Ena melepaskan alas kakinya setelah sampai di rumah barunya. Rumah baru yang harusnya dua orang menjadi satu orang saja serta asing. Pemilik tuan rumah sudah pergi entah kemana berharap Ena bisa menemuinya suatu saat nanti. Ia teringat kata-kata Naozumi kalau ada hal yang ganjal di sebuah kasus Yuta dan Ena teringat sesuatu tentang uji coba suntikkan. Sebelum di bawa ke rumah sakit sebagai stok obat gawat darurat.
Ya, Yuta menyuntikkan salah satu suntikkan-nya di tubuh seekor tikus yang mengusik keributan di belakang rumah pada malam itu. Wanita tersebut masuk ke dalam dan ingin memasang perangkap tikus. Namun, ia terkejut kalau di belakang ada Tamaki yang sudah memasang jebakan tikus.
"Tamaki?" tanyanya menghampiri pria tersebut. Tamaki menoleh melihat Ena sudah pulang dari pekerjaannya.
"Kau ke sini ngapain dan kamu—"
"Aku ingin menjebak salah satu tikus yang pernah di tangkap oleh Yuta waktu itu. Karena jalan-jalan satunya di hewan kotor tersebut. Ia menyuntikkan di tikus yang Yuta tangkap waktu itu. Pasti kau tahu, Ena." katanya cepat dan memasang umpan sebagai penutup.
Pria tersebut meletakkan jebak-kan di belakang dekat dengan pembuangan air yang bolong. Berharap malam ini dapat tikus itu. Semoga bisa mendapatkan dan tuhan berkehendak karena hanya ini saja, keadilan terlihat dan bagaimana reaksi semua orang serta seorang kepolisian tersebut plus orang yang menuduh Yuta tidak-tidak.
Tamaki teringat ketika Yuta dituduh oleh pihak pasien reaksi Yuta terkejut dan bingung harus menjawab bahwa itu kecelakaan atau tidak. Yuta juga takut serta merasa kasihan menatap keluarga yang di cap korban atas insiden tersebut. Plus para hukum juga mengklaim bahwa suntikan Yuta tanpa surat izin adalah penyebab pasien itu mati karena dibunuh oleh seorang apoteker.
Tuduhan besar dan fitnah besar untuk mengklaim kalau Yuta tidak bersalah. Ucapan Yamada yang Tamaki temui ia laksanakan segera. Mata Ena membulat sempurna dan bertanya-tanya dalam hati serta pikirannya tentang bagaimana bisa Tamaki bisa tahu kalau Yuta pernah menyuntikkan salah satu suntikkan buatannya berada di tubuh tikus yang pernah Yuta tangkap.
"Bagaimana bisa kau mengetahui soal itu?" tanya Ena to the poin , nada sedikit curiga.
Tamaki tersenyum miring ke Ena, berkata,"aku tadi menemui seseorang. Ia sangat serius dan mengaku pernah bertemu dengan Yuta." balasnya. Ena mendelik sejenak, apa yang dikatakan Tamaki barusan mengenai Yuta.
Ena menatap tajam ke mata cokelat Tamaki penuh keseriusan. Tamaki menceritakan apa yang tadi di rumah sakit terjadi dan ia di beri sesuatu yaitu kertas. Entah itu dari siapa dan terlihat sangat penting maka dari itu Tamaki menuju ke taman, tempat yang sudah di janjikan.
Ena begitu menyimak apa yang Tamaki ceritakan secara nyata. Orang bernama Yamada itu menyuruh Tamaki mencari tikus tersebut karena itu jalan satu-satunya menyelamatkan Yuta. "Jadi begitu ceritanya. Aku juga menitipkan pada pria asing tersebut untuk menyelamatkan Yuta dari kegelapan." kata Tamaki menatap Ena yang diam membeku.
"Aku tidak mau, dirinya masuk ke dalam jurang lebih dalam lagi. Ia buronan sekarang dan masih dicari oleh kepolisian. Dia kabur dari penjara." kata Tamaki membuat Ena mengigit bibir bawahnya bingung harus berbicara apa tentang perihal ini.
Menurutnya ini sudah menyulitkan dan membuat kepala Ena ingin meledak. Ena juga harus mencari kebenaran atas peristiwa ini, mereka tidak mau melihat Yuta bertambah masuk ke dalam jurang kegelapan. Dan Ena sangat berharap kalau ia bisa hidup bahagia bersama pria baik hati serta hatinya begitu tulus membantu. Tanpa sadar, Ena menyimpan rasa sejak awal bertemu malam itu.
-Black Hawk-
Teh hangat ia tuangkan ke gelas dan meletakkan di sebelah piring Tamaki. Mereka berdua sekarang tengah makan berdua bersama. Ena jadi teringat ketika Yuta ingin berangkat berkerja ke rumah sakit, keduanya setiap hari sarapan bersama dan makan bersama.
Melihat Yuta tengah menikmati hasil masakannya enak seperti buatan ibu Yuta sendiri. Pria tersebut terus menerus melontarkan kata ibunya dan memuji masakan Ena.
Yuta yang malang pasti kehidupan mu selama ini sangat berat sehingga kamu rindu sama masakan ibumu, batin Ena tersenyum dan mulai menyantap makanannya.
"Itadakimasu." katanya kemudian memakan nasi dan lauk pauknya masuk ke dalam mulutnya.
Tersenyum tipis dan berkata dalam hati bahwa masakannya buatan sendiri itu. Oishii, batinnya.
Tamaki selesai dengan makanannya sembari mengambil tusuk gigi untuk membersihkan giginya dari sisa makanan yang masih nempel di sela-sela gigi ratanya. Ia melihat Ena juga sudah selesai menyantap makanannya.
"Setelah aku sudah mendapatkan tikus itu. Aku akan pergi ke apartemen baru Asahi. Aku tanpa sadar menaruh curiga ke pria itu." kata Tamaki membuat Ena tidak percaya apa yang dikatakan oleh Tamaki.
"Itu tidak benar!"
"Mana mungkin orang sebaik Asahi bisa melakukan itu pada pasien. Memangnya dia punya dendam apa? Membunuh pasien dan mengkambing hitamkan Yuta agar masuk ke dalam penjara?" kata Ena panjang kali lebar membuat Tamaki menatap lekat wanita di hadapannya, jengkel.
Tidak terima kalau Tamaki dengan santai langsung menuduh Asahi begitu saja. Bahkan kamera cctv di waktu tersebut tidak bisa dilihat secara jelas dan meng-zoom melihat dokter bersama Yuta. Data kunjungan dokter pun udah lenyap seperti ada yang di sembunyikan.
"Sifat orang-orang itu tidak bisa ditebak Ena. Bisa saja, orang jahat menjadi baik dan orang baik berubah menjadi jahat bahkan lebih jahat dari orang jahat asli." kata Tamaki meneguk habis teh hangat yang sudah mendingin sedari tadi.
"Coba bayangkan! Ketika kamu waktu itu di teror seseorang yang merusak jendela lalu besoknya dokter Asahi pergi. Dia menghilang selama beberapa hari dan saat kami berdua datang ke apartemen. Ia pindah." kata Tamaki mencoba yakin kalau musuh selama ini ada di depan mata.
"Aku yakin pasti dia merencanakan semuanya." lanjutnya dan Ena hanya bisa diam membuang muka dengan tatapan lesu.
-
-
-
-Kedua mata hijaunya melihat keenam eksperimennya ingin mencapai kesempurnaan. Ia menghampiri tabung yang berisikan anak kecil laki-laki yang berusaha di dalam sana. Yuta tersenyum senang dan berharap ia berhasil melakukannya. Yuta melihat tuas di sampingnya, tangan itu ia tarik ke bawah dan anak laki-laki itu membuka kedua matanya.
Ada di sekeliling tubuhnya mengeluarkan sedikit petir kecil. Jadi Yuta menarik tuas yang ketiga untuk menghisap semua air yang ada di dalam tabung tersebut. Tubuh anak laki-laki itu seketika melemas dan untungnya ada tali yang diikat menggantung di pergelangan tangannya jadi tubuh lemas tersebut tidak sampai jatuh ke bawah. Anak laki-laki itu hanya bertekuk lutut memejamkan mata dan membuka mata.
Tenaganya selama ini cukup menguras dan juga efek dari suntikkan yang di berikan oleh Yuta. Kazuki hanya bisa mengamati tuannya yang dibantu oleh beberapa anak buah untuk melepaskan ikatan di tubuh anak laki-laki berumur 9 tahun itu. Yuta memeluk anak laki-laki itu.
"Sebentar lagi kau bebas tetapi kau harus ikut denganku karena jika tidak dengan cara itu. Maka nyawamu bakal dipertaruhkan." bisik-nya mengelus rambut anak tersebut di pelukannya.
Tidak lama kemudian anak itu melepaskan pelukan Yuta menatap pria di depannya dengan tatapan nyaris kosong. Apa dia akan bertahan setelah melewati eksperimen manusia ini? Suntikkan yang diberikan oleh Yuta tidak terlalu menguras tenaga hanya saja membutuhkan sedikit adaptasi dalam tubuh.
"Coba kamu bangkit berdiri seperti dulu. Tubuhmu sangat lah lemas dan tidak baik buat kesehatanmu juga." pinta Yuta pada anak itu.
Ia langsung mencoba bangkit berdiri memegang tangan Yuta. Lalu Yuta bertanya sesuatu ke anak tersebut.
"Coba kamu ayunkan salah satu tanganmu atau kau gerakan saja asal anggota tubuhmu. Nanti bakal keluar energi khusus dalam tubuhmu." kata Yuta berjalan mundur sedikit menjauh dari anak laki-laki itu.
Ia melihat kedua tangannya sejenak dan menuruti apa yang dikatakan oleh Yuta barusan. Kazuki yang ada di kejauhan melihat secara langsung hasil eksperimen Hekima Yuta "berhasil" dan bakal akan menjadi dunia gempar tentang eksperimen ilegal ini. Memasukkan cairan ke tubuh manusia sehingga menimbulkan efek dalam tubuh manusia yaitu kekuatan.
"Ti-tidak mungkin!" ucapnya tercengang volume pelan.
-Black Hawk-
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Hawk [The End]
Science Fiction{Buku Pertama: Sekolah Aneh Buku Kedua: Misteri dan Memori Buku ketiga: Black Hawk Buku keempat: Kembali SA Buku Kelima: Penggila Cinta} [Di tulis: 18-07-2021] [Di Update: 17-08-2021] [The End: 21-02-2022] [Genre: Fiksi Ilmiah/Fantasi/Misteri/Aksi]...