Hari libur telah tiba sesuai dengan janjinya mereka para gadis akan berjalan-jalan di area sekitar taman untuk berjalan-jalan
Setelah adegan penuh drama kemarin akhirnya Asya bisa keluar rumah walaupun di awasi oleh Pasha sepupunya yang posesif
Pasha memaksa untuk ikut atau tidak membiarkan Asya keluar rumah walau sudah di awasi oleh bodyguard dari kejahuan
"Yuk berangkat"ucap pasha dengan style celana jens serta tak terlupakan kemeja hitam kotak-kotak yang mendominasi
Cukup Coll untuk dunia perbajuan tapi Asya tak memperdulikan itu yang penting sekarang adalah bisa berkumpul dan mengingat masa-masa bersama sahabatnya
"Bun,yah,oma,opa Asyaya pamit ya"ucao Asya mengalami ke empat orang penting dalam hidupnya
"Iya hati-hati"
"Pasha jagain Asya ya"
""Lecet sedikit kepala kamu taruhannya ingat itu"
"Have fun semoga hari asya menyenangkan"
"Aamiin"balas Asya lalu melambaikan tangannya masuk ke dalam mobil milik pasha
Sangat terlihat wajah menjengkelkannya bahkan pria itu tak sedikit mereka terganggu dengan tatapan yang di berikan oleh Asya
"Ngeselin emang anaknya"ucao Asya menghadap ke depan
"Ututu marah nih yee,tenang aja gue cuman jagain lo kok bukan mau ngerusak hari yang menyenangkan ini"ucap Pasha mencium dan mengelus rambut Asya
Asya tak membalas perkataan Pasha barusan dia hanya terus memandang ke arah depan yang menunjukan pemandangan indah dan sayang jika di lewati
Merasa tak ada balasan laki-laki itupun melajukan mobilnya dengan kecepatan yang standar
"Sya, Lo di sana ngapain aja?"tanya Asya tampa menoleh
"Ga ngapa-ngapain sih kerja, pulang istirahat, ngantor"jawabannya terfokus pada jalanan sepi di hadapannya
Tiba-tiba terbesit dalam otaknya untuk bisa menjahili Asya dengan perkataan aneh yang keluar dari mulutnya mungkin
"Ohh iya gue one nigh..."
Tok...
Belum sempat Pasha melanjutkan perkataannya Asya sudah lebih dulu melempar botol plastik tepat pada dahi sang pria
"Ga usah gila lo! Gue tau London negara bebas tapi bukan berarti lo bisa lakuin hal menjijikkan kayak gitu!" Makinya menoleh pada Pasha dengan wajah merah padam karna marah
Melihat itu membuat Pasha ingin tertawa sekarang tapi saat melihat tatapan Asya padanya sepertinya dia harus menepikan mobil agar bisa menjelaskan semuanya pada Asya
"Dengarin gue dulu jangan main asal nimpuk kayak tadi sakit nih"ucapo pasha mengelus dahi yang tak sakit karna terkena lemparan botol tadi
"Ga peduli gue! Gila emang lo! Jangan mentang-mentang lo banyak duit terus lo bisa bayar cewek buat muasin benda keramat lo itu!"balas Asya masih menggebu-gebu atas perkataan Pasha yang menguras emosi
Pasha tertawa dengan lantang melihat ekspresi wajah Asya yang sudah sangat lama ia tak lihat
Bukan hanya orang rumah saja yang rindu tapi Pasha juga rindu bisa melihat serta membuat wajah asya merenggut dengan kesal
"Gue bercanda, gue cuman nyentuh istri gue nantinya bukan kayak yang lo pikirin"Ucap Pasha memandangi wajah Asya yang masih di tekuk
"Bagus kalo gitu"balas singkat Asya
"Mau ga?"Pasha mengeluarkan eskrim kemasan dari tempat penyimpanan makanan
Asya tau ini adalah salah satu trik Pasha untuk bisa berdamai dengannya padahal dia tak semarah itu tapi ga baik menolak rezeki
"Mau dong,makasih"ucao Asya sambil merebut bungkus es krim dari genggaman Pasha
Pasha melajukan mobilnya kembali untuk menuju tempat yang di pinta oleh Asya tadi
"Sya,gue kira lo ga datang"ucap rena menghampiri Asya yang baru saja tiba di taman tersebut
Terlihat ada Raka, Deon dan Axel di sana tak terlupakan kedua gadis cantik yang sedang duduk di atas tikar
"Datang lah pasti"balas Chika memamerkan sebungkus makanan ringan pada genggamannya
"Wihss enak nih yuk langsung kumpul aja"ucap Renata membawa Asya menghampiri ke lima orang disana
"Cantik banget Cha ntar malam mau jalan ga?"tanya Deon menggoda Axel yang sedang naik pitam
Axel memasang wajah masamnya saat Deon selalu saja bisa mengambil perhatian Chaca
Deon menyukai Renata tapi selalu saja menggoda Chaca,kedua gadis itu hanya bodo amat dengan dua laki-laki gila yang menyukai mereka
Laki-laki itu hanya menyukai mereka tapi hanya untuk di gantung dan tak di beri kepastian sangat mengenaskan
"Shit! Dia cewek gue ga usah gatel lo!" Sirik Axel menggenggam tangan Chaca di atas pahanya
Chaca tak bergeming dari pertengkaran kedua lelaki ini hanya diam saja menikmati rasanya di rebuti oleh kedua most wanted yang ada di sekolah
Asya datang dengan Renata serta tak terlupakan Pasha yang mengekor di belakang
"Cit dia ciwik gui, cewek apaan di tembak aja kagak" cela Vena mengamati kedua temannya
"Ga boleh pacaran dosa, ya ga Cha?" Tanya Axel mengelus permukaan tangan Chaca
"Katanya sih dosa emang iya ya?"tanya Chaca balik menghadap ke arah Axel
"Ya dosa lah kan belum sah"lanjut axel menciumi permukaan tangan Chaca
"Dih najis, pacaran dosa tapi lo liat tangan lo itu! Giliran susah aja ingat Tuhan minta di ampuni"sindir Vena menatap jijik telapak tangan Axel dan Chaca
"Iri bilang bos!"ucao Axel tak mau kalah dengan gadis di hadapannya
"Ngapain gue iri sama dosa yang lo perbuat hah?!"balas Vena menantang
Sepertinya jika kedua belah pihak tak di pisahkan akan terjadi perang dunia ke tiga secara terang-terangan di sini
WARNING!!!
TERDAPAT BANYAK TYPO DAN SALAH PENEMPATAN DALAM CERITA
SALAM MANIS BUAT KALIAN●♡

KAMU SEDANG MEMBACA
Rakasya {END}
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!!] (KARYA INI HANYA KARANGAN SEMATA.) Alsya crions harus bisa menerima semua kenangan pahit yang selalu menghantuinya selama 2 tahun belakangan ini Mengalami pelecehan di umur yang masih sangat muda membuat gadis cantik bern...