Kedua langkah kaki terus berjalan menuju kembali ke rumah, sembari memikirkan pembicaraan tadi tentang membuat obat-obat itu. Jika obat herbal menggunakan rempah-rempah aja, tidak masalah. Kalau membuat obat seperti obat yang terjual di apotek akan menjadi masalah besar. Jika tidak mendapatkan izin terlebih dahulu.
Pikiran Yuta menjadi cenat-cenut sesekali melihat langit malam penuh dengan bintang-bintang membuat langit malam tersebut, jauh lebih indah. Lalu Yuta mempercepat langkahnya menuju ke rumah. Saat sudah sampai ia berhenti melihat Ena duduk di teras menunggunya. Wajah wanita itu kusut karena mengantuk.
Yuta menghela nafas kasar. Tidak tahu kenapa? Jika ia berada di samping Ena, sifat dingin seolah memasuki tubuhnya. Yuta memasukkan kedua tangan di saku celananya. Setiap kakinya melangkah, membuat Ena perlahan membuka sedikit mata yang terpejam setelah menunggu lama.
Yuta.
"Yuta kun! Akhirnya kau pulang juga!" ucapnya senang, bangkit berdiri membuat Yuta mengerutkan kening. Tidak seperti biasa, wanita di hadapannya ini bersikap seperti ini.
Apa baru pertama kali, Ena tinggal disini dan pertemuan mereka baru di mulai kemarin. Jadi Yuta merasa aneh dengan wanita di hadapannya ini. Ena memegang lengan Yuta menarik pria tampan polos, lugu serta sifat dingin tidak menentu masuk ke dalam rumah. Pintu rumah tertutup rapat.
Kedua mata Yuta terbelalak melihat hidangan makan yang banyak. Perut Yuta sebenarnya sudah kenyang tadi tapi. Ena menatap ke Yuta yang masih diam melihat aneka makanan sudah berada di atas meja.
"Makanlah! Aku yang buat ini semua." kata Ena memakan makanannya dengan lahap.
"Sendirian?"
"Tentu saja. Aku bosan di rumah terus jadi aku pergi aja membantu orang. Eh tidak tahunya di beri upah padahal aku mengerjakan dengan ikhlas." cerita singkat Ena memakan makanannya dengan lahap lalu ia mengambil udang dan melahapnya.
"ENAK!"
Yuta diam saja setelah mendengar cerita Ena. Ia mengambil udang dan memakannya, pria itu terdiam sejenak setelah udang di ambilnya ia lahap. Selama ini ia tidak merasakan kelezatan masakan seorang ibu atas kecelakaan itu. Bahkan ibunya jarang pulang ke sini. Yuta merasa kalau ia sudah pulang ke rumah.
Ena melihat wajah Yuta lamat-lamat sembari mengunyah makanan itu perlahan. Wanita tersebut takut, jika masakannya di lidah orang lain, tidak enak.
Dahi Ena berkerut samar,"tidak enak ya?" tanya Ena membuat Yuta sadar dari ruang imajinasinya yang sempat membawanya melayang ke udara.
"Enak!" hanya ucapan itu yang keluar dari mulut Yuta. Pria tersebut segera memakan makanan di atas meja, masakan Ena. Ia tidak peduli kalau sebenarnya Yuta selesai makan malam bersama Dokter Asahi dan Tamaki.
Melihat Yuta melahap makanan dengan lahap, Ena merasa sangat senang sekali. Biasanya ia hanya memasak untuk dirinya sendiri bukan orang lain lalu pergi bekerja di Bar melayani orang-orang yang berkunjung di sana. Sekarang, Ena tidak mau bekerja di sana. Ia ingin bekerja di tempat lain yang membutuhkan dirinya.
"Kau sangat menyukai makanan itu." kata Ena tersenyum.
Yuta menghentikan makannya sejenak melihat Ena merasa senang dan kedua pipi wanita itu, memerah. "Apa kau masak sendiri? Masakanmu seperti masakan ibuku." jawab Yuta jujur membuat Ena bertambah tersipu malu.
Baru pertama kalinya masakannya di puji.
"Be-benarkah?" Tanya Ena memastikan kalau Yuta benar-benar mengatakan itu. Yuta mengangguk mantap.
"Iya, aku serius."
-Black Hawk-
Di sisi lain tempat yang gelap ada empat orang berjaket tudung tengah menatap lamat pada pria di depannya. Salah satu orang mencabut Id name yang tertulis, Dr. Ichiro Asahi. Pria berwajah sangar itu menatap dokter di depannya, tersenyum miring.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Hawk [The End]
Science Fiction{Buku Pertama: Sekolah Aneh Buku Kedua: Misteri dan Memori Buku ketiga: Black Hawk Buku keempat: Kembali SA Buku Kelima: Penggila Cinta} [Di tulis: 18-07-2021] [Di Update: 17-08-2021] [The End: 21-02-2022] [Genre: Fiksi Ilmiah/Fantasi/Misteri/Aksi]...