part.27

224 13 0
                                    

Jam istirahat telah berbunyi sejak 15 menit yang lalu kantin yang dulunya sepi kini ramai di huni oleh seluruh siwa maupun siswa yang merasakan kelaparan

"Mau pesan apa nanti gue pesanin"ucap Rena kepada kedua orang di hadapannya

"Bakso aja udah semuanya"ucap Vena menyela agar Rena tak lama menunggu

Ketiga gadis itu tersenyum dengan lebar atas candaan yang di berikan oleh salah satu dari mereka sebelum Rena pergi

Tawa yang pernah Asya rekam terulang kembali pada ingatannya,dimana Rena dan Axel bertengkar hanya karna hal sepele

Kenangan yang indah tapi tak bisa terulang kembali hanya pajangan masa lalu suram yang ia miliki

"Makan kak!"ucap Zaylan mengejutkan Asya

Asya tersadar dari lamunannya di saat seseorang meneriaki dirinya dengan keras

"Bisa diam ga? Ribut amat"cibir Asya melanjutkan acara yang sempat tertunda tadi

"Ya siapa suruh ngelamun terus"Ucap Zaylan tak mengalihkan pandangannya pada sesuatu di hadapannya

Asya diam tak membalas perkataan Zaylan barusan melainkan memikirkan kedekatan mereka dulu di sela-sela dia makan

"Zay"panggil Asya menoleh pada Zaylan di sebelahnya

"Hmm?"jawab Zaylan memakan pesanannya dengan nikamat sehingga tak memperdulikan Asya

"Lo pernah jatuh cinta ga sih?"tanya Asya semakin penasaran sebab sikap Zaylan yang ini apakah dia memiliki seseorang di belakangnya

"Pernah lah masa ga"jawab santai Zaylan menanggapi pertanyaan Asya barusan

"Siapa? Kepo nih"ucap Asya menyingkirkan makanan yang ia miliki ke samping

Zaylan dengan segera menyelesaikan kegiatannya dengan segera agar jiwa kepo Asya semakin tinggi

Zaylan menatap Asya yang sedang menatapnya dengan penuh harap seakan ingin sekali tahu siapa dia

"Cewek cantik"ucap Zaylan

Buk...

Tidak satu dua tiga Asya melempar sendok makan tepat pada kepala Zaylan di depan

Asya melempar benda itu dengan keras sehingga membuat sang empu meringis kesakitan

"Aww! Gila ya lo kak?!"ucap Zaylan meninggi

"Ya gue tanya jawab yang betul"

"Gue udah jawab betul"

"Gue tau cewek pasti cantik,tapi masalahnya siapa?!"balas Asya lagi

Zaylan diam tak memikirkan perkataan Asya barusan

Setiap ada orang yang menayainya tentang dia maka di situlah Zaylan merasakan hal yang amat sakit pada hatinya

"Gue paling sayang ibu gue,dia di rawat di rumah sakit karna kecelakaan satu tahun yang lalu"Ucap Zaylan menunduk ingin melanjutkan perkataannya barusan

"Bapak udah lama ga ada dari umur gue 9 tahun,karna itu gue kerja sama Michelle buat nyari uang untuk biaya ibu berobat"

"Cuman ibu yang gue punya di dunia ini selain itu udah ga ada"ucap Zaylan tak ingin mengangkat wajahnya walau hanya sejengkal

Asya memaki dirinya sendiri karna telah lancang menanyakan hal yang pribadi kepada seseorang

Seharusnya dia bisa menjaga mulut dengan pertanyaan yang keluar tadi

Jika saja hal ini terjadi mungkin Zaylan tak akan sesedih ini

"Zay? Maaf gue ga tau"ucap Asya menepuk pundak Zaylan

Lelaki itu mulai menaikan wajahnya kembali lalu tersenyum Dengan paksa menatap Asya

"Gapapa kali sans aja guenya aja yang lagi sensitif"

"Gue juga punya pacar kok"lanjut Zaylan tersenyum

Asya berfikir dengan mengalihkan topik pembicaraan akan bisa mengubah suasana hati seseorang di depannya

"Serius? Cerita dong gue mau dengar"ucap Asya mengalihkan topik yang sedang mereka bicarakan

"Cerita gimana?"tanya Zaylan menatap bingung ke arah Asya

"Ya cerita tentang dia apa aja deh"

Zaylan menarik nafas memikirkan dalam-dalam apa yang ia ceritakan mungkin tak akan menyakiti hatinya lagi

"Dia wanita paling baik yang pernah gue kenal,dia yang menarik gue keluar dari lubang kegelapan,dia cantik,ramah,sopan,dan cuman dia yang menduduki tahta tertinggi di hati gue"jelas Zaylan mendeskripsikan seseorang yang berlabuh setiap saat maupun waktu

Gadis di sampingnya menunjukan wajah yang sangat menggemaskan

Asya menumpu dagunya pada gumpalan tangan agar bisa menyerap semua yang Zaylan katakan

Asya tak ingin menyela sampai Zaylan menyelesaikan semua perkataannya

"Udah lo mau dengar apa lagi?"ucap Zaylan menyenggol lengan Asya sehingga membuat dagu mulus gadis itu terantuk dengan meja

"Aww lan! Segitu aja?"tanya asya dengan mengelus dagunya yang sedikit sakit

Zaylan pun mengangguk lalu menghembuskan nafasnya kembali "Gue sama dia beda jalan" ucap Zaylan menguatkan dirinya sendiri untuk menerima kenyataan

"Maksudnya?"

"Gue ke masjid dan dia ke gereja kita berdua ga mungkin bersatu walau alam semesta juga mendukung"

"Sekuat apa gue berjuang akhirnya juga bakal kalah dengan kenyataan,tapi gue ga bisa lepas dia"

"Gue bingung dengan perasaan ini,berjuang sulit berhenti pun rumit"

Jelas Zaylan untuk kesekian kalinya sebelum berpamitan pada Asya

"Gue deluan"ucap Zaylan meninggalkan asya sendiri disana

"Ehh lan?"panggil Asya yang tak di hiraukan oleh sang empu

Membuatnya merasa bersalah atas apa yang ia ucapkan tadi

Coba saja dia tak sekepo itu mungkin mood Zaylan tak akan berubah

Jalan hidup itu sulit yang mudah hanya numpang jalan sempit.














WARNING-!!!

TERDAPAT BANYAK TYPO DAN SALAH PENEMPATAN DALAM CERITA

SALAM MANIS BUAT KALIAN●♡

Rakasya {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang