Hidup dan Mati

148 35 7
                                    

Gundukan tanah yang ditaburi oleh berbagai macam bunga masih terlihat segar dan baru. Seorang gadis terlihat duduk bersimpuh, tatapannya hanya tertuju pada sebuah batu nisan yang bertuliskan nama seseorang. Nama yang terkadang dia do'a kan kebahagiannya, nama yang terkadang dia minta di setiap shalatnya. Nyatanya, nama itu kini hanya tinggal kenangan.

Gadis berhijab itu terlihat menghapus air matanya. Apa yang terjadi pada sosok yang sudah ada di dalam tanah ini tidak pernah terbayangkan. Sosok yang begitu baik hati juga sangatlah sholeh harus merelekan jantungnya pada saudara kembarnya sendiri. Ya, gadis itu adalah Aruna. Gadis malang yang merasa bingung atas nasib nahas yang tiba - tiba saja menimpa hidupnya. Ia harus kehilangan sosok cinta dalam diamnya untuk kesembuhan dari saudara kembarnya sendiri.

"Aruna."

Panggilan seseorang dari arah belakang terlihat dia abaikan. Meski waktu seminggu sudah berlalu, setiap luka yang timbul akibat pengorbanan orang baik ini tetap tidak kunjung sembuh. Kekecewaan dan harapan yang lahir bersamaan membuat hati setiap orang terasa tersobek oleh kenyataan.

"Hmm."

Aruna akhirnya menyahut. Meski begitu ia tetap fokus menatap ke arah rumah terakhir bagi setiap manusia ini.

"Runa, ayo pulang. Udah mau maghrib." sentuhan pelan tangan dingin Nala terasa hangat dibahu Aruna. Gadis itu lantas menoleh sebentar. "Bentar lagi. Kita pamit dulu sama Lian."

Nala terlihat mengangguk. Ia ikut duduk bersimpuh di sebuah kain panjang yang sengaja Aruna pasang. Manik mata Nala lantas berkaca-kaca. Aruna pun sama, gadis itu segera mengucapkan kata pamit. "Terimakasih banyak Lian. Kamu orang baik. Allah pasti kasih tempat terbaik buat kamu."

Aruna terus mengucapkan kata yang sama. Selama seminggu ini, dia selalu pergi ke makam tempat Aulian . Dimana Sisil, ibu dari Aulian akan selalu ada, setelahnya Aruna akan menggantikan Sisil di ikuti oleh Gavin yang hanya bisa memerhatikan Aruna dari jauh.

"Ternyata gini rasanya perhatiin Aruna dari jauh. Cinta tulus lo buat Aruna terasa begitu menyejukan. Andai waktu bisa di putar, gue gak akan pernah berharap buat lo ilang dari dunia ini. Karena nyatanya kehilangan lo, lebih menyakitkan dibandingkan harus memupuk rasa benci." Gavin menatap nanar pada makam saudara kembarnya. Selama seminggu ini dia belum memiliki keberanian untuk mendatangi Aulian secara langsung. Gavin hanya bisa berdiri dari jauh. Kebenciannya membuat dirinya merasa begitu malu tatkala ingin menemui saudara kembarnya.

Seminggu yang lalu

Seorang dokter bedah keluar dari ruang operasi Raga. Ekspresinya begitu tenang. Kedatangan dokter itu segera disambut oleh Rega dan Caca. "Bagaimana keadaan anak saya dokter?" tanya Rega mewakili ke khawatiran yang lain.

"Operasi berhasil, keadaan pasien juga sudah stabil," ucapan dokter itu terdengar begitu menyejukan jiwa.

Rega, Caca, Nala, Ile, Aletta, Alex, Dodi dan juga Seila terlihat bisa mengembuskan napas lega. Mereka senang akhirnya Bumi tidak lagi dalam keadaan kritis dan mengkhawatirkan.

Di depan ruang operasi yang lain. Aruna terlihat menunggu bersama dengan Ara. Begitu juga dengan keluarga kecil Aulian yang terdiri dari Bara, Sisil, Hafidz dan juga Gavin. Mereka tampak menunggu hasil operasi dengan perasaan cemas.

"Kenapa lama sekali, Bar? Apa terjadi sesuatu dengan anak kita?" Sisil terus saja bertanya. Bara sendiri hanya bisa menenangkan dengan cara memeluk istrinya.

Pintu operasi terbuka. Alan bersama dengan dokter Bagas sebagai dokter bedah saraf utama keluar secara bersamaan. Ekspresi keduanya terlihat tidak baik - baik saja.

"Bagaimana keadaan putra saya dokter?" Bara menghampiri Alan. Ia bertanya dengan penuh harap.

"Operasi berjalan dengan lancar. Hanya saja, kondisi pasien tidak kunjung memberikan tanda -tanda vital yang baik. Tubuh pasien juga tidak memberikan respon positif. Saat ini saya sebagai dokter bedah hanya bisa menyimpulkan bahwa putra anda telah mengalami mati otak. Dimana kelangsungan hidupnya hanya dibantu oleh alat -alat medis." Bagas berusaha memberikan penjelasan detail yang diucapkan sehalus mungkin.

Bad Boy and Silent Princess [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang