ANAK KECIL (1)

751 89 18
                                    

'Byun Baekhyun', anak laki-laki berusia 7 tahun itu terlihat begitu riang saat pulang dari warung setelah membeli susu kotak rasa stroberi kesukaannya. Mulut kecilnya tak henti bernyanyi, lengkap dengan tubuh mungilnya yang melompat kesana-kemari seperti seekor anak kancil yang menggemaskan.

Langit mendung yang tiba-tiba menurunkan rintik hujan membuat Baekhyun segera berlari agar ia lebih cepat sampai di rumah yang letaknya tidak jauh dari posisinya sekarang. Tapi, baru saja kaki-kaki kecilnya itu ia bawa untuk berlari, Baekhyun dikejutkan oleh sebuah suara yang berada tepat di belakangnya hingga membuatnya spontan berhenti dan menoleh.

Di sana, seorang siswa berseragam SMA terjatuh dari motornya dan tegeletak tak sadarkan diri di tengah jalan yang kala itu tengah sepi.
Baekhyun mendadak gemetar, ia tampak ragu untuk mendekati siswa itu, terlebih saat mata sipitnya telah lebih dulu melihat aliran darah yang mengalir di jalan. Selain takut, Baekhyun juga merasa mual.
Akhirnya, Baekhyun memilih untuk berlari, bukan untuk menghampiri siswa yang mengalami kecelakaan tunggal itu, melainkan untuk pulang ke rumahnya.

Sesampainya di rumah, Baekhyun melempar susu kotak miliknya di atas meja makan, lalu berteriak memanggil sang ayah yang baru saja selesai beribadah.
"Ayaaah, tolong! Ada kakak laki-laki jatuh dari motor di jalan!" Ucapnya heboh dengan nafas yang terengah karena berlari.

Mendengar itu, pria berusia kisaran 35 tahunan itu segera berlari keluar rumah untuk menolong siswa laki-laki yang Baekhyun

Saat ayahnya datang sambil menggendong siswa SMA itu untuk masuk ke dalam rumah, Baekhyun sudah menunggu dengan resah di ruang tamu bersama sang ibu. Meskipun merasa takut saat melihat banyak darah, tapi Baekhyun sangat ingin tau bagaimana keadaan siswa laki-laki yang masih tak sadarkan diri itu.

"Ibu.... Apakah kakak ini mati?" Baekhyun bertanya dengan polosnya.

"Tidak, sayang. Kak Chanyeol masih hidup." Jelas wanita berparas cantik itu sambil membersihkan luka di kening Chanyeol menggunakan kapas dan alkohol.

"Kak Chanyeol? Dari mana ibu tau namanya?" Lagi-lagi pertanyaan itu terdengar begitu polos.

"Ini. Apa kau bisa membacanya?" Sebuah 'name tag' yang berada di seragam Chanyeol ibu Byun tunjukkan pada si kecil yang baru duduk di bangku kelas 1 SD itu. "Namanya 'Park chanyeol'." Jelasnya lagi saat Baekhyun terlihat kesulitan untuk mengeja.

"Lalu bagaimana ibu bisa yakin bahwa kakak ini belum mati?"

"Kenapa anak ibu cerewet sekali?" Wanita cantik itu terkekeh karena si kecil yang tak henti bertanya. "Ini." Telapak tangan Baekhyun diarahkan untuk memegang sisi dada Chanyeol sebelah kiri. "Kau bisa merasakan detak jantungnya, 'kan?"

"Syukurlah." Baekhyun menjawab dengan lirih disertai sebuah anggukan, tanda bahwa ia memang merasakan detak jantung lelaki yang ia ketahui bernama kak Chanyeol itu.

"Baekhyunie, apakah ayah boleh meminjam kamarmu sebentar?" Baekhyun sedikit terkejut saat ayahnya yang semula hanya fokus membersihkan luka di lengan kanan Chanyeol tiba-tiba menyela obrolannya dengan sang ibu.

"Huh? Ayah ingin tidur di kamarku?" Tanyanya.

"Tidak, sayang. Tapi untuk kak Chanyeol, ayah harus mengganti baju seragamnya yang basah agar kak Chanyeol bisa beristirahat dengan nyaman."

Akhirnya Baekhyun paham saat sang ibu menjelaskan maksud ayahnya. "Boleh, ayah! Boleh!" Serunya dengan yakin karena ia memang tidak merasa keberatan untuk meminjamkan kamarnya pada sosok lelaki yang membuatnya merasa iba itu, bahkan dengan sigap, ia segera berlari untuk membantu membuka pintu kamarnya.

Pria bermarga 'Byun' itu segera menggendong Chanyeol dan membaringkannya di tempat tidur milik Baekhyun. "Terima kasih, nak. Anak ayah baik sekali." Pujinya pada si kecil yang turut masuk ke dalam kamar.

"Sama-sama, ayah." Sabit Baekhyun semakin menyipit saat bibir kecilnya menyunggingkan senyuman. Mendapat pujian dari kedua otang tuanya adalah kebahagiaan tersendiri untuknya.

*
Karena kamarnya dipakai oleh orang lain, Baekhyun pun tidur siang di kamar milik orang tuanya, dan dalam tidur siangnya itu, Baekhyun bermimpi bahwa siswa laki-laki yang tengah beristirahat di kamarnya itu tidak selamat.

Baekhyun terbangun dalam keadaan terkejut dengan keringat dingin yang membanjiri pelipisnya. Tanpa berpikir panjang, ia segera melompat dari tempat tidur dan berlari menuju kamarnya.

Setelah membuka pintu kamarnya dengan tidak sabaran, Baekhyun berdiri mematung di ambang pintu, betapa leganya anak laki-laki berparas manis itu saat melihat Chanyeol telah sadar dan sedang disuapi semangkuk oatmeal hangat oleh sang ibu.

"Ada apa, nak? Kenapa buru-buru?"

Pertanyaan dari ibunya itu membuat Baekhyun memberanikan diri untuk berjalan mendekat ke arah tempat tidur.
"A-apakah itu sakit sekali?" Tanyanya saat menatap lengan dan kening Chanyeol yang terbalut perban, bahkan ia mengabaikan pertanyaan ibunya yang menanyakan kenapa ia begitu terburu-buru saat membuka pintu kamar.

"Tentu sakit, tapi tidak sesakit yang kau pikirkan." Jawab Chanyeol seolah tau tentang kekhawatiran anak kecil itu padanya. "Aku baik-baik saja." Tambahnya disertai senyuman yang terlihat tampan karena kedua lesung pipinya yang turut terlihat saat ia tersenyum.
"Kudengar kau yang menolongku?" Tanyanya kemudian.

"Bukan aku, tapi ayah dan ibuku yang menolong dan mengobatimu." Penjelasan Baekhyun itu membuat Chanyeol terkekeh gemas.

"Tapi ayah dan ibu tidak akan tau jika kau tidak memberitau kami, nak." Ayah Byun yang baru saja kembali setelah mengantar dokter keluar rumah menginterupsi ketiganya.

Tanpa mengucap permisi, Baekhyun berlari ke arah meja makan untuk mengambil susu stroberi yang sebelumnya ia beli, lalu kembali ke dalam kamar dan memberikan susu yang berada di tangannya itu kepada Chanyeol.
"Ini susu stroberi kesukaanku, tapi aku ingin memberikannya untukmu. Semoga cepat sembuh!" Ucapnya dengan malu-malu, tapi terdengar tulus.

"Terima kasih, paman. Terima kasih, bibi". Chanyeol menatap kedua mata orang tua Baekhyun bergantian, lalu setelahnya, ia memberikan seluruh atensinya pada si kecil yang berdiri di pinggiran tempat tidur.
"Terima kasih, 'anak kecil'. Terima kasih telah menolongku, dan terima kasih untuk susu stroberinya." Ucap Chanyeol sambil mengusak kepala Baekhyun dengan sayang.

"Namaku 'Byun Baekhyun', bukan 'anak kecil'." Cicitan polos dari mulut Baekhyun itu mengundang gelak tawa gemas dari semua orang.

*
Setelah keadaannya telah cukup membaik, Chanyeol diantar pulang oleh Baekhyun dan ayahnya.
Sesampainya di rumah, kedatangan Chanyeol disambut oleh tangis sang mama yang memenuhi ruangan, dan raut khawatir juga terlihat sangat jelas di wajah papanya.
"Aku baik-baik saja, jangan khawatir." Sepertinya siswa SMA itu memang sangat tau bagaimana cara menenangkan hati orang-orang di sekitarnya.

Hampir satu jam berbincang dengan orang tua Chanyeol, akhirnya Baekhyun dan sang ayah pamit untuk pulang, tapi sebelum itu, papa Park menyelipkan sebuah kertas saat bersalaman dengan ayah Baekhyun dan berbisik. "Ini kartu nama saya, mari berbesanan saat 'anak kecil' ini sudah tumbuh dewasa."
(Aamiin *wkwkk)

To be continue....

CHANBAEK DAILY ROMANCE (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang