JODOH (3)

3.1K 214 23
                                    

Baekhyun yang lebih dulu terbangun bergegas ke dapur untuk membuat bubur instan dan segelas teh madu untuk Chanyeol.
Lagi, Baekhyun memukul pelan dadanya sendiri agar jantungnya yang berdegup kencang di dalamnya menjadi sedikit lebih tenang.
Tanpa sadar bibir tipisnya melengkungkan senyuman saat mengingat Chanyeol meminta dirinya untuk mengusap perut berotot itu semalaman.
"Aku penasaran apakah semua orang tau bahwa pria berbadan tinggi besar itu adalah pria yang manja." Baekhyun terkikik sendiri sebelum kembali ke dalam kamar.

Pria jangkung yang masih tertidur pulas itu Baekhyun tatap dengan dalam, tangannya bergerak perlahan untuk menyingkirkan rambut Chanyeol yang menutupi wajah tampannya.
Bibir tebal yang semula berwarna ranum itu kini tampak pucat dan membuat hati Baekhyun sedikit nyeri.
"Aku tidak tau apa alasan kau berbohong, tapi tolong, jangan mengulangnya lagi lain kali." Ucapnya lirih.

"Selamat pagi." Baekhyun sedikit terkejut saat suara serak itu menyapa indera pendengarannya.

"U-uh, selamat pagi." Baekhyun tergagap. "Bagaimana nyeri di perutmu apakah sudah lebih baik?"

"Masih sedikit panas, tapi tidak separah tadi malam."

"Aku merasa bersalah karena tidak memaksamu untuk pergi ke rumah sakit."

"Tidak perlu merasa bersalah, berkat tangan ajaibmu, aku sudah merasa jauh lebih baik." Tangan mungil Baekhyun Chanyeol genggam.
"Terima kasih." Ucapnya sambil mengusap punggung tangan pria mungil itu.
"Terakhir aku memakan makanan pedas, aku tidak bisa bangun selama 4 hari."  Chanyeol mengakui, bersamaan dengan wajahnya yang berubah memerah karena malu dan merasa payah.

"Lalu kenapa kau berbohong dan tetap memakan mie pedas itu, hm?" Baekhyun menjadi sedikit kesal saat mendengar pengakuan itu.

"Aku tidak ingin kau berpikir bahwa aku pria yang manja dan pemilih makanan." Chanyeol mengubah posisinya dengan duduk bersandar pada kepala tempat tidur.

"Tapi karena kau berbohong, aku justru tau bahwa kau benar-benar seorang pria yang manja." Baekhyun mencibir.
"Aku membuat bubur dan teh madu. Semoga ini bisa membantu membuatmu pulih. Teh madu yang mulai menghangat itu Baekhyun berikan pada Chanyeol, dan menunjuk mangkuk berisi bubur yang ia letakkan di atas nakas.

"Apa kau tidak berniat untuk menyuapiku makan?" Bola mata Chanyeol mengerling. "Kau bilang aku pria yang manja, 'kan? Apa kau tidak mau memanjakanku agar tidak tanggung-tanggung?"

"Yang sakit hanya perutmu, bukan tanganmu juga." Baekhyun segera beranjak, meninggalkan Chanyeol untuk pergi mandi sebelum ia merasa salah tingkah atas godaan receh itu.

*
"Sekarang sudah pukul 8 lebih, dan alasan aku terlambat hari ini bukan karena aku terlambat bangun, bukan juga karena terlalu lelah, tapi karena bos di tempatku bekerja tertidur sangat pulas di rumahku" Ucap Baekhyun seolah Chanyeol bukanlah 'bos' yang ia maksud, dan ucapan konyolnya itu sukses membuat Chanyeol lagi-lagi harus menahan diri untuk tidak mencubit pipinya karena gemas.

"Maaf, aku yang akan menjelaskan pada bos mu nanti." Keduanya terkekeh seolah tengah membicarakan orang lain, padahal sudah jelas bahwa 'bos' yang tengah mereka bicarakan adalah Chanyeol.

"Untuk kali ini, biarkan aku yang menyetir mobilmu." Baekhyun menarik paksa Chanyeol dari kursi kemudi, lalu mendorongnya untuk duduk di kursi penumpang.
"Aku sudah tidak sakit, aku bi-".

"Kau sudah pernah berbohong sekali, dan aku tidak tau apakah sekarang kau sedang jujur atau justru kau sedang berbohong lagi." Baekhyun memotong, dan Chanyeol hanya pasrah, sepertinya ia memang akan selalu kalah jika berdebat dengan Baekhyun, atau lebih tepatnya ia 'mengalah' (?).

**
"Kenapa kalian bisa berangkat bersama?" Tanya Loey dengan wajah curiga saat memergoki Baekhyun dan Chanyeol turun dari satu mobil yang sama.
"Apa kebetulan kalian sedang menginap di satu tempat yang sama?".

"Iya."
"Tidak."
Baekhyun dan Chanyeol menjawab bersamaan, tapi dengan jawaban yang berbeda.

"Apakah berbohong adalah hobimu?" Baekhyun berbisik.

"Bukankah kemarin kau bilang bahwa kau tidak ingin ada yang berpikiran buruk tentangmu?" Chanyeol balik berbisik di telinga Baekhyun hingga membuat pria mungil itu membatu seketika dan berpikir bahwa terkadang 'berbohong' itu juga ada perlunya.

"Jadi, 'iya' atau 'tidak'?" Loey semakin memasang wajah curiga. "Apakah kalian benar-benar menginap bersama?" Ulangnya untuk memastikan.

"Iya."
"Tidak."
Dan lagi, kedua orang berbeda tinggi badan itu menjawab dengan kompak, namun masih dengan jawaban yang berbeda.
Disaat Chanyeol memilih untuk jujur dan menjawab 'iya', Baekhyun justru menjawab sebaliknya.

"Jadi... Aku harus berbohong atau jujur?" Chanyeol kembali berbisik.

"Oh, sepertinya Jihoon memanggilku." Baekhyun menunjuk Jihoon yang tengah meletakkan sebuah vas bunga di salah satu meja, lalu segera melarikan diri dari sana sebelum Loey semakin menyidik.

**
Shift kerja Baekhyun telah berakhir, dan seperti sebelumnya ia akan tetap berada di restoran untuk belajar bereksperimen di dapur.
Jika di hari pertama ia telah belajar membuat sebuah shortcake dari resep yang Jihoon berikan, maka sekarang ia meminta Loey untuk mengajarinya membuat latte art yang sejak awal sudah membuatnya tertarik.

"Pertama, kita harus menyiapkan ini semua." Loey menunjuk dan menjelaskan satu persatu alat serta bahan yang diperlukan. "Pasti kau tidak asing dengan alat dan bahan-bahan ini, 'kan?" Tanyanya memastikan dan tentunya Baekhyun mengangguk paham.
"Kedua, kita harus membuat espresso dan steam susu, pastikan bahwa kita membuat dengan ukuran yang pas dan busa susu yang bagus, itu akan mempengaruhi saat kita membuat pola gambarnya nanti."
Baekhyun yang semakin paham mulai mengikuti setiap langkah yang Loey ajarkan, dan sesekali Loey akan memegang tangannya untuk membantu menuangkan kopi ataupun saat membuat polanya.
"Karena kau baru pemula, jadi aku mengajarkanmu membuat yang paling mudah."

Chanyeol berjalan ke arah dapur, berniat untuk mengajak Baekhyun pulang bersama seperti hari sebelumnya, tapi apa yang dilihatnya saat ini membuat Chanyeol memilih untuk mengurungkan niatnya dan pulang terlebih dulu.

Chanyeol berjalan ke arah dapur, berniat untuk mengajak Baekhyun pulang bersama seperti hari sebelumnya, tapi apa yang dilihatnya saat ini membuat Chanyeol memilih untuk mengurungkan niatnya dan pulang terlebih dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Baekhyun bersorak riang saat ia berhasil membuat secangkir latte art dengan bentuk hati".

"Baekhyun bersorak riang saat ia berhasil membuat secangkir latte art dengan bentuk hati"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia bergegas menuju ruangan Chanyeol setelah mengucapkan terima kasih pada Loey.
Baekhyun mengetuk pintu ruangan Chanyeol beberapa kali dengan semangat, ia juga berkali-kali memanggil si pemilik ruangan dengan nada yang antusias, tapi Baekhyun tidak mendapatkan jawaban, dengan sedikit keberanian, akhirnya Baekhyun memutuskan untuk membuka pintu itu tanpa izin, dan ruangan kosong dihadapannya membuat Baekhyun harus menelan rasa kecewanya.

"Bodoh... Apa kau benar-benar berharap bahwa Chanyeol memiliki perasaan untukmu?"  Baekhyun merutuki dirinya sendiri, dan memilih untuk pulang setelah menuang latte art yang dibuatnya ke lubang wastafel.

(To be continue....)

CHANBAEK DAILY ROMANCE (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang