Mereka berdua sedang berada di angkringan pinggir jalan dengan nuansa langit terbuka di atasnya
Pasha sengaja memilih tempat ini karna dia tahu bahwa Asya sangat tergila-gila dengan alam ataupun langit luas yang indah
Membawa gadis itu untuk duduk di belakang agar bisa melihat dekorasi yang indah serta mendapatkan privasi yang cukup untuk mereka berdua
"Mau makan sesuatu?"tanya Pasha pada Asya
Asya menoleh saat namanya di panggil oleh seseorang dan mengangguk sebelum mengangkat menu makanan dan memilih sesuatu untuk bisa ia makan
"Mau pesan apa kak?" Tanya waiters pada Pasha serta asya
Pasha mengucapkan kata 'sebentar' lalu melihat menu yang tersedia di atas meja
Memilih-milih makanan yang ada lalu menyebutkannya pada waiters untuk di buatkan
"Asya?"panggil seorang dari arah belakang
Asya terkejut bukan main saat ada seseorang yang memanggilnya dari belakang
Asya pun menoleh ke belakang untuk mencari tahu siapa yang memanggilnya tadi
"Vena?" Tanya Asya saat tau yang memanggilnya adalah Vena
Vena mengangguk lalu menghampiri Asya dengan Pasha di hadapannya
"Sendiri Ven?"tanya Asya lagi mempersilahkan vena untuk duduk di sebelahnya
Dan di sebelah pasha tentunya sedikit merasa senang saat bisa bersebelahan dengan laki-laki yang ia sukai belakangan ini
"Iya Sya sendiri sumpek di rumah"ucap Vena menghadap ke Asya meski perhatian ter ambil alih sepenuhnya oleh pasha
Asya mengerti perasaan Vena saat ini mungkin sedikit pendekatan tak apa
"Pasha,kenalin dia Vena teman baru Asya di sekolah"ucap Asya memperkenalkan Vena pada Pasha
Pria itu mengalihkan pandangannya dari ponsel lalu beralih menghadap ke Vena
"Pasha sepupu dekat Asya"ucap Pasha mengulurkan tangannya
Vena merasa terbang saat ini kemaren dia hanya bisa mengagumi Pasha dalam diam dan sekarang dia jauh satu langkah ke depan mendekati Pasha
Vena dengan senang hati membalas uluran tangan Pasha serta senyum yang tak luntur sama sekali dari tempatnya
"Ini pesanannya" ucap waiters menaruh pesanan Asya dan Pasha di atas meja
Saat waiters itu datang Pasha dengan cepat menarik tangannya dari genggaman Vena yang belum lepas dari tadi
Kesal sekali saat waiters itu mengganggu momennya dengan Pasha tapi ini bukan sepenuhnya salah dia
Mungkin suatu hari nanti pasha akan bisa bertekuk lutut di hadapannya dengan cincin berlian yang terdapat pada tangan lelaki itu
"Ven mau pesan apa?"tanya Asya menyela saat Vena berhalusinasi dengan khayalan tingkat tingginya
"Ahh iya ada nasi goreng mba?"tanya Vena pada waiters di sebelahnya
"Maaf kak nasi goreng sudah habis atau mau pesan menu lain?"tanya waiters itu sopan
Sayang sekali padahal Vena ingin makan itu saat ini dan sangat kebetulan menu yang dipesan Pasha adalah makanan yang diinginkan oleh Vena
"Makan punya gue, biar gue pesan lagi"ucap Pasha mendorong piring nasi goreng pesanannya
"Makasih"balas singkat Vena dengan detak jantung yang tak stabil
Pasha mengangguk lalu menyebutkan kembali pesanannya pada waiters
Vena tersenyum bahkan saat ia mulai memakan nasi goreng milik Pasha
Jika ini yang dinamakan jatuh cinta maka Vena sudah dati dulu mencarinya
Sangat indah di awal tapi tak selalu indah di akhir
"Asya!!!"teriak Rena dari dalam kelas memanggil sahabatnya
Asya sudah tak terkejut lagi saat ada seseorang yang memanggilnya dengan teriakan nyaring merusak kuping
"Iya Rena kenapa?" Tanya Asya baik-baik menaruh tasnya pada bangku
Rena menunjukkan senyum khas lalu mengedipkan mata memberi kode pada Asya yang paham akan hal ini
Asya mengeluarkan buku IPA di atas meja lalu memberikannya pada Rena
"Aaa makasih ntar gue balikin"ucap Rena dengan hati menerima buku pemberian Asya
Ting...
+62826×××
Problems will come whether it's in the near future or far.
Asya terkejut dengan isi pesan yang ia terima pagi hari ini
"Tenang sya! Lo ga boleh gini"ucap Asya menenangkan diri
Ting...
Ponsel milik Asya berdering sekali lagi menunjukkan pesan dari nomor yang sama
Dengan sekuat tenaga Asya membuka notifikasi itu agar ia tahu apa yang dikirim dari seseorang di sebrang sana
+62826×××
Wait for the time dear.
Hanya itu pesan dari seseorang di sebrang sana setelah itu nomornya di blokir tanpa Asya balas sedikitpun
Keringat dingin mulai bercucuran dari dahi Asya serta raut ketakutan yang mendominasi dari wajahnya
Siapa pengirim pesan tadi?apa ada hubungannya dengan seseorang yang ia temui kemaren? Tapi apa motivasinya sehingga Asya menjadi korban teror tersebut?
Saat Asya sibuk dengan pikirannya serta berusaha mengendalikan diri agar tak menimbulkan masalah baru seseorang datang mengetuk pintu kelas
Tok... Tok... Tok...
"Aaa!!!" Tampa sadar Asya berteriak dengan nyaring saat mendengar suara ketukan pintu tadi
"Ada sesuatu Asya?" Tanya bu Dinda menanyai salah satu muridnya
"Ga ada bu refleks aja tadi" jawab Asya dengan susah payah agar seseorang tak tahu apa yang ia alami
Bu dinda mengangguk lalu masuk ke dalam kelas dengan seseorang di belakangnya
"Hari ini kalian memiliki teman yang baru saja pindah dari salah satu SMA favorite di kota ini" ucap bu Dinda pada seluruh murid
"Heran gue napa pada pindah semua dah?"
"Murid baru lagi hadeh"
"Ga capek apa pindah-pindah sekolah?"
Ucap beberapa siswi mengomentari perkataan bu Dinda barusan
"Nak masuk perkenalkan diri kamu "ucap bu Dinda pada seorang gadis di depan pintu
Asya mendongak setelah berhasil mengendalikan dirinya lalu menatap pada seorang gadis yang masih di depan pintu
"Halo teman-teman saya...."
Deg...
Part.18 ke atas udah konflik yaa
Maafin kalo cepat end dan sedikit acak alurnya
WARNING!!!
TERDAPAT BANYAK TYPO DAN SALAH PENEMPATAN DALAM CERITASALAM MANIS BUAT KALIAN●♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Rakasya {END}
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!!] (KARYA INI HANYA KARANGAN SEMATA.) Alsya crions harus bisa menerima semua kenangan pahit yang selalu menghantuinya selama 2 tahun belakangan ini Mengalami pelecehan di umur yang masih sangat muda membuat gadis cantik bern...