12. Aborsi

466 51 6
                                    

Sepulang nya Hali dari kantor, ia langsung saja menghampiri (Name) yang masih dirawat di rumah sakit. (Name) pikir Hali menjenguk karena mengkhawatirkan dirinya.

Solar yang sedang menjaga (Name) pun disuruh keluar dari ruangan karena Hali ingin bicara 4 mata.

"Gugurkan anak itu." bentak Hali spontak sambil menunjuk tepat pada perut (Name) yang masih rata.

"Tidak!" tolak (Name) mentah.

"Kau itu sudah memiliki kekasih! Apa yang dipikirkan orang-orang jika kau mengandung anak dari orang lain? Dan itu adalah kakak dari kekasih mu sendiri." sarkas Hali memegang erat kedua bahu (Name).

"Hey, kau itu suami ku lho." sinis (Name) tersenyum smirk melihat kepanikan Hali saat ini.

"Jangan memutar balikkan pembicaraan ku, aku bilang gugurkan ya gugurkan!" bentak Hali sambil menguatkan genggaman nya.

'Sakit, tapi ini demi nyawa seorang anak.'

"Aku bilang tidak ya tidak!" jawab (Name) tidak kalah kasar.

"Jalang bodoh! Jika Gempa sadar, bagaimana kau akan menjelaskan pada nya hah!?"

Logika (Name) membenarkan perkataan Hali. Namun hatinya menolak, menurut dirinya, seorang anak sama berharganya dengan satu nyawa.

"Tapi.. Tidak, aku tetap tidak akan melakukan nya."

"KAU HARUS SEGERA MENGGUGURKANNYA SEKARANG JUGA JALANG!!"

"Kalau tidak karena perbuatan mu, aku tidak akan mengandung. Kau tau itu?" tanya (Name) sendu, senantiasa mengusap-ngusap perut ratanya sebagai bentuk bahwa ia sangat menyayangi calon bayi nya.

"KAU HARUS SEGERA MENGGUGURKANNYA SEKARANG JUGA JALANG!!"

'Brengsek.'

Pintu dibuka oleh Solar karena ia tidak sanggup harus membiarkan permainan ini berlanjut. Setelah menutup pintu nya, ia pun melakukan aksi pembelaan bagi kakak ipar nya.

"Aghh!!" Hali tersungkur. Tanpa aba-aba Solar langsung saja meninju wajahnya. Beraninya ia bersikap kasar pada seorang wanita? Bahkan mengatainya jalang.

"Bajingan. Ini semua perbuatan mu sialan!!" bentak Solar emosi. Jika tidak ada Solar, kita tidak akan tau bagaimana nasib (Name) sekarang.

"Jangan ikut campur urusan rumah tangga ku."

"Jadi kau sudah mengakuinya Hali?"

"Yaya..."

FLASHBACK

Segelas kopi menjadi teman aksi gadang yang dilakukan Solar malam ini. Layar laptop dan hp yang senantiasa menyala untuk membantu Solar mencari informasi yang ia butuhkan.

"Kak Hali, sudah punya pacar ya? Apa ini alasan dia membenci (Name)?"

"Aku tau! Aku akan manfaatkan Yaya untuk membuat Hali menjadi lebih jinak."

--

"Halo"

"Ya, siapa?"

"Solar, adiknya Hali. Aku butuh bantuanmu."

FLASHBACK END.

"Ya, ini aku. Kau sudah melupakan kekasihmu ini?"

"KAUUU!" bentak Hali sambil menunjuk tepat diwajah Solar.

Maybe We Can Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang