AUTHOR POV
Atmosfer disekitar mereka terasa sangat canggung. Setelah acara pernikahan, Hali dan (Name) tinggal di salah satu apertemen milik Amato. Kalau mengikut rencana, apertemen sebenarnya disiapkan untuk Gempa putra kedua nya. Karena insiden hari itu. Hali lah yang harus mengantikan posisi Gempa sebagai pengantin pria.
"Eem Kak H-Hali" panggil (Name) gugup. Orang yang seharusnya menjadi kakak iparnya malah menjadi suaminya.
"Jangan panggil aku dengan sebutan itu." ucap Hali dingin. Wajah tampannya terlihat sangat tegas dan penuh kebencian. Tapi (Name) berpikir kalau tidak lama lagi semuanya akan baik-baik saja.
"Emmmm" gumam (Name) canggung sambil melihat ke arah kakinya yang masih menggunakan heels tinggi berwarna putih.
Hali yang menyadari hal itu pun memutuskan untuk membuka suara.
"Tuan." ujar Hali membuka suara.
"A-apa?" kaget (Name). Apakah dia tidak salah dengar?
"T.U.A.N. Apakah cukup jelas?" tekan Hali sambil mengeja disetiap penuturan huruf dan katanya.
"Karena aku tidak sudi menganggap dirimu sebagai istriku apalagi dihadapan semua orang." tambah Hali dan beranjak ke kamar mandi untuk mengganti pakaian nya.
---
Toilet. Tempat terbaik untuk menenangkan diri dan pikiran. Hali sedang berusaha menenangkan pikirannya yang kalut karena hubungannya dengan wanita yang dicintainya-- Yaya nyaris hancur lebur.
FLASHBACK
Beberapa jam lalu, acara akad yang harusnya diselesaikan dengan Gempa sebagai pengantin pria malah terpaksa digantikan dengan Hali karena keinginan orang tua dari dua belah pihak.
"Papa janji sama kamu, kamu boleh ceraikan (Name) saat Gempa sadar nanti."
"Iya Li, kamu gamau kan kalo keluarga kita harus menanggung malu? Gimana nanti sama bisnis papa kamu?" bujuk Mara pada Hali.
"Ibu mohon ya Li, kasian (Name) nya di depan orang banyak kalau pernikahan ini batal." pinta Ibu nya (Name) sambil memegang tangan Hali.
Yaya memandang ke arah Hali dan keluarganya dengan senyum tipis tapi kecewa dihatinya. Menahan air mata nya agar tidak turun dan merusak make up nya. Kekasihnya akan menikah dengan wanita lain sebentar lagi.. Bahkan, ini terjadi sangat mendadak.
Hali memandang ke arah Yaya dengan tatapan tidak enak. Tapi Yaya meyakinkan dirinya dengan tersenyum walau mata nya berkaca-kaca.
'Ini semua gara-gara dirimu (Name)' Perasaan yang seharusnya tidak muncul terhadap sahabatnya. Perasaan benci yang amat besar. Sakit, sangat sakit bila melihat orang yang kau cintai menikah dengan orang lain apalagi itu sahabat mu sendiri. Dan itu terjadi tepat dihadapan mu.
--
Tidak ada yang spesial. Bahkan kedua pengantin baru itu menganggap hari ini adalah hari terkutuk. Harusnya mereka menjadi saudara ipar tapi malah menjadi pasutri.
"Makasih ya Li. Karena kamu keluarga kita gak akan malu." ucap Ibu nya Hali-- Mara, dengan lembut sembari menepuk bahu putra sulung nya.
Deheman singkat di lontarkan sebagai balasan. Dia ingin segera pulang dan menjauh dari kerumunan ini.
"Hati-hati ya sayangg." ucap Ibu Hali dan Ibu nya (Name) secara bersamaan sambil melambaikan tangan kepada anak dan menantunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maybe We Can Love?
FanficMenikahi seseorang yang seharusnya menjadi Kakak Ipar mu adalah hal yang paling tidak disangka! Sosok Adik Tiri yang selalu saja ingin menghancurkan hidupmu tak pernah membiarkan mu hidup dengan tenang. Bagaimana kelanjutan kisah romansa mu dengan s...