part.8

463 32 0
                                    

Vena masih menatap Axel dengan tajam walau ke empat lelaki itu sudah menjauh dari mereka

"Udah Ven ga usah di liatin"ucao Asya menutup mata Vena

"Gimana ga di liatin! Dia yang mulai deluan!"adunya seperti seorang anak pada ibunya

"Syutt... Lo bisa mingkem ga? Mending gubah sini dari pada berkoar terus" ucap Renata menutup mulut Vena seperti bebek

Vena menutup mulutnya dengan rapat saat tangan renata yang berbau chiki terlepas dari mulutnya

Vena mengulurkan lidahnya untuk membersihkan bekas tangan Renata pada permukaan bibirnya

Asya berdiri dari duduknya lalu mengambil kamera yang ia bawa setiap berpergian kemanapun

Memotret beberapa gambar untuk di abadikan serta mengingat setiap jengkal hal indah yang terjadi dalam hidupnya

Ketiga gadis cantik itu melirik ke arah Asya sebentar setelah rasa penasaran mereka hilang ketiga gadis itupun mengalihkan pandangan mereka

Dilain sisi para pria hanya berdiam diri dengan ponsel yang berada pada genggaman mereka

"On, lu ga liat berita?"ucap Axel tampa mengalihkan pandangannya dari benda pipih yang berada di genggaman tangan kanannya

"On? Lu manggil gue apa lyon?"ucap Deon menunjuk dirinya lalu beralih ke arah Raka

"Gue lupa nama kalian sama"ucap Axel menepuk jidatnya agak keras

Nama panggilan yang sama membuat Axel kadang bingung untuk memanggil mereka berdua

"On siapa aja dah,nih berita katanya ada anak geng RAKS ngerusuh di permukiman"ucap Axel menunjukkan ponselnya

"On siapa aja dah,nih berita katanya ada anak geng RAKS ngerusuh di permukiman"ucap Axel menunjukkan ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pasha melirik ke arah ponsel milik Axel yang sedang ia tunjukkan pada kedua sahabatnya

"Shit! Siapa yang nyebar hoax?"batin pasha membara saat tau gengnya di fitnah

"Gue kenal raks dari lama ga mungkin mereka gitu" lanjut mengepalkan tangan tak terima saat para temannya di tuduh yang tidak-tidak

"Raks yang suka cari masalah itu?"tanya Deon memastikan bahkan menarik ponsel itu dari pemiliknya

Pasha menahan mati-matian emosinya untuk tidak membunuh ketiga teman Asya

Jika pasha lepas kendali pasti RAKS dirinya dan asya akan kena imbasnya

Dia tak ingin menutupi RAKS dari publik hanya dia menunggu saat yang tepat agar bisa memberi tahu pada dunia bahwa RAKS adalah geng motor terbaik yang pernah ada

Tapi tampa di sangka kejadian seperti ini malah hadir begitu saja tampa ia ketahui, kebalikan dengan berita hoax itu RAKS justru lebih mementingkan nyawa orang lain dari pada nyawa mereka sendiri

"Hooh RAKS yang onoh, gedeg parah gue sama dia" lanjut Axel menarik kembali ponsel miliknya

Pasha tahu ini ulah siapa tapi untuk memastikan Pasha harus menghampiri mereka semua untuk mencari kebenaran yang sebenarnya terjadi

Pasha berdiri dari duduknya menelpon beberapa orang untuk mengawasi dan menjaga Asya dari jauh

Semua orang bisa saja bermuka dua dan Pasha tak ingin jika senyum Asya yang sudah kembali hilang begitu saja salah seseorang

Pasha menghampiri Asya dengan kameranya lalu membisikkan sesuatu di telinga gadis itu

"Gue pergi bentar ada urusan,ada 4 bodyguard yang jaga dari jauh kalo ada apa-apa teriak aja"

Cup...

Pasha mencium kening asya sebelum gadis itu bertanya sesuatu, pria itu tau asya akan menanyainya panjang kali lebar jika saja dia tak segera pergi

"Ehh mau kemana?"

Pasha sudah lebih dulu pergi menjauh dari hadapan mereka bertiga tampa sepatah katapun

"Cieee siapa tuh sya?" Tanya Vena menaik turunkan alisnya menatap ke arah Asya

Asya berbalik ke mereka untuk ikut duduk karena sudah lelah berdiri untuk memotret hal indah yang ada di taman ini

"Apa sih ga ya"balas Asya melepaskan kamera dari lehernya

"Bahasa Inggrisnya cemburu itu 'jealous' bukan ciee" ucapo Rena merebahkan diri pada sebelah Chaca

"Siapa yang cemburu njir? Gue nanya doang"balas Vena menutupi wajahnya yang hampir memerah

"Ahh masa? Tuh mukanya merah" ucap Rena menunjuk wajah Vena yang tertera warna merah pada pipinya

"Vena sakit? Kok mukanya merah?" Tanya Chaca ikut menoleh menatap Vena

"Ga sakit Cha cuman lagi ekhm!.." Rena batuk karna sengaja untuk bisa lebih memanas-manasi Vena

Sepertinya Asya tahu arah pembicaraan ini,tatapan Vena saat Asya datang bersama Pasha membuat semua orang yang melihatnya pun sudah mengerti bahwa Vena mengalami "jatuh cinta pada pandangan pertama"

"Santai Ven dia bukan tipe gue kok,ambil aja kalo mau buat pajangan atau koleksi" ucao Asya menggandeng pundak Vena

Sedikit lega mendengar penuturan dari Asya tapi Vena tak bisa menutupi wajah malunya dari ke tiga gadis yang sedang menggodanya berulang kali

"O-oh aja ga peduli gue"ucap Vena memalingkan wajahnya yang memerah seperti tomat masak

"Hah? Apa ga denger nih" panas Asya mendekatkan wajahnya

"Duh merah kali bah wajahnya ini" lanjut Rena duduk dari tidurnya

"Ke puskesmas ya Ven? Merah gitu mukanya" ucao Chaca menyentuh permukaan pipi Vena

Jika ada kekuatan menghilang pasti akan Vena lakukan sekarang juga wajahnya sudah sangat merah saat ini rasa malunya pun bertambah saat ketiga sahabat barunya menggoda dan memanas-manasi dirinya

Pasha adalah tipe karakteria yang Vena idamkan dari dulu

Kemeja hitam dan celana jeans itu membuatnya lupa akan kehidupan nyata dan pergi ke dunia lain untuk berkhayal tentang masa depan











WARNING!!!

TERDAPAT BANYAK TYPO DAN SALAH PENEMPATAN DALAM CERITA

SALAM MANIS BUAT KALIAN●♡

Rakasya {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang