part. 32

211 8 0
                                    

Jam istirahat pun tiba, Asya dan ketiga sahabatnya berjalan dengan santai menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang kosong

"Sya mau makan apa?"tanya Rena setelah mereka sampai pada meja yang kosong

"Ngikut aja,mau di bantuin?"tanya balik Asya

"Ga usah sya ada gue kok"ucap Vena berdiri lalu mengedipkan matanya

Asya hanya mengangguk lalu mengamati sekitar untuk mengusir rasa bosan

"Kok kesini ga bilang?"ucap Axel datang dan langsung mengelus rambut Chaca

"Najiss xel"balas Deon duduk di depan

Seingat mereka Axel adalah seseorang yang sangat anti dengan yang namanya cinta,tapi ntah mengapa kejadian ini membuat kata itu sudah tidak berarti lagi

"Sirik yaa? Kasiann"balas Axel menggenggam tangan Chaca dan di bawa di atas pahanya

Tak lama berselang lama Raka datang dari arah samping lalu duduk tepat di sebelah Asya

"Dari mana? Al kangen"ucap Asya menumpukan dagunya pada meja

"Ada urusan tadi"balas Raka lalu mengangkat kepala Asya untuk di senderkan pada bahunya

"Jangan taruh dagunya di meja"

"Kenapa?"

"Nanti lecet"

Asya tak membalas namun dengan gerakan cepat gadis itu memeluk Raka dan menyembunyikan wajahnya pada dada bidang lelaki itu

"Panas banget gila ada es ga sih!" Ucap Deon tak berbohong melihat kedua sahabatnya yang tengah bermesraan tepat pada hadapannya

Mereka tak menghiraukan perkataan Deon seakan-akan menganggap itu cuman angin lalu

"Sya?"panggil Deon tak berani menatap Asya

"Iyaa?"jawab Asya menoleh

"Gue minta maaf yaa,atas semua masalah yang gue perbuat"

"Iyaa,udah di maafin kok. Kita teman disini"

Deon tersenyum lalu mengangguk sebagai jawaban

"Btw yang buat lo tobat begini siapa?"tanya Exel

"Gadis yang gue suka,gadis yang gue anggap sebagai pelampiasan tapi ternyata gue yang kena pesonanya"

"An...."

Plak...

"Ga boleh ngomong kasar"balas Chaca menepuk paha Axel dengan tangan kecilnya

"Keceplosan tadi"jawabnya dengan polos seakan bahwa dia adalah anak yang sedang di beritahu

Chaca diam saja setelah Axel menjawab demikian lalu kembali menoleh pada Asya untuk menanyai gadis itu

"Kalau udah bucin emang ga ada obat"

"Ya lo kan juga sama"

"Sama apa?"

"Sama gilanya"

Plak ...

Axel mendapatkan dua kali timpukan dari Raka serta Deon dengan botol plastik yang masih terisi sedikit air minum

"Gila ya lo pada?!sakit nih kepala gue!"

"Bodo amat dan tidak mau tau"balas Deon tersenyum setelah melihat Vena dan Rena berjalan ke arah meja mereka

"Sakit kepalanya?"tanya Chaca menyentuh kepala itu

Sebenarnya tidak terlalu sakit-sakit amat tapi ya jika sudah dapat perhatian maka disitulah dunia per aktinggan di mulai

"Sakit banget,elusin"

"Najis tau ga jijik gue"balas Vena meletakkan makanan mereka kepada atas meja

"Tau tuh bikin kesel aja"

"Lo dua orang baru datang jangan ngajak ribut bisa?" Tanya axel tak mengalihkan pandangannya dari sang pujaan hati

Mereka memilih diam dari pada membawa kasus ini kejenjang yang lebih rumit lagi


Sudah tak terasa sekarang adalah Minggu kedua Asya dan Raka menjalin hubungan walau tanpa status

Ya kata Raka sih gini "Raka ga mau kita pacaran atau sejenisnya melainkan menikah setelah kita lulus"

Raka sudah menemui kedua orang tua Asya berserta keluarganya dan yup mereka semua setuju dengan apa yang Raka dan Asya inginkan

"Lebih baik menjalin hubungan tanpa status dan akhirnya bersama, daripada berpacaran tapi akhirnya malah berpisah" ucap Raka terus terang

Hari sudah menunjukkan pukul 11.25 pm,tapi kedua insan itu tak mau menutup telponnya dan justru malah sedang asik bercanda

"Ka, lagi sama dia?"tanya Asya setelah selesai tertawa dengan keras akibat lawakan yang di lontarkan oleh Raka

"Iya, ini lagi bobo" jawab Raka menatap Asya dengan lembut

"Kalau Asya cemburu salah ga sih?"

"Cemburu? Sama dia?ya salah dong"

"Salah?! Terus Asya harus gimana? Diam aja ngeliat dia di peluk,di cium, bobo bareng sama raka gitu?"tanya Asya meledak-ledak tak habis pikir dengan ucapan Raka

"Jangan marah-marah dia kebangun, sebentar Raka ambil dulu"

"Nah kan baru aja di bilangin udah gini,yang jadi pacar kamu itu siapa sih?" Ucap Asya menghindari kamera untuk menyorot wajahnya

Raka tak menghiraukan perkataan Asya lalu mengendong gadis kecil nan menggemaskan itu dalam pelukannya

Raka menciumnya dengan sangat menggemaskan lalu duduk di tempat awalnya

"Sya?"

"Apa?"

Raka tertawa lalu mengangkat anak kucing itu untuk di tunjukan pada Asya

"Coba liat pacarku marah karna cemburu sama kamu"ujar Raka berbicara dengan kucing itu seakan-akan dia mengerti akan apa yang Raka ucapan

Meow...

Kucing itu mengeong ke arah Asya untuk membujuknya agar tidak marah lagi pada Raka

"Tuh liat dia minta maaf,di maafin ga?"ucap Raka menaruh kucing tersebut dalam gendongannya kembali

"Ga"jawab Asya berguling di atas tempat tidur lalu menunjukan wajahnya pada kamera

"Udah dong cemburunya nanti di gigit tata mau?"

Tata,nama kucing tersebut yang di beri nama oleh Rafa papa Raka yang baru saja pulang dari perkejaan di luar kota

"Ya mau gimana? Dia udah di cium di elus sama kamu terus aku harus diam aja gitu?"

"Ya udah jalan besok mau?"

"Serius?" Tanya Asya dengan senyum yang mengembang

"Iya serius, udah sana tidur nanti pagi Raka jemput"

"Baik perintah akan segera di laksanakan"ucap Asya lalu mematikan video call tersebut

Gadis itu melompat dengan girang lalu memeluk guling kesayangannya untuk menutupi ruam merah pada pipi gadis tersebut

_______________tamat_______________



















Sakit hati ngeliat kasus pencabulan, pemerkosaan bahkan kekerasan pada wanita yang makin merajalela,aku bikin cerita ini buat bisa jadi pelajaran buat kalian ehh malah alurnya naik turun

Nanti aku usahain bakal lebih rapih lagi dalam menulis cerita okeyy

WARNING-!!!

TERDAPAT BANYAK TYPO DAN SALAH PENEMPATAN DALAM CERITA

SALAM MANIS BUAT KALIAN●♡

Rakasya {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang