Rena dan Chaca sedang berada di depan tampa memperdulikan keberadaannya
Mereka tertawa dengan lepas seperti tak ada masalah yang menghampiri keduanya
Gadis itu hanya bisa tersenyum dengan masam mengingat atas semua yang telah ia berikan pada mereka
Itu memang salahnya dari awal,dan ini semua adalah yang terbaik untuk mereka serta dirinya
"Tipuan yang paling menyakitkan adalah kejamnya kehidupan"batin Asya menatap ke arah buku di tangan kanannya
Spiker kelas berbunyi dengan sangat keras pada seluruh penjuru di sekolah
"Harap seluruh murid keluar dan menuju aula sekolah dengan secepat mungkin"ucap seseorang dari balik spiker
Asya berhenti membaca buku di hadapannya lalu mulai menatap ke arah luar dimana para murid sedang berjalan atau berlari menuju aula sekolah
"Oke baik anak-anak kalian ke aula terlebih dahulu lalu kembali ke kelas jika sudah selesai" ucap guru mapel yang sedang mengajar disana
Seluruh murid mengikuti instruksi yang di berikan oleh guru lalu berdiri dari tempat duduknya untuk berjalan keluar
"Ven ayok ke aula"ucap Rena memegang tangan Vena dengan lembut
Asya melirik sebentar ke arah itu sedikit rasa sakit yang di terma hatinya saat melihat pemandangan di depan mata
Tapi kini bukan waktunya untuk merasakan sakit ataupun sedih secara bersamaan
Chaca tersenyum melihat Asya memeluknya Lalu mengandeng lengan gadis itu untuk do ajak ke luar
"Yuk ke luar"ajal Chaca dengan senyum yang mengembang
Asya melepaskan tangan Chaca dari lengannya secara pelan berusaha untuk tidak melukai Chaca lebih dalam
Asya meninggalkan mereka bertiga disana tampa menoleh bahkan berbicara sedikitpun
Gadis itu berjalan dengan cepat menuju aula yang sudah di perintahkan tadi
"Ck. Emang ya das..."Ucap Rena tertahan saat Vena menutup mulutnya
"Ga usah berkoar ntar ke samber api batu kapok"ucap Vena menarik tangan ke dua orang di sana dengan cepat
Aula sekolah beralas tikar karpet yang mengharuskan mereka untuk melepaskan sepatu agar tak mengotori lantai
Para murid duduk di bawah dengan acak tak beraturan untuk bisa menyatukan antara murid A-D
"Kak Asya!"teriak seseorang dari belakang menghampiri Asya untuk duduk di sebelahnya
Dia Zaylan seorang yang masih mau bertahan dengannya, laki-laki itu tertawa dengan pelan saat Asya melotot dengan suara Zaylan yang besar
"Maf,maaf ga tau hehe"ucapnya menggaruk tengkuknya yang tak gatal
"Syutt udah diam liat di depan"tegur Asya memperhatikan pemandu acara berbicara di depan aula
Zaylan menutup mulut dengan menggigitnya lalu mengikuti perkataan Asya barusan untuk menoleh menghadap depan
Seluruh murid memperhatikan ke arah depan tampa kata karna pemimpin perkumpulan sekarang adalah kepala sekolah yang sangat di takuti
Tak terasa sudah 25 menit mereka berkumpul membicarakan ujian akhir atau UN untuk anak 12
Isi dari perkataan pak kepala sekolah hanya sebuah perkataan yang membuat para murid untuk taat dan meminta restu dari kedua orang tua agar di di berikan restu untuk melaksanakan ujian
Setelah berakhir para murid membubarkan diri mereka untuk masuk ke dalam kelas masing-masing
Tapi saat keluar dari aula Asya tak dapat menemukan dimana letak sepatunya sekarang
"Perasaan di sini kok ga ada?" Batin Asya mencari dimana letak sepatunya berasal
Asya berjongkok, berkeliling bahkan berjinjit untuk mencari dimana letak sepatunya tinggal
"Nyari apa kak?"tanya Zaylan memperhatikan Asya sendari tadi seperti orang yang kebingungan
Pria itu sangat keras kepala Michelle sudah memberi tahu dia bahwa jangan menunjukkan kedekatan mereka di depan umum tapi laki-laki tak menggubrisnya dan mendekati Asya seperti layaknya seorang teman
"Gue ga takut sama dia kalo berani lawan tuhan gue karna dia yang punya hak lebih atas diri gue dari pada ortu gue sendiri" ucap Zaylan yang terbelit saat di paksa terus menerus untuk menjauhi asya
Kedua gadis itu pun hanya pasrah dan membiarkan Zaylan mengekpresikan dirinya sendiri
"Sepatu,tadi di taruh sini"ucap Asya menunjuk rak sepatu di hadapannya
"Jatuh mungkin sini biar Zay bantu"ucap Zaylan ikut mencari keberadaan sepatu Asya
Kedua orang itu mencari secara teliti pada seluruh sudut yang ada di area aula tersebut
Rena, Vena,dan Chaca melewati mereka berdua seperti seseorang yang tak kenal lalu melanjutkan perjalanan mereka
Bukan mereka lebih tepatnya Rena yang menarik kedua gadis itu untuk tak menghiraukan Asya
"Kak ini bukan sepatunya?"tanya Zaylan menunjuk sepatu yang berada di dalam got
Asya menghampiri Zaylan lalu terkejut saat melihat sepatunya yang berada di sana
Bagaimana bisa? Seingat Asya dia tak pernah seceroboh ini dalam menaruh barang
"Itu baru awal lo tunggu aja yang akhir" ucap seseorang di balik tembok menertawakan kondisi Asya di depan aula
Kedua orang di belakang tembok tersebut tertawa dan tersenyum bersama seakan tak ada beban yang menimpa mereka semua
WARNING!!!
TERDAPAT BANYAK TYPO DAN SALAH PENEMPATAN DALAM CERITA
SALAM MANIS BUAT KALIAN●♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Rakasya {END}
Novela Juvenil[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!!] (KARYA INI HANYA KARANGAN SEMATA.) Alsya crions harus bisa menerima semua kenangan pahit yang selalu menghantuinya selama 2 tahun belakangan ini Mengalami pelecehan di umur yang masih sangat muda membuat gadis cantik bern...