READERS POV
Semalam aku bermimpi, Hali tersadar dan meminta maaf kepada ku. Bahkan mengajakku untuk memulai kehidupan bersama. Sayang sekali itu hanya mimpi.
Yang aku inginkan sebenarnya banyak. Tapi seandainya hanya satu yang bisa ku dapatkan saat ini juga, aku akan sangat bahagia.
Masih seperti kemarin, keadaan Hali belum ada kemajuan sama sekali. Jika Tuhan mengizinkan, aku siap untuk menggantikan Hali disana.
Setelah kejadian beberapa bulan lalu yaitu kepergian Gempa yang sempat membuatku depresi sesaat, aku tidak rela jika harus kehilangan suami ku lagi.
Tapi.... Setelah dia sadar, aku ingin dia menyebutku dengan panggilan 'istriku' awalau sudah terbiasa dengan panggilan jalang.
'Salahkah jika aku berharap?'
SOLAR POV
Besok adalah tepat tiga hari dimana aku akan kembali ke Amerika. Tetapi aku sama sekali belum memberi tahu siapapun.
Ya, karena aku yakin mereka tak peduli dengan diriku. Aku masih dan sangat sangat berharap kalau (name) akan menerima dan belajar mencintai diriku.
'Apa harapanku terlalu besar?'
--
ICE POV
Menemani kekasihmu berbelanja dan melihat senyum bahagia nya adalah salah satu sumber kepuasan tersendiri. Aku merasa beruntung bisa mengenal Vina, bahkan menjadi kekasihnya.
Berawal dari kulit pisang yang membuat kami saling mengenal bahkan jatuh cinta.
FLASHBACK
"Vin!! Bantuin bawa setengah bukunya!" teriak perempuan disamping Vina. Dia ditugaskan mengantarkan beberapa buku ke perpustakaan.
"Ihhh, iya iya! Padahal ini kerjaan kamu ish." Vina memasang wajah kesal, ia seharusnya bisa menikmati mie ayam nya dengan tenang.
Saat setengah dari buku itu sudah ditangan Vina, ia malah mengobrol dengan teman nya sepanjang jalan ke perpustakaan.
Karena tidak melihat jalan, Vina terpeleset oleh kulit pisang yang menyebabkan semua buku ditangannya terlempar ke atas dan Vina hampir jatuh terduduk.
"CIEEEEEEE!!" Vina membuka matanya melihatku yang sedang menahan punggungnya agar tidak jatuh. Banyak yang berteriak histeris bahkan iri pada kami berdua.
"Aaaaaa!! Kamu siapa!!? Turunin aku!!" teriaknya lebih histeris daripada manusia yang menonton. Jadi aku langsung melepaskan dirinya dan dia terjatuh.
"KOK KAMU TEGA SIH!!"
"Tadi situ suruh saya turunin kan?"
FLASHBACK OFF.
Aku terkekeh kecil mengingatnya, bagaimana dulu Vina begitu menyebalkan dan aku yang begitu dingin.
Dia bisa menerima semua kekuranganku, dia mencintaiku apa adanya.
Saat aku bersama sahabatku (name), banyak yang mengatakan kami adalah sepasang kekasih yang sangat cocok. Tetapi Vina sama sekali tidak cemburu.
Dia sangat dewasa dan pengertian, namun cerewet jika bersama ku. Aku ingin tetap bersamanya.
Tapi hasil lab ku kemarin...
FLASHBACK
"Kanker anda sudah mencapai stadium akhir, sudah disarankan untuk tidak melakukan aktivitas berat dan terlalu kelelahan. Saraf otak anda sekarang tidak bisa bekerja dengan normalnya tuan, Ice. Dengan ini kami vonis usia anda tersisa satu tahun lamanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Maybe We Can Love?
FanfictionMenikahi seseorang yang seharusnya menjadi Kakak Ipar mu adalah hal yang paling tidak disangka! Sosok Adik Tiri yang selalu saja ingin menghancurkan hidupmu tak pernah membiarkan mu hidup dengan tenang. Bagaimana kelanjutan kisah romansa mu dengan s...