17. Tepat sebulan

390 41 19
                                    

Hali sekarang berada di kantor dengan keadaan mabuk berat. Sudah tengah malam, namun ia belum selesai bekerja bahkan lanjut menuangkan wine dalam gelasnya.

Dan ia tidak sendiri.

"Mau aku temenin malam ini?" tanya wanita seksi yang berada disebelahnya sambil menggoda.

"Beneran?"

"Iya. Tapi aku mau tanya dulu, kamu kok sekarang baik sama istrimu? Dia kan udah buat adikmu meninggal."

"Hahahahah! A-aku cuma disuruh sama Solar! Dia... Bilang, aku harus bersikap baik walau cuma sebulan. Aku juga tidak tau... Apa... Tujuannya" jelas Hali dalam keadaan setengah sadar.

FLASHBACK

Setelah membongkar semua kejahatan Yaya. Taufan, Hali dan Solar memasuki mobil untuk segera pulang.

"Bentar, kita ke rumah sakit dulu ya"

"Siapa yang sakit?" tanya Hali penasaran

"(name). Dia keguguran"

"Baguslah, ibu jalang anaknya sialan"

"Brengsek!! Itu darah daging mu sendiri sialan!" bentak Solar marah dan kesal. Saat hendak melayangkan tinju pada Hali, Taufan menahannya.

"Aku tau aku tidak berhak ikut campur dalam urusan kalian. Tapi keadaan (name) lebih penting saat ini."

Solar menghela nafas pasrah dan segera masuk ke mobil. Mereka semua juga masuk dan melanjutkan aktivitas masing-masing.

Sepanjang perjalanan, tidak ada yang berminat membuka suara. Taufan dengan wajah canggung, Solar yang menahan kesal dan Hali yang datar-datar saja.

"Kak, cobalah untuk bersikap baik pada (name). Dia istri mu sekarang. Aku yakin dia sangat mencintaimu seperti dirinya mencintai Kak Gempa" ujar Solar memulai pembicaraan.

"Tidak. Dia yang sudah membunuh Gempa" tolak Hali mentah.

"Apakah kau lebih memilih mencintai seorang penipu seperti Yaya?" sinis Solar dan sedikit tersenyum kemenangan.

"Ck! Apa tujuan mu melakukan ini? Aku tak berjanji akan baik padanya"

"Sebulan saja, ku mohon"

"Baiklah. Sebulan!"

FLASHBACK END

"Kamu udah ga cinta sama Yaya?"

"Tidak... Dia mengkhianati ku."

"Jadi kau mencintai (name)?"

"Mencintai seorang jalang dan pembunuh!? Tidak mungkin!"

"Kendalikan emosi mu, sayang. Aku milikmu malam ini" wanita itu mulai membuka kemeja kerjanya dan mengalungkan lengan di leher hali.

Hali tersenyum manis, dan mulai menggendong wanita itu masuk ke ruangan pribadinya.

--

'Kenapa Hali masih belum pulang? Apakah terjadi sesuatu? Tidak. Aku harus berpikir positif.' batin (name) berucap.

15 menit berlalu dengan (name) terus mondar-mandir di ruang tamu. Perasaan khawatir dan kesal bercampur aduk menjadi satu.

'Apa aku tidur duluan saja?'

Pintu terbuka, menampakkan Solar yang baru saja pulang dengan keadaan sangat lelah.

"(name) kenapa belum tidur?" tanya Solar yang baru saja masuk ke dalam rumah dan melihat (name) mondar mandir.

Maybe We Can Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang