Asya dengan cepat mengambilnya lalu membalik benda pipih itu yang membuat jantungnya kembali berdenyut
Benda itu menunjukkan sebuah wallpaper dimana dia yang masih kecil dengan seorang anak laki-laki yang ia rangkul
Gambar itu hanya di miliki oleh Alan Asya dan Rafa papa Raka
Apa anak itu adalah Raka? Tidak mungkin orang yang tidak di kenali tiba-tiba mengunggah foto bersamanya
"Raka?"ucap Asya menatap Raka lebih dalamTampa basa basi Raka membawa Asya pergi jauh dari sana ke tempat yang lebih sepi untuk bisa leluasa
Presetan dengan semua hal yang ada Raka sudah tak tahan dengan semua ini,takdir seakan-akan menghancurkan mereka berdua lewat hal yang berbeda
Gadis dengan lamunannya mengikuti langkah seseorang pada hadapannya dengan diam tak berkata sepatah katapun karena ingin tau apa yang terjadi selanjutnya
Jleb...
Raka memeluk Asya dengan sangat erat pada sebuah rumah kosong jauh dari taman tempat mereka bertemu
"Iya itu gue"ucap Raka tak melepaskan pelukannya pada tubuh gadis dihadapannya yang sangat ia rindukan
"Kenapa? Kenapa kamu pergi? Jawab!"maki Asya melepaskan paksa pelukan mereka
"Maaf,maaf aku tau ini salah tapi Raka kangen Asya"jelas Raka menangis dengan sorot mata lebih dalam dari sebelumnya
"Aku nyari kamu! Aku kira kamu pergi jauh dari aku untuk selamanya! Aku kira kita ga bakal bisa bertemu lagi! Aku kira...."
Jleb...
Raka kembali memeluk tubuh Asya saat perkataan gadis itu belum tuntas sepenuhnya
"Maafin Raka sya, Raka salah udah ninggalin Asya"lanjutnya lagi tak mau melepaskan tubuh Asya
"Jangan pergi hiks... Asya sendirian disini,As-Asya takut"ucap Asya terbata sesegukan dalam dekap seseorang di hadapannya
"Iya jangan nangis udah, Raka disini"ucap Raka mengelus surai Asya
Kedua insan itu berpelukan sangat lama tak menghiraukan seseorang yang mengabadikan gambar mereka untuk di kirim ke pada seseorang
"Asya kangen ka"ucap Asya memeluk tubuh Raka dengan erat seperti tak ada hari esok untuk melanjutkan
"Raka juga"ucap Raka melepaskan pelukan mereka laku beralih menatap mata gadis itu
"Cengeng"ucap Raka menyentil hidung Asya pelan
"Mana ada"ucap Asya memalingkan wajahnya yang memerah
Ide jahil datang pada otak Raka untuk membuat gadis itu berhenti menangis
"Kok mukanya merah? Liat sini,ke rumah sakit ya? Sampe merah banget"
"Kalo di tanya kenapa Jawab aja kena sakit gombalan dari mas Raka"
Buk...
Asya memukul dada laki-laki itu dengan ponselnya yang ia genggam di saat menggodanya dan membuat wajah miliknya tambah memerah seketika
"Apasih?! Kemaren Raka ga gini"ucap Asya tak henti-hentinya tersenyum dengan wajah memerah di hari itu
Asya merasa hari ini adalah hari yang paling menyenangkan seumur hidupnya di saat dia tak memiliki siapapun Raka hadir disana
Gadis itu merindukan prianya yang sangat ia rindukan sendiri dulu
Saat semua orang berkata bahwa Raka dan sekeluarga tak selamat dari tragedi pembunuhan berantai 15 tahun yang lalu
Dan sekarang Asya membantai itu semua dengan kenyataan bahwa Raka masih hidup sampai sekarang
Hatinya terasa telah hidup kembali mengetahui hal ini hingga dia juga tak sadar dengan apa yang harus ia kerjakan
Ting...
Benda pipih yang ia berikan pada Raka bergetar menunjukkan pesan dari Seseorang
+628373+++++
Kerja bagus uang lo bakal gue transfer secepatnya
Isi dari pesan tersebut menghentikan tawa mereka seketika
Raka tak mengubah raut wajahnya hanya saja menghentikan tawa mereka yang dari tadi berkumandang
"Pulang sana gue mau main"ucap Raka mengelus rambut Asya
"Main? Ikut! Kita udah lama ga main bareng"ucap Asya antusias mendengar kata bermain yang terucap dari bibir pria di hadapannya
Raka menggeleng menyentil dahi Asya dengan pelan lalu tersenyum
"Ga,udah sana pulang nanti Raka ajak main kalo ada waktu"jelas raka membuat raut wajah gadis itu berubah seketika
Asya mengangguk untuk menjawab perkataan dari mulut Raka
Gadis itu memaksakan senyumnya kembali dan menunjukan jari kelingkingnya di hadapan pria itu
"Janji? Jangan pernah ninggalin Asya"ucap Asya
Raka mengangguk lalu menjabat jari kelingking Asya dengan senang hati walau dia tak tahu bisa atau tidak menuruti janji gadis tersebut
Kedua insan yang tersenyum memiliki hati dan pikiran yang berbeda mereka berdua hanya di persatukan bukan untuk bersatu melainkan untuk berpisah
"Asya pulang yaaa? Babayy"ucap Asya sebelum kegelapan dan kesunyian datang menghantui Raka
"Maaf sya"
Senyuman yang sempat terukir harus di lepas paksa oleh sang penikmat
Di saat senja datang dan disana lah malam tiba,sama seperti di saat kita senang lalu masalah tiba begitu saja
Kedua insan yang menikmati detak jantung satu sama lain berbunyi dengan sangat keras saat mereka berpelukan harus bisa di lepas begitu saja
Raka merindukan gadisnya sama persis seperti apa yang Asya rasakan hal yang paling membahagiakan dalam hidupnya adalah membuat Asya bisa tersenyum
Walau dia tahu hal itu tak akan terjadi dan akan di gantikan dengan setiap tetes air mata yang akan keluar nantinya
Mempersatukan kedua belah pihak sangat berbeda dengan menyatukan kedua telapak tangan
Andai saja hal ini tak terjadi mungkin kejadian seperti ini taka kan terjadi
Ini ciri-ciri sad ending yaa?
WARNING!!!
TERDAPAT BANYAK TYPO DAN SALAH PENEMPATAN DALAM CERITA
SALAM MANIS BUAT KALIAN●♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Rakasya {END}
Fiksi Remaja[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!!] (KARYA INI HANYA KARANGAN SEMATA.) Alsya crions harus bisa menerima semua kenangan pahit yang selalu menghantuinya selama 2 tahun belakangan ini Mengalami pelecehan di umur yang masih sangat muda membuat gadis cantik bern...