part.2

779 48 0
                                    

Setelah berbulan-bulan akhirnya Asya bisa sekolah tatap muka walau di dalam hatinya tersimpan banyak kenangan pahit

Semua ini ada karena dukungan yang diberikan oleh keluarganya mungkin jika Asya berada di keluarga lain dia akan memilih bunuh diri dari pada bertahan sampai akhir

Asya membulatkan tekadnya untuk bisa keluar dari zona hitam yang terbuat pada masa lalu

Menutupi semuanya lalu memulai dari awal adalah sesuatu yang mungkin bisa membuat jalan baru

"Anak-anak perkenalkan dia adalah murid baru di sekolah ini ibu harap kalian bisa berteman serta menjalin komunikasi yang baik ya,oke silahkan perkenalkan dirimu" ucap bu dinda wali kelas 12 mipa 4

"Halo, perkenalkan nama gue Alsya Crions kalian bisa panggil gue dengan sebutan asya" ucap asya memperkenalkan dirinya

Di dalam tubuhnya sebenarnya ingin sekali menangis serta cemas yang melanda

Ntah perasaan ini muncul tiba-tiba tapi Asya menahannya dengan sekuat tenaga agar apa yang telah di usahakan oleh Aqisya dan arlan tak sia-sia

Prok...

Prok...

Prok...

Suara tepuk tangan menggema ke seluruh penjuru kelas suasana hati Asya sedikit membaik menerima respon yang sangat di luar ekspektasi

Asya tersenyum dengan lembut kepada seluruh siswa

"Manis banget senyumnya"

"Mau mahar berapa dek?"

"Sini duduk bareng gue aja"

"Dih lo pada kira dia mau duduk sama rongsokan kayak kalian?"

Asya tak menanggapi perkataan mereka bu Dinda meminta Asya untuk duduk di salah satu tempat yang kosong

"Baik anak-anak kita lanjut ke materi kemaren"

Asya duduk tepat di sebelah Vena gadis berambut pendek dengan tatapan yang masih tertuju pada halaman bukunya

Asya sekelas dengan Chaca dan Renata membuat kedua sahabatnya itu menjerit tertahan kesenangan saat tahu bahwa Asya bisa bersekolah lagi

Chaca dan Renata tersenyum sangat lebar menatap Asya bahkan mereka tak tanggung-tanggung membuat ekspresi yang sangat lucu

Asya mengedipkan matanya yang membuat kedua sahabat itu berteriak tak tahu tempat

"CHACA! RENATA DIAM ATAU KELUAR!"teriak bu Dinda pada kedua sahabat itu

Asya mengacungkan jempol menandakan akan baik-baik saja agar kedua sahabatnya bisa diam dan tak heboh seperti tadi

"Aku Asya"bisik Asya pada Vena teman sebangku

"Vena" balasnya santai tak menghiraukan Asya

"Aku harap kita bisa berteman baik"ucap Asya lalu kembali memperhatikan bu Dinda di Depan


Kring...

Bel berbunyi dengan nyaring ke seluruh penjuru kelas yang ada membuat para siswa dan siswi berlari agar bisa mendapatkan tempat serata makanan

"Asya!!"teriak Chaca saat keluar kelas

"Sya!!! Kenapa lo ga bilang kalo mau balik sekolah!!" Teriak Renata kembali

"Santai guys gue cuman balik sekolah bukan hajatan"balas Asya mengibaskan rambutnya

"Dih... Emang ya lo tuh-"ucapan Renata terpotong saat Chaca berkata

"Aku lapar makan yuk"ucapnya mengelus perut seperti anak yang bekum di beri makan oleh ibunya

Asya dan Renata sontak tertawa melihat tingkah sahabatnya yang menurut mereka sangat menggemaskan

"Ayok"ajak Rena menarik kedua tangan sahabatnya

"Tunggu"ucao Asya menghentikan pergerakan rena

"Kenapa sya?"tanya Chaca

"Itu Vena ga makan?" Tanya Asya menunjuk Vena dengan lirikan matanya

Vena masih lada tempatnya memegang buku lalu membalik halaman,ya Asya tau jika ingin menjadi pintar harus belajar tapi tak harus setiap waktu kan?

"Ohh si Vena emang biasa ga Istirahat" ucao Chaca menyahuti

"Hooh Vena ga punya temen jadi ya sendirian,ehh tapi btw lo kenal Vena?"tanya rena menatap Asya

"Kenal tadi las masuk tapi kenapa ga ada yang mau temanan sama dia?"tanya balik Asya

"Ya gitu mungkin karna dia kutu buku dan ya dia juga sepupunya si lyon"balas rena santai

Lyon,deon,dan exel adalah tiga most wanted yang sangat populer di sekolah ini terlihat dari tampangnya mereka sangat pintar dan sedikit bad boy maka tak heran jika banyak siswi yang menjerit saat melihat mereka

"Loh kok gitu? Yang namanya berteman ya berteman aja ga usah pilih-pilih"ucao Asya lalu kembali masuk menghampiri Vena

Genggaman tangan pada Rena pun terlepas membuat sang empu diam lalu kembali menatap Asya

"Ren,ke kantin yuk"ajak Asya

"Ga,lo deluan aja"ucapnya tak mengherankan Asya

"Ayoo"Asya menarik paksa Vena yang sedang fokus membaca

Tapi bukannya marah Vena malah menurut dengan sikap Asya dari sekian banyak murid hanya asya yang berani menariknya seperti ini

"Dah yuk gess"

Chaca dan Renata tak heran melihat tingkah Asya jadi mereka no komen dan mendukung apapun yang dipilih Asya jika itu baik

Sahabat yang baik memang harus mendukung apapun yang di pilih oleh sahabat, tapi sahabat yang baik tak akan membiarkan sahabatnya terjerumus ke jalan yang salah

Mendukung boleh asal tahu apa yang dia lakukan memberi saran jika salah dan membenarkan yang belum sepenuhnya baik

Tugas sahabat adalah melengkapi satu sama lain tapi jika pertemanan sudah masuk ke dalam zona toxic maka berpisah adalah jalan yang terbaik












WARNING!!!

TERDAPAT BANYAK TYPO DAN SALAH PENEMPATAN DALAM CERITA

SALAM MANIS BUAT KALIAN●♡

Rakasya {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang