part.17

254 15 0
                                    

Seorang gadis sendirian di dalam kelas yang tak berpenghuni dengan buku di hadapannya

Kelas sepi karna ini belum menunjukkan waktu masuk gadis itu pun berdiri lalu mengamati kelasnya yang sudah beberapa minggu ini ia tempati

Seorang gadis lainnya pun muncul dengan jaket serta topi hitam di tubuhnya

Asya dan Michelle menatap satu sama lain dengan tatapan penuh tanya serta rindu yang memuncak dari keduanya

Asya memutuskan tatapan itu lalu pergi keluar kelas tapi belum sempat ia pergi keluar tangannya di cekal oleh seseorang

"Gue mau ngomong bisa?"ucap Michelle lembut pada Asya

Asya berbalik menatap sahabatnya yang dulu pernah menghilang dengan lekat setelah puas ia pun mengangguk mengiyakan permintaan sahabatnya

Asya di bawa duduk oleh Michelle di bangku paling belakang agar lebih nyaman dan bisa berbicara panjang lebar

Rena masuk ke dalam lingkungan sekolah dengan Chaca dan Vena di sebelahnya

Mereka berbicara dengan lantang serta tertawa lebar tak menghiraukan tatapan orang lain pada mereka

"Cha,lu tuh polos apa bego sih?"kesal Rena menatap Chaca yang tak mengerti apa yang sedang mereka bicarakan

"Tolol mungkin?"tanya Chaca balik menunjukkan wajahnya

"Gila! Bisa stress gue sama lo!"maki Rena menatap Chaca dengan tajam

Vena tak bisa menahan tawanya lagi gadis itu pun melepaskan tawanya dengan keras saat Rena memarahi Chaca

"Mood banget kalian"ucap vena dengan sisa tawanya

Rena memutar bola matanya lalu berjalan lebih cepat dari Chaca dan Vena di belakang

"Ren, Chaca salah ya?"tanya Chaca menyusul Rena

Chaca tak mengejar Rena sendiri melainkan menarik tangan Vena juga pada genggaman tangannya

"Jangan di tarik Cha tangan gue sakit"ucap Vena mengelus genggaman mereka

"Aa maaf Ven Chaca ga liat"ucap Chaca menyesal memperhatikan pergelangan tangan Vena

"Udah gapapa sakit dikit doang"ucao Vena tersenyum agar Chaca tak merasa bersalah

Rena berhenti saat ingin memasuki kelas doa melihat ada dua gadis disana pada bangku mereka masing-masing

Chca langsung menghampiri Asya untuk mengadu lalu duduk di sampingnya

Chaca menarik buku Asya dengan paksa sehingga membuat sang empu mengerang dengan marah

"Apasih! Jangan ganggu bisa!?"ucap Asya tinggi menarik kembali bukunya

Rena dan Vena yang melihat itupun berjalan masuk ke kelas dengan cepat untuk menghampiri ke dua sahabatnya

"Sya? Maaf tad..."ucap Chaca menyesal dengan perbuatannya yang lancang

"Diam! Lo bisa pindah ke tempat lo? Atau gue yang harus pindah?"ucap Asya sengit memperlihatkan wajah marah dan tatapan tajamnya

Chaca takut dengan tatapan itu sehingga kurang dari hitungan ke tiga dia pun pindah dari tempat duduk Vena

"Sya, Chaca cuman mau ngobrol doang lo kok marah?"tanya Rena yang sendari tadi memperhatikan aksi mereka

Asya menaruh bukunya kembali lalu menatap Rena di depan

"Ya dia ganggu siapa yang ga marah?"tanya Asya tampa senyuman sedikitpun

"Dia cuman mau ngobrol sya! Ga mungkin ngabisin waktu hidup lo!"marki Rena tak tahan dengan sikap seseorang di hadapannya

Asya berdiri lalu mengebrak meja dengan sangat keras membuat beberapa orang yang baru masuk kaget mendengarnya

"Ga usah teriak! Gue ga tuli! Lebih baik lo duduk daripada berkoar di situ!"ucap Asya tak kalah meningginya dari suara rena barusan

"Lo..."belum sempat Rena menjawab Vena sudah lebih dulu menenangkannya dan bilang "udah ga usah di lanjutin"

Rena masih menatap Asya dengan tajam tak percaya bahwa yang berada di hadapannya adalah Asya kecil sahabatnya dulu

"Lo bukan Asya yang gue kenal"ucap Rena melangkahkan diri menghampiri Chaca

Asya kembali duduk dengan tatapan yang belum berubah serta raut dingin tak tersentuh olehnya

Vena menatap Asya sebentar lalu mendudukkan dirinya pada bangku di sebelah Asya

Vena diam tak berbicara apapun dengan Asya lalu membuka buku materinya untuk di baca

Ada rasa sakit hati serta tak percaya oleh ketiga gadis itu,mereka tak mengira bahwa Asya yang dulu mereka kenal kini telah berubah menjadi seorang monster mengerikan

Seseorangrang di belakang memperhatikan kelakuan mereka sendari tadi lalu menyeringai dengan senang melihat rencananya berjalan dengan lancar

Sepertinya masalah ini telah direncanakan oleh seseorang dengan matang

Tapi di saat dia menyeringai seseorang dari arah samping menunjukkan wajah penuh mistiknya tampa seseorang tahu itu adalah dia

Sepertinya akan ada masalah besar setelah ini entah dia yang menang atau musuh itu

Keputusan berada di tangan Asya hanya dia yang bisa menyelesaikan semua masalah yang telah terjadi
















Siapa kedua tokoh yang belum terungkap? Dan apakah akan ada masalah baru yang lebih besar dari apa yang mereka alami sekarang?

WARNING!!!

TERDAPAT BANYAK TYPO DAN SALAH PENEMPATAN DALAM CERITA

SALAM MANIS BUAT KALIAN●♡

Rakasya {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang