14.

3.5K 608 20
                                    

Arbacio kembali ke mobilnya setelah tawuran itu selesai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Arbacio kembali ke mobilnya setelah tawuran itu selesai. Ternyata betul kata muminya selang beberapa menit tawuran itu selesai polisi datang tiba tiba dan hendak menangkap mereka tetapi untung saja mereka lebih cepat pergi dari tempat sana sebelum polisi datang.

Mobilnya ia jalankan menuju sekolah, dapat dipastikan mereka semua telat karena tawuran tersebut termasuk Arbacio juga ikut telat.

Arbacio memarkirkan mobilnya di parkiran setelah itu ia disuruh untuk lari mengelilingi sekolahan yang besar ini sebagai hukuman.

Shana yang sedang fokus menjalani hukumannya pun menoleh kebelakang untuk melihat lihat saja dan ternyata Arbacio juga telat.

"Cio, telat juga ternyata. Lah iya gimana gak telat tadi kan dia duduk anteng bener di atas pohon"gumamnya lalu melanjutkan larinya sampai selesai.

Shana beserta yang lainnya duduk dilapangan tepat dibawah pohon besar. Shana mengipasi wajahnya yang berkeringat dan panas itu.

"Arghh gara gara tawuran itu gue juga ikut telat ck"ujarnya pelan tapi dapat didengar oleh Dhanan yang berada tak jauh dari Shana.

"Maafin gue shan."

Arbacio yang pada dasarnya juga sudah terbiasa dengan hukuman hukuman seperti ini pun langsung mengambil tasnya dan berjalan menuju toilet terlebih dahulu untuk membilas wajahnya yang penuh keringat itu.

Saat ia keluar dari toilet ia dikejutkan oleh Shana yang berdiri didepan pintu toilet.

"Dorrr"Shana mencoba mengejutkan Arbacio.

Bukannya menampilkan wajah terkejut melainkan wajah datar lah yang dilihat Shana. Shana mendengus pelan melihat itu.

"Dasar muka datar!"

"Minggir!"

"Ayok ikut gue kekantin"ajak Shana lalu menarik tangan Arbacio. Arbacio ingin marah sebenarnya tapi ia diamkan saja, entah kenapa ia nyaman dengan tangan Shana hangat yang memegang tangan dingin miliknya itu.

Arbacio melihat rambut Shana yang terikat itu entah kenapa tangannya tergerak untuk menarik ikat rambut yang mengikat rambut Shana. Shana yang merasa ikatan rambutnya terlepas pun menoleh menatap Arbacio heran.

"Kenapa lo lepas ikat rambut gue?"tanya Shana sambil mengambil ikat rambutnya ditangan Arbacio.

Arbacio sendiri pun bingung kenapa ia tidak suka Shana memperlihatkan leher mulusnya itu ke orang orang.

"Kamu jelek kalau pake ikat rambut"jawabnya berbohong.

"Hah, terus kalau rambut gue gerai kayak gini gue cantik dan lo suka gitu?"goda Shana.

Blush

Telinga Arbacio langsung memerah mendengar itu walaupun wajahnya datar tetap saja telinganya yang memerah itu membuat Shana tahu kalau Arbacio blushing.

𝐓𝐑𝐎𝐔𝐕𝐀𝐈𝐋𝐄𝐄  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang