"Nak masuk perkenalkan diri kamu "ucap bu Dinda pada seorang gadis di depan pintu
Asya mendongak setelah berhasil mengendalikan dirinya lalu menatap pada seorang gadis yang masih di depan pintu
"Halo teman-teman saya...."
Deg...
Apa ini? Setelah dia berhasil mengendalikan diri apakah Asya harus mengalami serangan jantung kali ini
Gadis itu adalah gadis yang pernah menjadi salah satu bagian dari kenangan indah masa kecilnya dulu
Apa ini sebuah kebetulan atau rekayasa seseorang untuk bisa mempertemukan mereka lagi?
Intinya sekarang Asya harus bisa mengobrol berdua dengannya bagaimana pun caranya
Asya mencoba mengendalikan dirinya lagi agar tak histeris seperti saat dia mengalami trauma berat
Walaupun lukanya sudah sembuh tetapi bekasnya masih ada bahkan dihilangkan dengan obat apapun
"Kamu bisa duduk di sana"tunjuk bu Dinda pada bangku di sebrang Vena
Asya tetap memperhatikannya dari mulai bejalan hingga dia duduk pada tempatnya asya yakin itu 'Michelle' sahabat kecilnya dulu
Asya tau dia Michelle karna ciri fisik yang dimiliki sahabatnya jauh lebih istimewa di bandingkan anak lainnya
Michelle tak jauh berbeda dengan yang dulu sekarang gadis cantik itu hanya berdiam diri serta tak banyak berbicara
Sifatnya yang dewasa saat umur masih menginjak 5 tahun membuat Asya tak bisa lupa kenangan indah bersamanya
"Gue yakin lo Michelle"batin Asya masih memandangi Michelle dari sebrang meja
Kring...
Akhirnya yang di tunggu-tunggu pun tiba Asya berlari keluar ingin mengejar Michelle untuk bisa berbicara berdua dengannya
"Asya!"teriak Rena menarik tangan Asya yang ingin menuju pintu kelas
"Rena? Gue ada urusan kalian makan deluan ya?"baru saja Asya ingin melepaskan genggaman tangan Rena padanya
"Mau kemana sih buru-buru amat? Ga mau makan bareng?"tanya Vena beruntun pada Asya
Asya melihat raut sedih dari ketiga sahabatnya tapi kini ada masalah yang harus ia selesaikan dulu
"Makan bareng dulu Sya baru nanti lanjut lagi urusannya"ucap Chaca menggenggam tangan kiri milik Asya
"Nah bener makan dulu napa ntar maag lo kumat"ucap Rena mengeratkan genggamannya
"Ntar gue bantuin deh,makan bareng ya?"tanya Vena dengan wajah memohon
Asya tak bisa menolak jika seperti ini sahabatnya memang benar tak ada salahnya jika dia makan dulu lalu kembali berusaha berbicara dengan Michelle
"Iya"balas Asya
Ketiga gadis yang sudah mendapatkan persetujuan pun tersenyum dengan senang
Mereka bergandengan seperti layaknya anak kecil yang sedang ingin pergi bermain Rena dengan Asya dan Chaca dengan Vena
Asya menoleh saat keluar dari kelas tapi tak ada satupun tanda-tanda adanya Michelle disana mungkin dia sudah di kantin pikir Asya
Ke empat gadis cantik itu memilih tempat yang kosong tapi tak ada yang tersisa kecuali tempat dimana ke tiga pria tampan itu tempati
"Kesana aja yuk"ajak Vena pada ketiga sahabat barunya
Rena tampak kesal jika harus duduk satu meja dengan Axel tapi tak ada cara lain selain duduk di dekat lelaki itu
Mereka pun duduk di sana dengan posisi Rena berjauhan dengan Axel atas permintaan Asya tentunya
Walaupun Asya suka mereka bertengkar tapi bukan berarti Asya tega melihat sahabatnya naik darah setiap hari
"Mau pesan apa? biar Chaca aja yang pesan"ucap Chaca
Melihat sang pujaan hati ingin pergi memesan Axel pun tak tinggal diam
"Lah kok lo? Mereka punya kaki masih utuh ga cacat sedikitpun, bisa jalan kan lo pada?"tanya Axel tak terima jika Chaca yang memesan pesanan sahabatnya
"Gapapa kan Chaca ga sendirian Rena pasti bantuin Chaca bawa makanannya"lerai Chaca tak ingin jika Axel dan Rena beradu mulut
"Ga bisa gitu! Lo bukan babu yang seenaknya mereka suruh!"maki Axel berdiri semakin tak terima dengan penjelasan Chaca
Rena sudah menahan amarahnya dari tadi tapi kali ini salahkan Axel karna tak mau mengijinkan Chaca untuk memesan
Bruk...
Rena menggebrak meja dengan keras sehingga mengundang beberapa pasangan mata padanya
"Lo bisa diam ga?! Dia ga sendiri! Gue juga bantuin! Dan apa?! Lo bilang dia babu?! Mata lo buta apa katarak sampe ga bisa bedain mana yang benar mana yang salah!" Ucap Rena menggebu tak terima juga jika axel merendahkan mereka
"Ren udah biarin aja, pesan sama gue ayok"ajak Asya melerai agar tidak ada terjadi yang namanya adu mulut
"Tuh Asya mau bantuin lo Ga harus Chaca kan?"ucap Axel merendahkan suaranya
"Lo!..."belum sempat Rena melanjutkan ucapannya Asya sudah lebih dulu menarik lengan gadis itu untuk pergi dari sana
Tak ingin menjadi nyamuk Vena juga ikut bersama Asya dan Rena untuk sedikit mengurai beban mereka saat membawa nampan nantinya
"Sya kenapa ditarik sih?"tanya Rena masih dalam keadaan emosi
"Asya baik sama lo berdua niatnya mau misahin lo pada biar ga ribut terus"sahut Vena memesan makanan acak karna tak tahu harus memesan apa
"Bu nasi goreng empat sama es teh juga empat"ucap Rena pada ibu kantin
"Jangan marah terus Ren"ucap Asya dengan lembut lalu mengelus rambut Rena dengan pelan
"Lo tau kan? Apa jadinya kalau emosi yang menguasai diri lo?"tanya Asya persis seperti seorang ibu yang menasehati anaknya
"Benar kata Asya,emosi boleh tapi jangan sampe lupa jati diri" ucap Vena setelah berhasil memesan makanan
Vena tau bahwa dirinya adalah anggota baru tapi di saat bersama mereka Vena tidak pernah merasakan yabg namanya di kucilkan itu sebabnya Vena ingin berteman lebih jauh dengan mereka
"Kebanyakan laki-laki semakin di lawan semakin keras sabarin aja udah"ucap Vena pada Rena
Umur Asya dan Vena jauh lebih muda dari mereka beberapa bulan tapi sifat mereka mengatakan bahwa mereka lebih tua beberapa tahun dari Chaca dan Rena
"Huftt oke gue bakal coba lebih sabar lagi tapi gue ga janji ya?"ucap Rena tersenyum pada kedua sahabatnya
Asya dan Vena pun mengangguk sebagai jawaban setuju lalu mengambil nampan yang sudah terisi makanan
Rena diam saat datang ke meja awalnya, jika Axel tak mencari masalah Rena yakin dia tak akan berteriak dan naik naik darah saat itu
"Maaf ya Chaca ga bisa bantu"ucap Chaca sedih melihat sahabatnya harus berdiri
"Ga masalah gue juga baru ini mesan makanan"ucap Asya sebagai penengah
Axel diam tak berbicara ntah apa yang telah Chaca katakan padanya sehingga laki-laki itu diam
Sesuai yang di harapkan mereka makan dengan damai tampa ada perkelahian sedikitpun di dalamnya
Dan juga mengabaikan tatapan seseorang yang mengawasi mereka sendari tadi.
WARNING!!!
TERDAPAT BANYAK TYPO DAN SALAH PENEMPATAN DALAM CERITA
SALAM MANIS BUAT KALIAN●♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Rakasya {END}
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!!] (KARYA INI HANYA KARANGAN SEMATA.) Alsya crions harus bisa menerima semua kenangan pahit yang selalu menghantuinya selama 2 tahun belakangan ini Mengalami pelecehan di umur yang masih sangat muda membuat gadis cantik bern...