14. Sakit?

445 48 18
                                    

GEMPA POV

Walaupun dulunya aku tidak mencintai (Name), tapi aku tetap bersikap baik. Walaupun hanya pura-pura bahkan sudah bersiap untuk pernikahan kami, kematian ku juga memiliki bagian behind the scene.

FLASHBACK

"Aku mencintainya. Dan aku akan menikahi dirinya!" ucapku penuh penekanan kepada Nona Liana, maksudku Yaya dan asistennya yg bodoh.

"Sudah berani ya? Hm. Berani melanggar peraturanku Tuan Boboiboy Gempa?"

"Aku tidak takut kepadamu!! Ku beri kau kesempatan. Jika menganggu hidupku dan keluarga ku lagi, maka kau akan menyesal."

--

"Mereka akan keluar dari mall itu. Bersiaplah kalian."

"Uhuhuhu, ini membosankan."

"Jangan bersikap seperti anak kecil Taufan!! Jika Yaya mengetahui ini maka kau akan mati saat ini juga."

Taufan bergidik ngeri dan merinding kecil. Yaya memang sangat kejam. Oh iya, ngomong-ngomong soal Taufan? Dia adalah kekasih Yaya yang turut ikut dalam berjalannya rencana ini.

Dan perempuan yang berbicara dengan dirinya tadi? Itu adalah Liya. Dia berpura-pura menjadi pacar Taufan didepan Hali dll hanya untuk membantu Yaya.

"Hari ini kau nampak cantik ya, Liya." goda Taufan pada gadis disampingnya. Bahkan ia menunjukkan wink khas seorang playboy.

Liya mendengus kesal dengan lelaki disampingnya. Jika Yaya mengetahui ini maka dia juga akan mati muda.

"HEY!! Kalau mau mati muda gak usah ngajak-ngajak aku!!"

Taufan terkekeh dan fokus kedepan sambil menunggu arahan dari Yaya. Dia mengendarai truk dan Liya bertugas untuk menerima panggilan.

Thorn? Jangan lupakan ia adalah budak dari Yaya.

"Mereka di depan kalian. Aku ingin kita pulang membawa kabar baik."

AUTHOR POV

Tut. Telepon terputus, Taufan yang merupakan sahabat Hali sendiri dengan teganya mencelakai adik dari sahabatnya. Namun ia menepis pikirannya dan terus bergerak.

--

Seperti biasanya, (Name) tidak pernah sabaran. Dia menyebrang terlebih dahulu tanpa memperhatikan jalan.

Sebuah mobil ambulance melaju dengan sangat cepat ke arah (Name) Gempa yang menyadari hal itu bersih keras meneriaki nama (Name) walau dia sudah lumayan jauh.

"Berhenti disitu, Taufan. Kita tidak perlu mengotori tangan kita. Ambulance itu sangat membantu" terang Yaya tersenyum senang. Ia tidak perlu repot karena,

Gempa sudah tertabrak.

Mata (Name) membulat. Cairan kental yang biasa di sebut darah bergenang disekitar tubuh Gempa akibat tabrakan barusan. Semua barang yang di pegang oleh Gempa terjatuh, dengan cepat (Name) menghampiri dan memeluk tubuh Gempa yang sedang sekarat.

Klakson setiap kendaraan disana berbunyi dan polisi mengamankan lalu lintas. (Name) hanya bisa menangis dan menangis.

"Ah! Jadinya tidak seru!" seru Liya dari dalam truk, ia dan Taufan menyaksikan bagaimana dramatisnya seseorang yang ditinggal kekasihnya dengan cara seperti ini.

"Sudah selesai? Aku pulang ya."

FLASHBACK END.

--

Maybe We Can Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang