TEPAT

998 118 23
                                    

Yang Baekhyun ingat, kedua suaminya tengah asik bermain PS sambil bercanda saat ia baru saja turun dari lantai 2 untuk kemudian menyiapkan menu makan malam di dapur. Tapi, apa yang dilihatnya saat ini sepertinya berbanding terbalik dengan apa yang dilihatnya beberapa saat yang lalu. Jika sebelumnya kedua pria jangkung itu tampak bercanda dan bermain dengan akur, yang terjadi sekarang justru sebaliknya, bahkan sepertinya sangat jauh jika disebut dengan 'bercanda'.

"Ehhm." Baekhyun berdehem selagi mengambil duduk di sofa yang terdapat di belakang karpet yang diduduki oleh Chanyeol dan Loey.

Dua pria jangkung yang menyadari keberadaan Baekhyun pun lantas menoleh ke belakang secara bersamaan dengan raut ketakutan karena tatapan tajam yang Baekhyun berikan.

"Apa lagi kali ini?" Baekhyun menyidik dengan nada tegasnya. "Selain beradu mulut, sekarang kalian juga saling pukul?" Sorot mata Baekhyun semakin tajam, kalimat yang keluar dari mulutnya pun terdengar begitu mengintimidasi. "Kuharap kalian meributkan sesuatu yang sedikit lebih serius untuk kali ini."
Ya, pria mungil itu tentu sudah hafal betul dengan kebiasaan kedua suaminya yang selalu meributkan hal-hal sepele itu.

"Chanyeol memukul kepalaku terlebih dulu." Loey mengadu dan dengan segera melepaskan tangannya yang masih menjambak rambut tebal milik Chanyeol saat Chanyeol telah lebih dulu melepas cengkraman pada rambutnya .

"Loey terus-terusan bermain curang, itu membuatku kesal." Chanyeol tidak ingin disalahkan, dan tentu saja ia akan membuat pembelaan untuk dirinya sendiri. "Selain itu, aku juga tidak memukulnya, aku hanya menoyor kepalanya dengan sangat pelan, kurasa hal itu terlalu berlebihan jika disebut dengan 'memukul'." Adunya dengan menggebu-gebu. "Lihat ini, manusia ini mencakar pipiku hingga luka seperti ini." Pipi kanannya yang terluka karena tergores kuku dan terdapat segaris darah Chanyeol tunjukkan sebagai bukti.

"Tidak pelan, Baekhyunie. Chanyeol menoyor kepalaku seperti ini." Loey menoyor kepalanya sendiri hingga tubuhnya terhuyung, memberi contoh bagaimana Chanyeol melakukannya tadi.

Baekhyun memutar bola matanya jengah, lagi-lagi yang kedua pria jangkung itu ributkan adalah hal sepele.

Tak ingin memihak pada salah satu, Baekhyun justru memilih untuk beranjak dari duduknya, lalu mencabut kabel PS dan menyimpan benda itu ke dalam lemari.
"Tidak ada PS untuk satu minggu kedepan." Ucapnya tanpa bantahan. "Cepat pergi ke ruang makan sebelum aku berpikir untuk tidak memberi kalian makan malam." Perintahnya kemudian.

Tak ingin membuat Baekhyun semakin marah, baik Chanyeol maupun Loey segera berjalan menuju meja makan dengan masih saling menyalahkan perkara PS yang tidak lagi bisa dimainkan.

"Itu salahmu!" Chanyeol berbisik pada Loey dengan nada kesalnya. "Padahal aku baru saja membeli beberapa permainan baru."

"Aku tidak akan mencakarmu jika kau tidak memukul kepalaku terlebih dulu. Lagi pula, aku hanya refleks saat melakukannya, aku tidak mencakar pipimu dengan sengaja dan tidak seharusnya kau menjambak rambutku karena hal itu."

*
Suasana di meja makan terasa begitu canggung, tidak satupun dari ketiganya memiliki minat untuk membuka obrolan seperti biasa.

Baekhyun yang lebih dulu selesai dengan makanannya pun hanya bisa menatap heran pada kedua suaminya yang masih saling melirik dengan tatapan sinis.
"Apakah kalian tidak berencana untuk saling meminta maaf?" Ucap Baekhyun setelah meminum air putih miliknya hingga tandas.

"Aku akan memaafkan Loey jika dia meminta maaf padaku terlebih dulu." Chanyeol menjawab disela mengunyah makanannya.

"Tidak akan, kau yang memukulku terlebih dulu, jadi kau yang harus meminta maaf padaku terlebih dulu." Jawab Loey setelah menelan sesendok suapan terakir.

CHANBAEK DAILY ROMANCE (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang