Misi Selesai

399 66 77
                                    

Buat pengingat, sebelum baca part ini kalian bisa baca part sebelumnya ya. 😊

***

"Ragata Bumi Maheswara."

Bumi menatap El dengan tatapan tajam nan menusuk. Dikeliling oleh tujuh orang siswa SMA Kharisma sama sekali tak membuatnya gentar. Hanya saja, Bumi benci mendengar El menyebutkan namanya secara lengkap.

"Dari mana lo tau nama lengkap gue?!" Bumi berteriak. Pemuda itu terang – terangan menatap El yang masih menampilkan senyuman manisnya.

"Santai." El berjalan mendekat. Mengikis jarak antara dirinya dan Bumi. Setelah berada di depan Bumi. Tangan kanan El menepuk bahu Bumi beberapa kali.

Tak cukup sampai di situ. El tersenyum miring, menggeser tubuh tegapnya lalu mulai membisikkan sesuatu.

"Anak pembawa sial. Itu julukan lo, 'kan?"

Bumi semakin mengepalkan tangannya. Mendengar julukan itu membuat luka lama yang belum sembuh seakan tengah di tetesi air cuka. Menyakitkan.

"Tenang. Gue bukan ember bocor. Rahasia lo pasti aman di tangan gue. Tapi ..." El kembali mengukir senyuman. Bergerak mundur secara perlahan hingga kembali menciptakan jarak.

"Tapi apa?" tanya Bumi tanpa berpikir dulu.

"Tapi, karena lo udah kalah taruhan. Lo harus ikutin apa mau gue." El kembali ke tempatnya semula.

"Apa mau lo? Lo mau ngehajar gue? Silakan! Gue nggak takut!" Bumi menampilkan senyum miringnya. Walau sempat merasa tak bisa melakukan apapun. Tapi ... jika dirinya diberi tantangan. Maka dia tidak akan menyerah begitu saja.

"Bagus. Seorang Aruna aja nggak takut ngelawan tiga cowok dari SMA gue. Kalo lo takut. Itu berarti, lo nggak pantes buat Aruna."

El tersenyum senang, seolah tengah merasa bahwa pertunjukkan seru akan segera dimulai. Pemuda itu menjentikkan jarinya sebanyak tiga kali. Tak perlu menunggu lama, dua orang siswa SMA Kharisma datang dengan membawa kursi dan meja kecil.

Setelah meja dan kursi ditata rapi, dua orang siswi SMA Kharisma dengan paras cantiknya melenggang dengan indah. Dua tangan lentik itu membawa beberapa makanan ringan. Tak lupa, air mineral juga jus dalam kotak untuk El pastinya.

Tcihh. Si bangsat itu bener-bener mau jadiin gue tontonan gratis. Tatapan jengkel terus saja Bumi perlihatkan. Jika saja dia tidak sedang sendiri dan terpojok. Tentu saja tawuran antara Kharisma dengan Virendra akan berlangsung sejak tadi.

El tersenyum penuh arti. Tatapan Bumi sama sekali tidak mengusik dirinya. El malah semakin merasa senang. Dia suka bermain-main dengan orang-orang tangguh. Dan ya Bumi adalah salah satunya.

"Kalian bisa mulai sekarang."

Titah dari El segera dilaksanakan. Tujuh orang siswa maju secara bersamaan. Mereka mengepung Bumi. Bukannya takut, dengan santainya Bumi melempar tas punggung hitam miliknya ke sembarang arah. Lelaki itu menggulung masing-masing lengan bajunya. Kemudian menyugar rambut hitam lurus miliknya. Setelah berkamuflase menjadi badboy. Ia pun berseru, "Hiburan di mulai."

***

Disisi lain, Arjuna masih bersembunyi di dekat tembok. Pemuda tampan ini tak langsung menemui Bumi. Juna memilih menjadi pengamat lebih dulu. Guna memastikan keadaan terbaik untuk ikut menyerang. Mengingat, Juna tidak diperbolehkan untuk melakukan pekerjaann berat. Apalagi, selama ini, Juna tidak pernah berkelahi.

Selama ini, Arjuna hanya bisa menjadi penonton saat Runa berlatih taekwondo bersama dengan Ile dan Nala. Alasan Juna tidak mengikuti latihan itu tentu saja, Ara. Ara melarang keras putra sematawayangnya untuk melakukan pekerjaan berat, olahraga berat dan segala hal yang termasuk kedalam kata berat.

Bad Boy and Silent Princess [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang