23. Cie tsundere

438 44 11
                                    

AUTHOR POV

Dirumah sakit, tepatnya ruangan Hali dirawat sekarang. (name) tengah membereskan barang-barang mereka karena akan segera pulang. Keadaan (name) sudah pulih dan juga Hali walau belum sepenuh nya.

FLASHBACK

"Keadaan pasien sudah membaik. Pasien sudah boleh pulang, minum obat teratur, jaga pola makan, dan istirahat yang cukup ya. Kalau ada keluhan silahkan hubungi saya." ucap dokter berpesan.

"Baik, Dok. Makasih ya." jawab (name) tenang karena keadaan suami nya sudah dapat dikatakan baik. Ia tersenyum tipis namun manis.

"Sama-sama. Kalau begitu saya kembali bertugas dulu"

FLASHBACK OFF

"(name), kenapa Solar ga keliatan? Bahkan papa sama mama juga. Mama kamu juga ga ada kabar nih" tanya Hali penasaran. Sekarang ia sedang duduk di ranjang pesakitan melihat istrinya berkemas.

"Mungkin Solar sibuk. Papa ada urusan di kantor. Ngomong-ngomong... Tadi kamu panggil aku apa?" goda (name) memancing Hali.

"Hah?" Hali memasang pose wajah berpikir. Semakin lama semakin lebar senyum milik istrinya.

'Gua tadi apa-apaan manggil dia pake kamu. Ih! Mampus gimana nih!'

"Ka-kamu?" gugup Hali sambil membuang wajah ke sembarang arah. Wajahnya memerah membuat (name) terkekeh kecil.

"Hahahahaha! Tsundere bgt kamu..." ujar (name) memojokkan Hali supaya ia mengaku.

"Ap- Apaan! Ga ada ya! Aku ga sengaja aja pake kata kamu." sahut Hali membela dirinya.

"Tuh tuhhh... Aku, kamu... Ngaku aja ih!" ucap (name) mulai memaksa suami nya untuk harus mengaku.

"Ya ya terserah!" pasrah Hali.

"Hahahaha"

--

SOLAR POV

Memakan es krim di taman, bersama dengan sahabat terbaik sepanjang hidupku. Ia terlihat sangat manis dan lucu saat memakan es krim ini dengan belepotan.

"Solar, you know what? This is the best ice cream i've ever eaten!" ucapnya antusias. Ya, memang begini karakter Wilona.

"Me too. More, i eat with the sweetest best friend." jawabku tersenyum tulus.

"Wh-What the hell?" jika kalian ada disini, pasti kalian akan mendukung ku untuk mencubit pipi nya yang sedang nge blush. Sangat imut!

'I want you to know that I consider you more than a best friend, Solar. But i realize you love someone else is better than me.'

--

"Aku kembali ke Amerika." jawab ku singkat. Kakak ipar ku alias (name) menelepon dan menanyakan dimana diriku.

"Kenapa kau tidak memberi tahu kami?" tanya nya datar. Uh! Aku benci harus berurusan dengan mereka, tapi bagaimana pun mereka keluarga ku.

"Apa urusan mu?"

"Solar!" bentak Hali yang ku rasa ada di sebelah nya.

"Aku sudah meninggalkan surat di meja. Sudah ya, aku sangat sibuk saat ini." singkat ku, padat dan jelas bukan?

--

BRYAN POV

Terdengar suara bising di belakang sana. Sepertinya mereka yang tengah ku culik mencoba kabur. Namun tidak perlu dihiraukan. Mereka tidak akan bisa kabur.

"Ssst! Mara! Mara! Di samping mu ada kaca! Manfaatkan itu!" bisikan ini milik istri pertama ku. Aku mendengarnya, tetapi percayalah. Mereka tak akan bisa kabur.

Terkecuali, Amato atau menantu ku yang datang untuk menebus mereka. Hahahahaha.

Pintu dibanting keras, terlihat istri kedua ku datang dengan memakai pakaian rapi dan menggunakan tas mahal yang baru ia beli semalam.

"Sayang! Kamu udah cari pengacara untuk anak kita Yaya? Masa kamu tega biarin anak kamu di penjara terus?" baru masuk sudah menyerocos dan membahas yang tidak penting. Menyebalkan.

"Belum ketemu." sahutku singkat. Aku tidak mau memancing keributan.

"Pasti kamu ga cari kan!? Masa udah 3 bulan ngga ketemu? Aku ga percaya!" menyebalkan, sifatnya membuat ku membenci dirinya. Jika saja bukan karena dia sudah hamil pada saat itu, aku tidak ingin menikah dengannya.

"Ya karena belum ada uang nya. Kau lupa? Setiap hari kau meminta uang untuk memanjakan dirimu sendiri. Sekarang kita hanya mengandalkan dua wanita di belakang kau tau!" jelasku membentaknya. Kedua wanita di belakang hanya menyimak, tetapi tetap berusaha melarikan diri.

"Tapi, Tarung dan Kikita! Mereka juga marah padaku karena anak nya juga ditahan! Pikirkan hal itu. Jika Tarung bertindak, kita akan tamat." benar juga apa yang dikatakan olehnya...

--

TAUFAN POV

"Liya! Kenapa kamu ga usaha buat lepasin aku dari sini hah!? Aku udah capek disini terus! Ayo cepetan cari pengacara buat aku!" titah Yaya pada kekasihku. Hari ini aku menemani dirinya menjenguk sahabatnya di penjara.

"Tapi... Maaf, Yaya. Aku ga bisa bantu kamu lagi..." cicit kekasihku. Aku yakin dia merasa ketakukan, pasalnya Yaya wanita yang gila.

"Whats!!? Tapi kenapa? Aku sahabat kamu tau ga?" bentak nya pada Liya. Aku yang sedari tadi menunggu pun masuk ke tempat mereka bertemu.

"Sahabat apa yang manfaatin sahabat sendiri hah? Tingkah mu lebih mirip seorang jalang. Aku buta pernah mencintai mu. Ayo kita pulang, Sayang." ujar ku pada Yaya lalu aku mengajak Liya untuk pulang.

"Sayang? Ada hubungan apa kau dengan Taufan hah!? Dia milikku sialan!" memegang kedua bahu Liya lalu memaksa Liya menatapnya. Sungguh wanita yang menyebalkan.

"Kau tidak berhak untuk mengatur calon istri ku, Yaya." singkat ku.

"Ca-calon istri?" lirih Yaya.

"Selamat tinggal. Membusuk lah di penjara." perpisahan yang dengan cara yang buruk tetapi ini adalah keputusan terbaik.

--

AMATO POV

"Apa? Istri ku belum ditemukan? Agh! Rencana licik ini pasti milik Bryan yang brengsek! Tidak akan kau dapatkan sepeser pun harta ku." kata ku pada orang disebrang telfon.

"Kak Tarung akan membantu mu. Kabari saja padanya." ucapnya memberi saran.

"Tidak sekarang. Aku yakin aku masih bisa menangani ini sendiri. Tetap cari Bryan dan kabari aku, ya." ujar ku.

"Baik" setelah itu, telepon pun terputus.

'Kau salah karena membangunkan singa yang tertidur, Bryan.'

--

Author's note :

Hai semua, sebenarnya ini masih belum lama tapi author uda up aj wkwkwk. Kmren sempat berusaha menghilang dari wp utk bbrp hri soalnya author kurg fit dan buntu huweee, tp demi kelen author ttp up. Jd dukung author dgn vote dan komen ok! See you <3


Maybe We Can Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang