4.

5.3K 929 37
                                    

Pagi harinya, Arbacio terbangun karena mendengar teriakan sang mumi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi harinya, Arbacio terbangun karena mendengar teriakan sang mumi. Ah sebenarnya dia tuh tidak pernah telat bangun pagi tapi entah kenapa saat ia berada dikamar ini, rasanya tuh nyaman sekali.

"ARBACIO HOY BANGUN KAU!"teriak Edlyn.

"Mum, jangan teriak!"ucapnya parau, rohnya masih belum terkumpul. Matanya masih buka tutup menyesuaikan cahaya lampu kamar dan cahaya matahari yang memasuki kamar tersebut.

"Omoooo, Cio kenapa kau telat bangun. Ini udah jam 9 lohh"Sekedar informasi sekarang Edlyn sudah semester 4 di kuliahnya. Loh kok masik kuliah? Ya masih lah, dia juga udah izin sama suaminya itu dan diperbolehkan. Nah kalau anak anaknya itu bakal ia titipkan ke mommynya atau ke mama mertuanya.

"Huh jam 9, astaga!"kalau dia berada di jaman dahulu pasti udah dihukum kali sama ayahnya karena bangun telat.

"Sana mandi, terus turun kebawah kita makan bersama."

"Ya mum."

"Untung gue kuliah siang, jadi masih bisa leha leha sekarang"kata Edlyn lalu keluar dari kamar itu.

Semuanya sudah berkumpul dimeja makan, Arbacio menatap makanan yang sudah tersusun rapih dihadapannya.

"Ini masakan yang mumi jual kan?"tanyanya.

"Oh iya baru ingett, iya loh ini makanannya. Em apakah rumah makan milik mumi masih dijalankan disana?"

"Masih kok, Bunda Zia yang menyuruh untuk tidak ditutup."

"Sepertinya banyak sekali kenangan yang kau tinggal disana ya sayang?"tanya Rigel sambil memegangkan dot bayi untuk anak anaknya.

"Gak juga sih. Ingat ya mas kata aku kemarin diurus semuanya."

"Hm iya."

"Yaudah mari makan"ucap Edlyn ia mengambilkan lauk pauk untuk suaminya dan Arbacio.

Edlyn rasanya ingin tertawa saat melihat Arbacio memakan nasi uduk itu dengan sendok dan garpu serta cara makannya pun elegan seperti makan dipesta pesta.

Edlyn dengan bodo amat nya pun memakan pakai tangan, ia mengambil sambal lalu mencocolnya. Arbacio tersenyum melihat itu, ayahnya bahkan pernah memakan makanan menggunakan tangan persis seperti yang Edlyn lakukan. Kata ayahnya itu dia terinspirasi dari Edlyn.

Setelah selesai makan, Rigel berangkat kerja. Edlyn berjalan ke ruang keluarga disusul oleh Arbacio dibelakangnya.

"Sini duduk Cio!"suruh Edlyn ke Arbacio untuk duduk dilantai yang berlapis karpet lembut itu.

𝐓𝐑𝐎𝐔𝐕𝐀𝐈𝐋𝐄𝐄  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang