18. Bisa dibilang mantan gak sih?

392 46 13
                                    

AUTHOR POV

"Coba gunakan otak mu, jika ibumu diperlakukan secara kasar oleh ayahmu, dan itu berlangsung setiap hari, bagaimana perasaanmu?" Ice menatap nyalang lelaki dihadapannya. Ia sudah mengetahui semuanya.


"Ayah ku tidak bajingan, sialan" jawab Hali-- lelaki tadi santai namun menusuk.

"LALU KENAPA KAU BRENGSEK HAH!!? KAU MENYAKITI (name) SETIAP HARINYA, BAHKAN KAU MENGGUGURKAN ANAK MU SENDIRI. MANA HATI NURANI MU!?" Ice benci kalau harus melihat sahabatnya tersakiti, apalagi oleh orang yang sangat ia cintai.

Ice mencenkram kerah kemeja Hali dengan kuat, kemudian ia meninju pipi kanan Hali yang menyebabkan darah keluar dari sudut bibirnya.

"Siapa kau sehingga kau berhak untuk ikut campur dalam urusanku?" Hali merapikan jas nya yang sedikit berantakan akibat perbuatan Ice. Lalu ia melayangkan tinju untuk membalas Ice.

"Itu bayaran untuk dirimu yang berani ikut campur dalam urusan keluarga ku." Ice tergeser ke belakang sampai tersungkur akibat tinju yang cukup kuat.

Ice mencoba bangkit sambil memegang memar bekas tinju Hali. Bagaimana pun ia tetap pada pendirian untuk membela sahabatnya.

"Keluarga? Hahahaha! Apa-apaan keluarga yang menyakiti keluarga sendiri?" Ice berhasil bangkit dengan menahan sakit. Ice kembali memukul Hali. Pertarungan antara mereka berdua semakin sengit.

"KAU!!" teriak Hali pada Ice, dirinya semakin emosi.

"KAU HARUS MEMBAYARNYA BAJINGAN!!" Ice pun tak kalah kesalnya, ia marah pada (name) karena menyembunyikan semua ini sendirian.

"Kau tau? Sahabatku ini tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ayah sejak kecil. Dan suaminya menambah bebannya!? Kau sungguh tidak punya hati!!"

Ice termakan emosinya sendiri, ia memukul Hali tanpa ampun. Hali tidak melawan karena ia juga merasa bersalah, tetapi ego nya menentang semua itu. Menurut dirinya (name) lah yang sudah membunuh Gempa dan membuat ia kehilangan kekasihnya.

"Agh!" sekarang giliran Ice yang tersungkur untuk kedua kalinya. Tenaganya habis, ia pasrah atas apapun yang akan Hali lakukan.

'Ini semua demi (name)'

Hali melepaskan jasnya dan melemparnya ke sembarang arah. Saat ia bersiap untuk memukul Ice, teriakan dari depan pintu terdengar sangat keras.

"BERHENTI!!" teriak Vina khawatir pada kekasihnya. Bagaimana bisa ada Vina?

FLASHBACK

"Halilintar adalah bajingan, keadaan sahabatku sungguh miris saat ini"

"Dan kau bisa-bisanya membiarkan kakakmu menyakiti (name) hah!?" bentak Ice pada Solar. Solar hanya bisa menunduk dan merutuk dirinya sendiri saat ini.

"Ssst. Sudah Ice, ini bukan salahnya. (name) ga bakal kenapa-kenapa kok"

"Aku akan menuntut Hali" ujar Ice datar dan dingin.

"Kau tidak memiliki bukti apapun"

"Aku akan tetap memaksa ia membayarnya" menggunakan jaket dan menyambar kunci motor. Bersiap pergi, namun tangan Ice ditahan.

"Aku ikut" pinta Vina. Ia tahu kekasihnya ini memiliki penyakit dan akan lebih baik jika ia menjaganya.

"Aku takut jika kau yang menjadi korban baru."

"Aku ikut" ucap Vina sekali lagi sambil menatap netra biru Ice.

Tanpa mengucapkan sepatah kata lagi, Ice menarik pergelangan tangan Vina dan memakaikan ia helm.

Maybe We Can Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang