6. Pacar kebo

442 46 1
                                        

AUTHOR POV

"Tidak, aku ingin tidur." ucap Ice yang merasa terganggu dengan ajakan paksa yang dilakukan oleh pacarnya.

"Ayolahh Ice.. Kau ini tidur mulu!" sahut Vina Pacar Ice, cemberut sambil menguncang badan Ice yang di tengkurapkan di atas meja dan tangannya dibuat sebagai bantal.

"Hoamm, kau sendiri saja ya aku sungguh sangat mengantuk." menguap dan kembali menenggelamkan kepala ke atas meja dan gulungan tangannya. Tidak butuh waktu lama, Ice sudah berada sangat jauh dari dimensi ini.

"Menyebalkan sekali Ice ini. Punya pacar kebo hish, nasib nasib. Untung sayang!" gumam Vina dan bergegas meninggalkan Ice sendirian dikelas. Perutnya juga meronta minta di isi.

--

Jam istirahat, waktu yang di tunggu oleh hampir semua pelajar. Pergi ke surga dunia (baca : kantin) untuk mengisi perut mereka yang sangat kosong apalagi setelah mata pelajaran matematika, selain perut otaknya juga kosong.

"Rame juga huftt. Lewat mana ya?" ucap Vina bertanya pada dirinya sendiri. Koridor sekolah sudah seperti pasar ikan saat ini. Saat mata Vina sibuk mencari jalan, tiba-tiba pergelangan tangannya di tarik oleh seseorang dan seseorang itu membawa nya menerobos keramaian.

--

"Hey apa si narik-narik!?" kesal Vina.

"Tadi katanya mau tidur!?" ketus Vina melepas tautan tangan pada kekasih nya Ice yg tiba-tiba muncul dan menarik dirinya menerobos keramaian.

"Gajadi. Mereka pada mesra-mesraan di kelas. Merusak pemandangan" sahut Ice tetap setia dengan wajah datarnya.

"Pesen apa? Aku yg pesenin" tawar Ice menatap Vina saat mereka sudah menemukan tempat duduk.

"I-ice?" panggil Vina berjalan mundur secara perlahan. Heran dia kok Ice jadi gini?

"Apa?" tanya Ice heran, dia kan hanya menawarkan diri.

"Kamu Ice kan? Kamu kesambet apa?" intrograsi nya.

"Apaan sih? Kan aku tanya kamu mau makan apa?" jawab Ice kesal, kekasih nya sungguh terkadang sangat menyebalkan.

"Gak biasanya" ucap Vina mengintrogasi kekasihnya. Biasa nya jg mageran dan entah kenapa dengan dirinya hari ini.

"Bu kantin, saya pesen 1 mangkok bakso, 1 piring nasi goreng dan 2 teh es." ucap Ice berjalan pergi dari kekasihnya. Ice tidak suka jika harus membicarakan sesuatu yg 'tidak penting'.

'Di tinggalin sendirian' ucapnya dalam hati. Tega sekali kekasihnya ini, sama saja dengan gledek kekasih Yaya bin Halilintar panggil saja Hali.

--

Tepat selesai dengan acara makan, bel berbunyi menandakan semua murid harus masuk ke kelas masing-masing. Ice dan Vina berdiri dan meninggalkan meja kantin setelah membayar makanan mereka.

Ditengah perjalanan ke kelas, Vina terus saja membahas soal kejadian dimana Ice menawarkan diri untuk membeli makanan. Ice mengacuhkan hal itu dan fokus ke jalan menuju kelas. Tanpa diperintah, bola mata Ice membidik dari arah lawan disitu ada (Name) dan Gempa sedang bergandengan tangan ke kelas nya.

'Itu (Name) sama pacarnya. Kalau gak salah dia Gempa, seperti bencana saja' ucap Ice membatin.

--

"Tumben banget Gempa manja" ucap (Name) dengan nada menggoda. Pasalnya sang pacar memaksa (Name) mengantarkan dirinya ke kelasnya.

"Oh, ga boleh manja sama pacar sendiri?" tanya Gempa dengan wajah sedatar tripleks.

"Ihh, ga gitu, Gem. I- iya, bo-boleh." gagap (Name). Tidak terbiasa dapat aura menyeramkan seorang Gempa.

"Yaudah, aku ke kelas dulu" setelah berkata demikian tiba-tiba pergelangan tangan (Name) ditarik oleh Gempa.

"E-ehh" tanya (Name) terkejut.

"Balik sekolah temui aku di taman." titah Gempa lalu melepas pergelangan tangannya dan berbalik masuk kelasnya.

'Kok feeling gua ga enak, ya. Gua bikin salah apa emang?'

--

READERS POV

"Pembelajaran hari ini cukup sampai disini. Untuk tambahan jangan lupa kerjakan tugasnya halaman 88-89 dan dikumpulkan minggu depan." jelas Bu Zhang sambil mengemas barang miliknya serta memberikan penutup.

"Baik bu. Terima kasih" ucap seisi kelas 12 MIPA 1. Semua murid berhamburan keluar kelas. Tinggal diriku sendiri yang masih merapikan buku milik ku. Melihat jam yang ku pakai di pergelangan tangan kiri ku.

"Jam 3 sore. Eh iya harus ketaman." menggendong ransel ku dan berlari kecil ke arah taman, terlihat Gempa duduk dan meneguk air mineralnya sangat rakus. Mungkin dia lelah hari ini.

"Gem" panggil ku yang membuat nya berbalik. Kenapa sih dengan dirinya hari ini? Berdamai dengan wajah datar seperti kakaknya itu.

"(Name), aku minta kau jelaskan soal ini." titah Gempa memaksa.

"Di-dimana kau da-dapatkan benda itu Gem?" gugup (Name) berjalan mundur. Sepertinya dia sudah membuat suatu kesalahan besar dimata Gempa.

"Jawab (Name)" singkat Gempa secara tegas. (Name) meneguk salivanya kasar. Tamatlah riwayatnya sekarang.

"Gem-"

"Ssstttt" ucap Gempa memberi isyarat dengan telunjuk nya di tempel di bibir (Name). Posisi mereka saat ini adalah Gempa mengkabedon (Name).

"JE-LAS-KAN" Sahut Gempa penuh penekanan. Dia benar-benar marah sekarang.

"I-itu.."

--

Author's note :

Hii readers! Author back. Maaf lama ngga post author gak ada ide hwhwhw. Readers : Tapi sekalinya post pendek. Maaf lagi huwaaa😭🤲🏻 Author gaje ini dikejar-kejar tugas;-; Sengaja gantung biar readers penasaran smpe gantung diri.g /dipukul readers. Oke sekian aja dulu yaa makasih semua<33 Jangan lupa voment!😾💕

Maybe We Can Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang