi yang tak pernah bisa menyerap pelajaran dengan benar, hari ini tiba-tiba saja semua pelajaran itu terserap bahkan sampai ke akarnya.

"Oke. Penjelasan udah kelar. Tugas kalian di halaman 35 juga pasti udah kelar, 'kan." Semua siswa mengangguk. Runa dengan cepat kembali ketempat duduknya.

Bumi mengerjap. Dia segera melihat tugas yang Runa maksud, benar saja, tugas itu sudah selesai. Bumi berdecak kagum. Jujur, ini pertama kalinya seorang Bumi mengerjakan tugas.

Melihat reaksi Bumi, Gavin tersenyum miring. Dia berbisik, "See, lo udah rasain sendiri 'kan. Keajaiban suara seorang silent princess?"

Bumi dengan cepat menatap Gavin. Dia mengubah ekspresi wajahnya lagi. "Biasa aja. Seperti yang pernah gue bilang. Gue pasti bisa menangin taruhan dari lo."

Gavin menyeringai. "Okey, let's see."

***

Assalamu'alaikum 😊

Udah lama tak berjumpa dengan kalian.

Semoga hari kalian lancar, aman, bahagia dan sentosa ya. 😄

Kira kira apa kalian ingat mereka? Runa, Juna, Nala dan Ile?

Aku harap kalian inget dan mau menikmati kisah mereka.

Terimakasih sudah membaca
Jangan lupa masukin ke library dan reading list kalian ya 😊

Wassalamu'alaikum


Lampung, 11 Januari 2021

Bad Boy and Silent Princess [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang