Masa pemulihan hati Seokjin begitu lama dengan hari-hari yang begitu berat, ia harus mengacuhkan Namjoon, sangat-sangat mengacuhkan agar tidak ada interaksi berlebih yang membuatnya salah paham lagi.
Ia seperti sedang main kucing-kucingan dengan leadernya, disaat biasanya ia akan datang pada pria itu untuk mengadu, mengadu akan lagu yang susah ia bawakan, atau apapun yang melintas dipikiran, Namjoon adalah tempat mengadunya dan sekarang tidak lagi.
Biasanya ia akan menemani pria itu distudionya untuk menyelesaikan lagu, menunggu berjam-jam tanpa lelah dan mengeluh karna memang Namjoon sendiri yang meminta ditemani, sekarang tidak seperti itu lagi.
Ia selalu menggeliat jika Namjoon mendekat, melangkah kelain arah tak mau berpapasan, begitu melelahkan, teriakan dari hatinya yang sudah tidak tahan pun tidak ia dengarkan.
Waktu sudah hampir tengah malam, ia sudah didalam kamarnya bersiap dengan baju tidur dan tablet untuk melihat drama, kebiasaannya akhir-akhir ini untuk mengalihkan pikiran.
Walaupun mata fokus memandang adegan demi adegan tapi pikirannya tertuju pada bagaimana cara agar esok bisa terus menghindari Namjoon, pasti pria itu sudah curiga akan gelagatnya yang begitu berbeda ini.
Pintu dibuka dengan kasar mengagetkan sang pemilik kamar, pria dengan badan tinggi tegap menghampiri Seokjin yang sedang bersandar pada sandaran tempat tidur.
"Hyung sebenarnya kenapa?! Kenapa menghindariku?! Apa yang salah dariku hingga hyung bertingkah seperti itu?!" Dada Namjoon naik turun setelah mengeluarkan pertanyaan yang sudah lama ia tahan. Ia tidak bodoh akan tingkah hyungnya yang berubah tiba-tiba dan itu hanya padanya, biasanya ia yang selalu dekat dengan hyung tertuanya tapi kali ini? Menatap dirinya saja sudah jarang.
"Nam-Namjoon-ah, apa maksudmu? Hyung tak tahu." Dengan awalan terbata Seokjin beranjak dari duduknya berdiri dihadapan adiknya.
"Tak usaha belaga bodoh hyung, aku tahu kau menghindariku! Bahkan menyapaku saja kini jarang? Apa salahku?! Kita masih satu grup tapi tingkahmu seperti aku musuhmu."
"Hyung tidak apa, hyung hanya tak mau mengganggumu, pekerjaanmu itu lebih banyak daripada hyung jadi hyung tidak mau mengganggumu bukan mengacuhkanmu." Berusaha mencari alasan yang paling masuk akal, tapi ia lupa akan Namjoon yang begitu pintar.
"Kau pikir aku akan percaya?! Biasanya hyung selalu mencariku! Tapi kenapa sekarang beralih mencari Yoongi, huh?! Pekerjaanku dengan Yoongi hyung itu sama! Jangan mengelak atau beralasan, jawab saja kenapa menghindariku?! Kenapa mengacuhkanku?!" Ya Yoongi adalah tempat Seokjin berkeluh kesah kali ini, bukan Namjoon lagi.
"Tidak seperti itu, sekali lagi hyung tidak menghindarimu, untuk apa hyung melakukan hal bodoh seperti itu?! Tak ada gunanya, Joon, sudahlah hyung ingin istirahat, kau pun harus beristirahat besok jadwal kita begitu padat, cepat tidur." Usirnya berusaha mendorong-dorong pria itu yang bahkan tidak bergeming sekali pun, sebenarnya Namjoon itu manusia atau tembok, sih?! Berat dan padat sekali.
"Aku tak akan pergi hingga hyung memberi alasan akan tingkah konyolmu beberapa hari bahkan minggu ini." Bersedikap menatap Seokjin yang membuatnya makin ciut, disaat seperti ini Namjoon berubah menjadi menakutkan.
"Joon, hyung tidak bermaksud menghindarimu, okay? Hyung tetap sama tidak berubah."
"Tidak berubah pada yang lain, tapi pada diriku?! Jika aku ada salah cepat katakan apa salahku, aku hanya bertanya jangan berbelit mengelak, aku tak sebodoh dirimu hyung, jika mau cepat istirahat tinggal jawab saja apa maksud dari perubahan tingkahmu hanya padaku! Ini akan begitu lama jika kau terus mengelak." Namjoon tak akan pergi sampai ia mendapat jawaban yang masuk akal untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Idol (BTS) [TAMAT]
FanfictionBxB 18+ Kisah idol grup terkenal dan kerumitan percintaan anggotanya. We are idol-Bangtan- Kookv Minyoon Namjin Hoseok?