Kesan pertama

308 52 50
                                    

Menyusuri jalanan menggunakan sepeda adalah kegiatan menyenangkan bagi Aruna Virendra Saviera. Putri dari Alan dan Ara ini mewarisi gen orang tuanya dengan sangat baik dan juga seimbang. Seperti halnya Ara sewaktu SMA yang begitu mencintai dunia kepenulisan, serta taekwondo. Aruna juga mencintai hal yang sama. Bahkan, sifat cerewet Ara serta rasa pemberaninya pun Aruna miliki.

Dulu, sewaktu sekolah, Ara dikenal sebagai sosok cupu yang begitu galak hingga siswa yang dikenal badboy pun takut padanya. Sekarang, Aruna juga ditakuti oleh setiap siswa maupun siswi di sekolahnya. Namun, Runa memiliki julukan yang berbeda. Dia dikenal sebagai Silent Princess yang begitu anti berbicara dan dekat dengan orang lain.

Sebenarnya, Aruna sendiri sangat suka berbicara. Dia bisa begitu cerewet dan suka sekali bercerita saat bersama orang terdekatnya. Keputusannya untuk menjadi pendiam selama di sekolah, bukan tanpa alasan. Aruna pernah mengalami sebuah kejadian memilukan semasa kecil. Karena mulutnya yang tak bisa berhenti berbicara, Runa harus melihat sahabatnya, Raga dipukuli hingga masuk rumah sakit.

Setelah kejadian itu, Runa merasa begitu bersalah. Ditengah rasa bersalahnya, Raga malah pergi meninggalkannya. Tak cukup sampai di situ. Arjuna, kembarannya jadi sering sakit. Juna juga harus sering pergi ke rumah sakit. Aruna kecil merasa begitu terpukul, rasa bersalah yang pernah bersarang mulai mengakar hingga membuat dirinya mengambil keputusan yang tak biasa. Ya, Aruna memutuskan untuk menutup diri demi kesembuhan Juna dan harapan kembalinya Raga.

Gadis cantik dengan hijab plisket milo menghentikan laju sepedanya. Dia memutuskan untuk menuntun sepeda yang dia miliki selama menyusuri jembatan. Aruna melakukan ini agar bisa menikmati angin malam yang berembus pelan. Susana damai seperti ini begitu dia sukai. Aruna begitu bersyukur karena jalanan malam ini terlihat cukup sepi.

Tak seperti gadis kebanyakan, Runa memang lebih suka jalan dan pergi sendirian. Dia tidak suka merepotkan orang lain. Walaupun orang lain itu adalah Arjuna, saudaranya sendiri. Selama menyusuri jembatan, semua hal terkesan begitu normal. Pencahayaan di tempat ini juga begitu memadai.

Langkah pelan yang begitu santai lantas terhenti. Kedua mata indah milik Aruna melebar dengan sempurna. Tangan yang tadi dia gunakan untuk menuntun sepeda lantas segera terayun guna menghempaskan sepeda merah muda miliknya. Aruna segera berlari kencang, dia tidak memedulikan apapun selain nasib orang yang tengah dia lihat berada di pinggir jembatan.

"Berhenti!" Aruna berteriak nyaring.

Orang yang dia lihat tak terlihat bergerak sedikitpun.

"Berhentii!" sekali lagi Runa mencoba berteriak. Namun, orang itu tetap tak merespon.

Tak ada pilihan lain. Runa harus segera sampai dan menarik tangan orang bodoh yang berniat bunuh diri.

Srrkk.

"Manusia macam apa lo ha?! Kenapa bisa-bisanya niat bunuh diri di tempat serem kayak gini?! Apa lo yakin, bisa langsung masuk surga setelah mati?!" celotehan Runa keluar bak air yang sudah tak terbendung. Dia bahkan tidak memedulikan ringisan yang keluar dari pemuda yang dia tarik tangannya hingga jatuh ke jalanan.

Mata pemuda itu membuka sempurna. Tatapan mata yang tertuju langsung pada kedua mata indah milik Runa membuat mulut Aruna seketika tertutup rapat. Ada hal aneh yang tak bisa Runa pahami. Dari sekian banyak orang, kenapa harus orang ini yang dia selamatkan?

***

Bumi meregangkan tubuhnya. Bekerja part time begini begitu terasa melelahkan. Padahal Bumi merasa dia sedikit di istimewakan oleh Dodi. Akan tetapi, tubuh yang tak pernah dia gunakan untuk berkerja selalu cepat sekali merasa lelah.

Bad Boy and Silent Princess [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang