JODOH (5)

2.5K 194 18
                                    

Baekhyun bangun lebih pagi jika dibandingkan dengan hari biasanya, jujur saja ia tidak memiliki tidur yang nyenyak sejak semalam, selain karena memikirkan kecupan dari Chanyeol yang begitu tiba-tiba, ia juga sibuk memikirkan apakah tidak menjadi masalah baru jika ia meninggalkan Chanyeol disaat pria itu masih merasa kesakitan, bahkan Baekhyun juga tidak tau apakah Chanyeol memilih untuk pulang atau justru masih berada di rumahnya.

Baekhyun memutuskan untuk membuka sedikit pintu kamarnya dengan hati-hati untuk memastikan apakah Chanyeol masih berada di rumahnya atau tidak, tak lama Baekhyun menghembuskan nafasnya dengan lega saat ruangan rumahnya tampak kosong.

Seperti biasa, Baekhyun akan mengambil sereal dan susu dingin untuk sarapan. Dan sebuah catatan yang Chanyeol tinggalkan di meja makan membuat Baekhyun menunda aktivitas sarapannya.

📑
"Baekhyunie, maafkan aku. Aku yakin kau sangat muak dengan permintaan maafku, tapi aku akan terus meminta maaf karena aku memang selalu membuat kesalahan."

"Untuk kecupan itu.... Maaf karena aku tidak bisa menahan diriku."
"Maaf karena aku tidak berpikir bahwa tindakanku akan membuatmu kecewa (lagi) pada akhirnya."
"Terima kasih untuk rissotonya, meskipun lidah dan bibirku sempat terbakar, tapi tidak mengurangi rasa enak pada rissotonya."
"Jujur saja aku sempat cemburu saat melihatmu makan bersama karyawan lain dan berpikir bahwa kau tidak peduli lagi padaku disaat kenyataannya kau menyiapkan rissoto juga untukku."
"Maaf karena aku bodoh."
"Dan maaf, karena aku akan memohon satu hal padamu. 'Kau boleh marah padaku, tapi tolong.... jangan pernah berpikir untuk menjauh dariku'."

"Aku harus pulang... Aku tidak mau suasana hatimu semakin buruk saat kau bangun dan masih melihat wajahku di rumahmu."
"See you..."

Baekhyun menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi, matanya terpejam dan tangan mungilnya mengusap wajahnya dengan frustasi,
Pikirannya bercabang di antara 2 pilihan, tetap bekerja di restoran milik Chanyeol, tapi ia terlalu takut untuk jatuh cinta terlalu dalam pada pria itu, atau memilih untuk berhenti, tapi ia takut menyesal suatu hari nanti.

Baru saja Baekhyun berniat untuk melanjutkan sarapannya, tapi sebuah notifikasi pesan dari Jihoon membuat Baekhyun membatu di tempatnya.

📩
"Baekhyun, maaf karena menghubungimu sepagi ini, aku hanya ingin memberitahumu bahwa Chanyeol mengalami kecelakaan tadi malam. Aku mengabarimu karena kupikir kau perlu tau."
(📍share location)

Jantung Baekhyun yang biasanya berdegup kencang saat mengingat tentang Chanyeol, kini jantung itu seolah lupa akan perannya.
Tanpa berpikir panjang, Baekhyun kembali meninggalkan sarapannya seperti beberapa hari yang lalu, memakai celananya dan bergegas pergi, tentu bukan untuk pergi bekerja, melainkan ke alamat rumah sakit yang Jihoon kirimkan, tempat di mana Chanyeol terbaring lemah tak berdaya.

*
"Kenapa? Kenapa bisa seperti ini?" Baekhyun menatap Jihoon dengan sendu seolah meminta penjelasan.

"Saksi di TKP mengatakan bahwa sebuah minibus menerobos lampu merah dan menghantam mobil Chanyeol di persimpangan."
CCTV jalanan juga menunjukkan hal yang sama." Jihoon menjelaskan dengan hati-hati.
"Beruntung minibus itu tidak melaju kencang, jadi kondisi Chanyeol juga tidak terlalu parah." Tambahnya agar Baekhyun tidak terlalu khawatir.
"Aku harus mengurus restoran, apa kau bisa menjaganya disini?"

Baekhyun mengangguk, tentu saja ia pun akan melakukan hal itu meskipun tanpa Jihoon mintanya.

