11. Firasat

20 5 0
                                    

Di ruangan operasi terlihat seorang gadis berumur 18 tahun tengah terbaring lemah di atas brankar. Begitu banyak alat-alat yang terpasang di anggota tubuh gadis itu. Suara mesin pendeteksi jantung berjalan dengan normal, lalu garis-garis tersebut menunjukkan kinerja detak jantung pasien mulai ada kelemahan.

  Nafas gadis malang tersebut naik turun tidak beraturan lalu ada seseorang memakai baju perawat masuk ke dalam ruangan operasi. Ia cepat-cepat menganani pasien tersebut. Di dalam tubuh gadis itu ada cairan yang begitu cepat menelusuri aliran darah serta melawan bakteri jahat yang ada di dalam tubuhnya.

   Obat tersebut merangsang ke sel-sel di jantung kemudian menuju ke sel DNA. Perawat yang ada di dalam ruangan operasi segera memanggil Dokter Asahi. Di sisi lain Yuta dan Dokter Asahi tengah menikmati pemandangan taman kecil rumah sakit.

Yuta bercerita tentang banyak hal ke Dokter Asahi yang jelas bukan tentang obat yang dibuat oleh Yuta, jika obat tersebut sudah dipakai oleh dokter lainnya maka keadaan tidak akan baik-baik saja terutama diri Yuta.

Pria itu berharap, obat itu tidak digunakan oleh Dokter Asahi buat operasi bedah hari ini.

"Bagaimana operasinya? Lancar?" tanya Yuta tersenyum.

Dokter Asahi tersenyum juga," syukurlah, operasinya lancar jaya. Dan sedikit keajaiban di sana yang mungkin membuat semua ini tidak masuk akal." katanya membuat Yuta mengerutkan kening, menoleh ke pria disampingnya.

"Tidak masuk akal?" ulang Yuta suara kecil. Dokter Asahi mengangguk mengiyakan menceritakan kejadian operasi pasien yang tertimpa kecelakaan. Yang seharusnya salah satu kaki harus diamputasi karena di dalam kaki itu terdapat penyakit ganas. Yang untungnya belum menyebar ke seluruh gadis Malang itu.

Setelah salah satu perawat memberikan suntikkan ke pasien dan memulai operasi. Setelah pembersihan luka, Dokter Asahi serta perawat di dalam rumah sakit dikejutkan keajaiban yang tidak terduga saat operasi berlangsung. Jadi Dokter Asahi tidak jadi mengoperasi pasien dan langsung memasang alat-alat yang ada di dalam ruangan itu sebelum dipindahkan kembali ke kamar. Buat berjaga-jaga jika tubuh pasien terjadi apa-apa.

  Yuta sangat takjub mendengar keajaiban itu, ia tersenyum senang mendengarnya seperti apa yang ia inginkan selama ini. "Syukurlah. Aku yang mendengar itu merasa senang." kata Yuta dibalas senyum Dokter Asahi.

"Dokter! Pasien! Kondisi tubuhnya tiba-tiba melemah." ucap perawat terburu-buru. Dokter Asahi terkejut mendengar kabar buruk itu, ia langsung berlari cepat dan Yuta juga mau ke sana ke ruangan operasi untuk memastikan pasien itu secara langsung.

  Kedua kaki melangkah terburu-buru menelusuri lorong rumah sakit menuju ke ruang operasi. Yuta berada di belakang Dokter Asahi lalu terdengar suara panggilan, memanggil Yuta membuat langkah terburu-buru itu berhenti, menoleh ke empu yang memanggil.

"Yuta!" panggil Tamaki.

"Ada apa Tamaki?" tanya Yuta menatap lekat pria yang berjalan menghampirinya.

"Wanita penuding! Datang ke sini, ia ada di lobby rumah sakit. Tidak mau masuk." ucap Tamaki memanggil Ena dengan sebutan wanita penuding, karena ia menuding seseorang yang tidak-tidak.

Pria mesum.

Yuta mengerutkan kening heran dan segera menghampiri Ena di lobby rumah sakit. Seorang wanita berdiri di lobby rumah sakit, menunggu seseorang dengan terus memandang ke depan. Pria itu berjalan menghampiri Ena, ingin memanggil Ena wanita itu sudah menyadari kehadiran Yuta, tidak lupa dengan seulas senyum terukir jelas di bibir wanita itu.

"Yuta kun!" panggilnya nada gembira.

"Kamu kenapa ada di sini?" tanyanya keheranan serta ia datang kesini tanpa membawa bekal.

Black Hawk [The End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang