Asya memasuki kelasnya dengan senyum serta sapaan dari murid lainnya
"Sok ramah banget"
"Udah jelek centil lagi"
"Caper kali bah"
Bisik beberapa siswi yang menatap Asya fari atas hingga ke bawah tatapan iri serta dengki menguasai tatapan itu
Asya mencoba tenang lalu mengabaikan mereka jika penyakitnya kambuh maka percuma saja semua usaha yang telah dia lakukan
"Ehh lo udah turun ternyata"ucap Vena meletakan tas miliknya tepat di sebelah Asya
"Belum,belum turun cuman arwahnya aja ini" sahut Asya
"Wahh takut gue"
Tok...
Asya melempar salah satu pulpen miliknya tepat pada jidat mulus Vena
"Lo tuh gila tau ga?"ucap Asya setelah melempar pulpen hitam tadi
"Ga tau gue kasih tau coba"sahut Vena menunjukan wajah jengkelnya untuk memanas-manasi Asya
Mereka baru kenal kemaren tapi sudah seperti sahabat yang kenal bertahun-tahun yang lalu
Asya menggelengkan kepalanya lalu kembali menatap ponsel hitam pada genggaman tangannya
"Wihh rame gue ga di ajak"ucap rena datang tak lupa dengan chaca di belakang
"Kan kita baru sampe ren"ucap Chaca menyela
"Ishh Chaca!"geram Rena pada salah satu sahabatnya yang lama sekali konek dan putus alur
Akhirnya momen ini bisa kembali lagi sudah lama Asya merindukan hal ini ya perdebatan kecil yang hanya di lakukan oleh beberapa orang tapi mampu membuatnya tersenyum
"Mau sekolah apa berantem sist?"tanya Asya menopang dagunya dengan tangan kanan miliknya
"Chaca niat sekolah kok"ucap Chaca menunjukan wajah polos yang sangat ingin di tampol
"Ga ga niat gue kesini"balas Rena memutar mata serta menunjukkan wajah ingin muntah saat melihat tingkah Chaca
"Rena sakit? Ke UKS yuk"ajak Chaca memegang dahi,telapak tangan serta kuping Rena
"Chaca! Kalo ga pintar jangan gila!"teriak Rena kehilangan kesabaran pada sahabat satunya ini
"Hahaha!!! Duh lucu banget kalian! Gilaa sakit banget perut gue ini"ucap Vena memegangi perutnya yang keram karna kebanyakan tertawa
"Makanya jangan teman sama buku aja temanan kek"balas Rena menaruh tas miliknya pada bangku di depan Asya
Struktur tempat duduk mereka adalah Rena dan Chaca di depan serta Asya dan Vena berada tepat di paling pojok belakang sebelah kanan
Katanya sih biar ga ketahuan guru kalau tidur,makan dan nyontek bisa leluasa juga ga seketat di depan
"Sya besok jalan yuk!"ajak Vena menoleh ke arah Asya
"Jalan kemana?"tanya Asya melanjutkan membaca buku yang sempat tertunda tadi
"Mall gimana?"
Deg...
Asya terdiam sesaat dengan ucapan Vena yang mungkin menginginkannya tentang masa kelam itu
Asya merasa takut dan gugup dengan pertanyaan Vena barusan berusaha sekuat mungkin agar dia tak berteriak serta membanting barang yang ada
Peka dengan keadaan Asya, Rena menoleh kebelakang lalu menggenggam tangan Asya dengan erat mengisyaratkan semua akan baik-baik saja
"Ke taman aja gimana? Agak sumpek gue di mall mulu"ucap Renata menyela lalu mengalihkan pembicaraan Vena barusan
Vena mengangguk setuju dengan saran yang Rena berikan dan untungnya saja dia tak tahu bahwa Asya mengalami panik sesaat
"Boleh deh ngikut aja gue"ucap Vena mengikut
Semua kembali seperti semula walaupun sedikit paksaan untuk bisa mengandalkan diri
Asya tau ini berat tapi tidak ada salahnya mencoba kan? Semua hasil pasti ada perjuangannya
Di balik keterpurukannya Asya juga bersyukur karna telah di tempatkan di lingkungan orang-orang yang baik serta mau menemaninya
Kring...
Bel pulang sekolah berbunyi dengan nyaring membuat seluruh warga sekolah heboh dengan bunyi itu
Hanya suara bel tapi mampu membuat semua orang yang mendengarnya berteriak dan kesenangan atas kehadirannya
"Ya udah gue cancel"ucap Nia pada seorang bapak ojek online
Terlihat bapak itu sepertinya memberikan penjelasan pada nia tapi sang pendengar malah bersikap seperti seseorang yang tuli
"Mbak saya minta maaf saya telat, anak saya nangis minta makan tadi"jelas bapak itu memohon pada nia
Nia adalah salah satu murid nakal yang ada di sekolah ini seeing membully dan bahkan juga berbuat seenaknya pada siapapun
Orang tua yang kaya membuatnya bisa melakukan apapun dengan uang contohnya menyogok guru untuk bisa menaikannya kelas dan mendapatkan ranking
"Ya gue ga peduli"
"Orderan saya lagi sepi mbak jangan di cancel ya? Atau mbak bisa potong upah saya pas udah nyampe nanti"ucap bapak itu memegang tangan Nia yang langsung di tepis olehnya
"Orang tua gue kaya! Bahkan gaji lo sebulan itu ga cukup buat biayain uang harian gue!"maki Nia di tengah kerumunan orang
Banyak siswa dan siswi melihat adegan itu mereka tak heran jika melihat Nia yang memaki seseorang hal itu sudah biasa terjadi di dalam sekolah
Asya melihat dari tadi kejadian tersebut membuat rasa kasian menyelimuti dirinya saat melihat bapak itu memohon pada seorang gadis yang tak tahu rasa belas kasian
"Keterlaluan banget sih,pak nanti buntutin saya dari belakang ya?"ucap Asya pada supir pribadi keluarganya
Saking overprotektifnya Arlan pada Asya dia menyediakan supir serta bodyguard pribadi yang telah di latih untuk bisa menjaga putri semata wayangnya
"Mau kemana nak?"tanyanya pada Asya
Asya tak biasa di panggil 'non' atau perkataan lainnya yang membuat dirinya lebih tinggi dari yang lain
Asya menyuruh mereka semua untuk tidak memanggilnya dengan sebutan itu dan terbitlah kata 'nak' 'nduk' dan 'asya' dari mereka
"Gapapa pak ikutin aja ya"
Setelah selesai berbicara dengan seseorang yang mengantar serta menjemputnya Asya berlari menghampiri bapak ojol tersebut
Bingung mau double update apa ga?
WARNING!!!
TERDAPAT BANYAK TYPO DAN SALAH PENEMPATAN DALAM CERITA
SALAM MANIS BUAT KALIAN●♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Rakasya {END}
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!!] (KARYA INI HANYA KARANGAN SEMATA.) Alsya crions harus bisa menerima semua kenangan pahit yang selalu menghantuinya selama 2 tahun belakangan ini Mengalami pelecehan di umur yang masih sangat muda membuat gadis cantik bern...