"Maaf, andai aku tidak bersikap seperti itu padamu, pasti hal ini tidak akan terjadi." Baekhyun menyalahkan dirinya,
tanpa sadar air matanya luruh mengingat bagaimana ia mengabaikan Chanyeol semalam.
Tubuh Baekhyun melemas, kakinya pun seolah tak bertulang, tangisnya benar-benar pecah saat Jihoon meninggalkan ruangan, tapi di detik berikutnya Baekhyun duduk dengan tegak di kursi yang berada di sebelah tempat tidur Chanyeol, bahunya pun ia tegapkan, ia tidak ingin menjadi lemah, ia harus kuat agar bisa merawat Chanyeol sebaik yang ia bisa.
"Jangan khawatir, aku tidak akan menjauh, aku tidak akan pergi kemana-mana." Ucapnya lirih, sambil mengusap tangan Chanyeol yang terpasang jarum infus.
"Jadi... Kau harus cepat sadar dan lekas sembuh. Jangan membuatku takut." Air matanya yang kembali menetes segera Baekhyun usap dengan cepat.

**
Waktu menunjukkan pukul 1 siang, sejak tadi pagi tidak sebentarpun Baekhyun beranjak dari sisi Chanyeol.
Tangan mungilnya masih setia menggenggam tangan si jangkung, matanya juga terus menatap wajah Chanyeol yang terdapat beberapa luka di pipi dan pelipisnya, dalam hatinya Baekhyun terus berdo'a agar mata yang masih tertejam rapat di hadapannya itu segera terbuka.

***
"Pukul 11 malam, Baekhyun yang tidak sanggup lagi menahan kantuknya tertidur di kursinya, kepalanya ia letakkan di sisian tampat tidur Chanyeol dan tangannya masih menggenggam tangan pria itu.

Baru beberapa saat matanya terpejam, Baekhyun kembali membuka matanya saat merasakan sebuah usapan di kepalanya.
"Maaf mengganggu tidurmu." Ucap Chanyeol dengan suara seraknya saat Baekhyun menatapnya dengan sayu.

"Mas..." Baekhyun membelalakkan matanya dan segera beranjak dari kursinya. "Ingin ku panggilkan dokter?" Tanyanya dengan nada khawatir.

Chanyeol menggeleng lemah "Aku butuh tangan ajaibmu." Tangan Baekhyun yang baru saja terlepas dari tangannya Chanyeol raih, dan Baekhyun pun kembali duduk.
"Maafkan aku." Lirihnya.

"Tidak, Mas... Aku yang harusnya meminta maaf karena aku telah membuatmu seperti ini."

"Sepertinya ini karma karena aku selalu menyakitimu. Maaf."

"Tidak, Mas...Tolong berhenti meminta maaf, dan berhenti berpikir seperti itu."

"Sini." Chanyeol menggeser tubuhnya, memberi isyarat agar pria mungil itu turut berbaring di sisinya.
"Sudah larut malam, kau harus beristirahat. Ma-"

Belum sempat Chanyeol mengucap kata 'maaf' lagi, Baekhyun telah lebih dulu naik dan menyamankan posisinya di sebelah Chanyeol.

"Cepat sembuh dan jangan sakit lagi... Tolong."  Baekhyun terisak, tangis yang sejak tadi pagi ia tahan akhirnya pecah di dada si jangkung. "Aku takut."

Tubuh yang masih bergetar karena isakan tangis itu Chanyeol tepuk dengan sayang, juga memeluknya dengan hangat.
"Jangan khawatir, aku akan baik-baik saja."

Baekhyun memejamkan matanya, dari lubuk hati terdalamnya ia berdo'a agar alam semesta berpihak padanya.
"Tolong biarkan aku menjadi manusia yang egois untuk saat ini, meskipun hanya sebentar, setidaknya biarkan aku menikmati rasaku untuknya." Batinnya serius.
"Aku tidak ingin menyesal karena memilih pergi darinya, jadi... Aku akan bertahan sesakit apapun perasaanku untuk kedepannya. Aku ingin berada di sisinya, dan jika boleh aku memohon 'tolong izinkan aku memiliki hatinya juga' tak apa meskipun hanya sementara. Aku ingin menjadi egois, aku ingin menjadi serakah, demi dirinya. Karena sepertinya...  Aku benar-benar jatuh cinta padanya."

To be continue...

CHANBAEK DAILY ROMANCE (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang