17.

3.2K 681 83
                                    

Edlyn terbangun dari tidurnya ia melihat kearah samping ternyata suaminya masih tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Edlyn terbangun dari tidurnya ia melihat kearah samping ternyata suaminya masih tidur. Ia pun melirik jam dinding yang menunjukkan pukul jam 03.00 subuh.

"Ck, jam 3 yang bener aja. Kenapa gue bisa kebangun gini?"

Edlyn pun bangkit dari kasurnya ia haus ternyata air di kamar milik suaminya itu sudah habis. Ya ia masih berada di rumah mertuanya itu, untuk berkunjung katanya mama nya kangen dengan kedua cucu nya.

Untuk Arbacio ia juga sudah memberitahukan kepada kedua mertuanya itu kalau Arbacio adalah anak angkat mereka tapi Edlyn tidak memberi tahu jika Arbacio adalah anak Kaisar hongli dan Zia yang sedang time travel ke jaman modern.

Ia keluar dari kamar sambil membawa gelas. Saat ingin melewati kamar kakak ipar nya itu, ia melihat cahaya yang keluar dari kamar tersebut. Sampai sekarang kakak ipar nya itu belum mempunyai suami, umurnya bahkan sudah 27 tahun. Bukannya belum sih tapi sebenarnya sudah tunangan sama pacarnya.

Edlyn pun berusaha mengintip kamar tersebut untung saja pintu kamar milik kakak ipar nya itu belum sepenuhnya tertutup.

"Hm, gue bingung kalau nerusin ni cerita mending gue balikin aja deh nanti. Sambil nyari nyari ide yang lain"ujar kakak iparnya itu yang bernama Disya.

Edlyn pun mendengar suara decitan kursi, ia pun langsung pergi dari sana supaya tidak ketahuan.

"Cerita apa lagi yang mau dibikin kak Disya, ya?"gumam Edlyn sambil menuangkan air kedalam gelasnya.

"Lagi lagi jiwa kepo gue keluar"Edlyn pun kembali ke kamarnya dan tidur lagi karena ia begitu ngantuk.

••••

Arbacio memasuki kelasnya lalu duduk di kursi miliknya. Waktu berlalu dengan cepat sudah 3 bulan lebih ia berada disini jika diingat ingat banyak kejadian aneh yang ia alami akhir akhir ini. Seperti tubuhnya mulai melemah, bahkan kekuatannya pun sedikit menghilang, dan juga ia selalu dihampiri oleh mimpi mimpi di setiap tidur dimalam hari seperti ibundanya menangis serta tak lupa juga adik adiknya menangis, entah mimpi itu datang selalu dan mengganggu pikiran dirinya.

Heran dan bingung menjadi satu.

Satu persatu murid murid memasuki kelas mereka masing masing karena bel sudah berbunyi. Shana dan kedua sahabatnya pun juga memasuki kelas. Shana duduk di samping Arbacio lalu menyapa dirinya riang.

"Halo Cio, tumben muka lo kusut amat?"

Arbacio hanya diam tak berniat untuk menjawab pertanyaan Shana. Shana pun mencibir kesal, ia juga bingung kenapa akhir akhir ini sifat Arbacio berubah menjadi sifat awalnya saat bertemu dirinya. Shana kira sifat Arbacio sudah luluh ternyata ia salah besar, Arbacio bahkan lebih dingin dan cuek terhadap dirinya.

"Cio, lo kenapa sihh?"tanya Shana dengan raut tak suka nya itu. Ia tak suka jika Arbacio berubah.

Arbacio hanya menggelengkan kepalanya pertanda ia tidak apa apa. Guru pun masuk dan pelajaran pun dimulai. Sesekali Shana melirik Arbacio yang tampak tenang itu.

𝐓𝐑𝐎𝐔𝐕𝐀𝐈𝐋𝐄𝐄  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang