11. Anggota keluarga akan bertambah

440 47 5
                                    

AUTHOR POV

Kabar tidak menyenangkan kembali datang menghantui keluarga Boboiboy, dimana anak tengah kebanggaan keluarga mereka mengalami kondisi kritis.

(Name), sebagai kekasih nya tentu saja merasa sangat khawatir. Ia bahkan meninggalkan masakan nya yang belum sempat terselesaikan demi menjenguk Gempa.

'Hiks, aku gamau kehilangan Gem. Gem, kamu kapan sadarnya...'

"Hiks... Gem, Gempa. Hiks..." isakan itu telah dikeluarkan sedari 3 jam yang lalu. Dimana (Name) terus membuang air mata nya sembari duduk di kursi koridor rumah sakit.

"Ssstttt, udah ya. Gem baik-baik aja, kok." bujuk Mara sambil memeluk (Name) dan mencoba menenangkan menantu nya dengan mengelus-ngelus punggung nya.

--

'Kak, aku tau kau orang yang kuat. Bertahanlah, banyak yang merindukan dirimu.'

'Gem, aku memang bukan kakak yang baik. Cepatlah sadar, kekasihmu merindukan dirimu, Gem.'

'Gem, kau tidak bosan ya baring disitu terus?'

--

Yang tadinya merupakan isakan kecil kini telah berubah menjadi sebuah tangisan yang parau dengan nada penuh kecemasan, hati nya sungguh sangat kacau dan hancur saat ini.

"(Name), sudah ya. Jangan menangis lagi, Kak Gempa baik-baik saja." bujuk Solar membantu Mara untuk menenangkan (Name). Entah kenapa ia benar-benar gelisah.

"Hey jalang, jangan mencari perhatian dengan pura-pura menangisi adikku." bentak Hali di depan seluruh keluarga nya disana, untung saja Amato tidak mendengarnya.

Perkataan 'jalang' yang Hali keluarkan membuat mata Mara sontak membulat. (Name) juga merasakan hati nya berdenyut sakit, Hali memang kejam. Ia tak pernah memandang kondisi jikalau sudah membenci orang.

"Hali!" murka Mara kesal, berdiri dan perlahan memindahkan (Name) untuk bersandar di pundak Solar, kemudian ia langsung saja menampar Hali.

"Ibu!" teriak Hali tak percaya.

"Apa!? Kau beraninya... Kapan ayah dan ibu mengajarkanmu untuk berbicara seperti itu!?"

Dengan segera, Hali pergi dan meninggalkan mereka semua disana.

Pertikaian kecil di depan nya membuat (Name) semakin shock. Kepala nya pusing dan terasa berat, pikiran nya kacau. Tiba-tiba pandangan nya menggelap, dan mata nya tertutup secara keseluruhan.

"Gempa..."

Tubuh (Name) yang berat itu jatuh di gendongan Solar. Solar mencoba menepuk-nepuk kedua belah pipi chuby milik (Name) sembari memanggil nama nya.

"(Name)!"

--

Ruangan dokter tepat bersebelahan dimana ruangan (Name) dirawat. Ia tersadar dari pingsan nya setelah 3 jam kemudian, namun semua orang memaksa (Name) untuk tetap berbaring saja.

"Selamat, ya." ucap dokter tersenyum ramah menatap Solar yang duduk di hadapan nya.

Solar menaikkan sebelah alis nya bingung, dalam hati nya ia bertanya-tanya. (Name) sedang sakit, kenapa dikasih selamat?

"Kamu suaminya?" tanya dokter menatap Solar sambil menuliskan sesuatu dikertas kecil.

"Bukan, dia kakak ipar saya." jawab Solar

Maybe We Can Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang